Episode 4
Wuuush!
Mini Divine. Sebuah teknik sihir.
“Bagaimana kau mengetahui sihir? Billy?” tanya Demos terkejut.
Billy tampak tersenyum sumringah.
“Aku membawakan seorang lawan untukmu. Dia adalah manusia yang lumayan menarik. Aku ingin mengikutinya sampai kita memang benar-benar dimusnahkan olehmu,” ujar Billy.
‘Anak ini serius. Dia sepertinya kebosanan setengah mati’ batin Demos.
Tap!
Kini, berdiri azza yang mengambil panah apinya itu.
Orang itu membelalak.
‘Sihir mini Divine adalah versi kecil dari sihir takdir. Di dalam ruangan buatan itu. Mereka sang target harus memenuhi apa yang sudah terencana dalam hal ini sepertinya yang terencana dalam ruangan sempit gua ku ini. Adalah serangan panah api itu’ batin Demos melihat itu.
Heh!
Demos tampak bersiap dengan pedangnya itu.
Flasback.
Saat itu azza mengikuti Billy.
“Kita akan langsung lawan bos saja,” ujarnya.
“Apa kau yakin?” tanya Xavi.
“Ya! Bos itu adalah seorang iblis level terendah. Dia diampuni sebagai gantinya dia harus jadi penyiksa juga. Saat itu, aku berhasil mempelajari beberapa kekuatan yang dia bilang sihir. Aku punya rencana di mana akan aku jebak dia dengan sihir. Dia tak kan membalasnya dengan baik. Maka dari itu. Aku yakin kita pasti menang,” jawab Billy serius.
“Hmmm!”
Flasback off.
Tap!
Lalu, tampak kini azza mulai menarik panahnya itu.
“Pertarungan dimulai!” teriak Billy dan membuat sihirnya itu agak berubah dan sedikit meluas. KIni ruangan itu lebih luas kagi. Arena untuk pertarungan mereka.
Dalam sihir mini Divine.
Tampak, azza mulai membidiknya. Sembari melihat pedang warna merah itu.
“Itu adalah pedang algojo no. 1690. Antemos. Pedang itu hanya pedang biasa. Tapi, ada satu senjata yang harus diwaspadai yaitu Chikara.”
Syut!
Satu panah langsung terbang melesat ke arah Demos yang belum siap untuk berdiri itu.
‘Sial’ batinnya kesal.
Blaaaar!
Ledakan api hebat tercipta dan berputar di sana. Mata milik Billy dan azza terlihat menyelidik.
Wuuush!
Tampak, Demos pun sepertinya mengeluarkan senjata lain yang berwarna biru dan meneteskan cairan berwarna senada.
Chikara. Bentuknya seperti benda panjang yang melengkung. Ada sebuah pegangan yang panjang dan bisa dia eratkan pada tubuhnya juga.
“Chikara adalah senjata yang akan membuat dia mengabaikan hukum serangan. Jika kau menyerang jarak jauh. Maka, senjata itu akan berubah menjadi serangan jarak dekat sekaligus membuat Demos terlindungi.”
Lalu, kini azza pun keluarkan tombak. Dia panah dengan tombak itu.
Mata Demos tampak sedikit terbelalak.
“Dan kelemahan terbesarnya mungkin dua hal. Jika bukan dengan cara menggunakan senjata jarak menengah untuk mengecoh kemampuan Chikara. Mungkin dengan menggunakan senjata jarak pendek digabung dengan senjata jarak jauh.”
Wussssh!
Tampak, tombak itu pun siap untuk dilepaskan oleh pemuda itu.
Hyaaaaaaa!
Tampak, hal itu pun sepertinya akan menuju Demos. Tampak Chikara seperti berdengung dan blaaaaar!
Trang!
Billy tampak menatap kesal. Karena tombak itu bisa ditahan dengan mudah.
Demos tidak gunakan kemampuan Chikara ataupun senjata itu sendiri. Melainkan dia menggunakan senjata lainnya yang dia pegang. Antemos.
‘Jadi begitu, fungsi Antemos yang terlihat biasa itu. Sepertinya akan menetralisir efek kekuatan dari pedang lainnya yaitu Chikara. Sialan, aku tak pernah memikirkannya’ batin Billy sangat kesal.
“Ini di luar perkiraan kita,” ujar Xavi yang muncul.
Azza tampak diam dan fokus.
“Sepertinya kau tahu banyak ya Billy. Soal semua pedangku ini. Tapi, tampaknya kau tak memprediksikan kegunaan lain dari Antemosku ini,” ucap senang Demos.
‘Sialan kau!’ Batin Billy marah.
Demos gunakan Antemos untuk mencegah perubahan kecil dari efek besar Chikara. Bukan hanya saat suatu serangan musuh datang saja.
Tampak, Demos pun tertawa karena itu. Lalu, dia pun bersiap. Kali ini Chikara berubah menjadi pedang biru biasa.
Heh!
Dia terkekeh.
Azza pun menangkisnya dengan sigap.
Trang!
Serangan milik Demos sangat luar biasa. Lalu, Azza pun terluka di kepalanya itu. Tebasan yang kejam.
Lalu, Billy membantu dengan kekuatannya itu. Menjauhkan Demos.
Blaaar!
Sementara menunggu luka itu pulih. Azza tampak menyerang musuh dengan panahnya itu.
Trang-tang trang!
Semuanya ditangkis oleh Demos dengan Antemos. Kemudian, Demos pun maju perlahan dari kekuatan api milik Billy juga.
Hyaaaa!
Akan menghujam keduanya.
Trang!
Dengan tangannya itu. Tampak, hal itu bisa ditahan oleh azza walau dia harus kehilangan satu tangannya itu. Menunggu beberapa menit untuk tumbuh lagi.
Demos menatapnya kesal.
“Anak manusia, cukup menarik dan kuat juga nyalimu,” ujar Demos melihatnya itu.
Tampak, Demos pun menyerang lagi. Namun, dihindari. Dia sepertinya agak keberatan dengan Antemos dan Chikara. Maka dari itu, azza bisa menghindarinya.
Demos tampak sebal. Dia lalu menghilangkan Antemos yang lebih berat dari Chikara.
Hyaaaa!
Dengan begitu tampak dia pum bisa mencincang-cincang tubuh orang itu.
Krassh Krassh Jrasssh Jrasssh!
Namun, sihir Divine membuatnya harus berhenti saat beberapa saat.
‘Sialan kau Billy’ batinnya kesal.
Sihir takdir yang tak bisa sembarangan untuk digunakan dan dihancurkan oleh sang target.
Lalu, saat pulih Azza pun menyerang lagi dengan suatu tendangan. Namun, Chikara berubah menjadi senjata pelindung tajam. Hal, itu membuat kaki milik azza terbelah.
Lalu, kembali lagi bahkan kini kepalanya diputus oleh Demos.
“Heh!”
Demos memandang remeh padanya itu. Lalu, azza pun bangkit dan menyerangnya.
Demos menjauh karena serangan itu dengan sejumlah panah api. Membuat ledakan besar itu.
Dari sini kita tahu. Panah api itu sepertinya syarat dari aturan sihir ini. Di mana Demos sepertinya tak boleh sembarangan dengan panah itu.
Panah terus dia lesatkan ke arah Demos. Lalu, sang iblis tampak menghindarinya ke atas.
Pada saat itu, dia mengubah Chikara menjadi panah juga. Dalam hal ini dia menyerang balik. Billy harus berlindung dengan apinya itu.
Blaar balar balar blaaar!
Panah biru itu tak membuat ledakan yang terlalu besar. Membuat decih kesal berbunyi pada mulut dipenuhi gigi pancip Demos.
Tap!
Azza mendarat dan tampak mengambil tombaknya itu. Kini dengan hal itu. Dia bisa mengimbangi Demos dalam jarak dekatnya.
Hyaaa!
Demos menembakkan panah itu. Lalu, dengan cepat anak bernama azza mengelak ke samping. Namun, dengan cepat Demos sudah datang lagi dan dengan Chikara yang kini berbentuk pedang. Demos akan membuat tubuhnya jadi dua bagian.
Namun, berkat tombak kerasnya itu.
Trang!
Dia pun membuat Demos kini menggunakan senjata panjang juga. Setelah dua hal itu saling bertemu di udara.
Kembali lagi Demos coba menyerang. Tusukan itu dihindari dengan mudah. Lalu, dengan tombak dan dirinya yang melayang ke belakang musuhnya. Azza pun tampak membuatnya harus menerima sedikit dorongan ke samping.
Trang!
‘Sial‘ batin Demos.
Iblis memang kuat. Tapi, kesombongannya itu membuatnya bergerak lambat dalam beberapa hal.
Tampak, Demos pun maju lagi. Namun, serangan kembali ditangani dengan baik. Dirinya terus mengejar dan menyerang Azza yang kini melesat ke arah atas.
Blaaaar!
Keduanya lalu mental ke arah masing-masing lagi.
Tap tap!
Lalu, Demos pun bangkit dan kini melihat anak itu masih bisa berdiri lebih dulu dari pada dia. Dia lalu mengganti senjatanya itu. Menggunakan Antemos di sana.
Gyaaa!
Demos maju dan menebas. Namun, itu dihindari. Efeknya ******* besar saat dia menebas hal kosong pada musuhnya itu. Lalu dengan tombak itu. Azza menyerang terhadapnya.
Trang!
Ditahan lagi. Kemudian, Demos maju ke arah samping anak itu. Trang!
Ditangkis lagi. Lalu, orang itu maju lagi dan ditahan dengan begitu kuat dan lincah. Billy melihat senang hal itu.
‘Karena dia tak bisa leluasa gunakan kekuatan Chikara miliknya di tempat ini. Dia harus mempertahankan kecepatannya itu di dalam sihir Divine ku ini’ batin Billy.
Trang trang trang trang!
Blaaaaar!
Azza mendarat setelah terpental.
“Kekuatan orang itu diluar batas kita. Jika kita punya kekuatan dari luar. Mungkin kita bisa menandinginya,” ujar Xavi di leher anak itu.
Lalu, Demos pun maju kagi dengan Chikara. Membuat Xavi terpisah lagi dengan tubuh azza.
Krassh!
‘Kekuatan terbesarnya adalah. Saat menggunakan senjata biru yang bisa berubah-ubah sesuai kondisi’ batin Xavi.
Tap!
Tampak, tertebas kepala anak itu. Lalu, dia pun bersiap untuk menangkis tebasan kuat itu.
Blaaaaaar!
Anak itu terpental dan masih bisa mempertahankan seluruh tubuhnya dari semua usaha memotong mematikan lawannya.
Tap!
Lawan langsung lari lagi. Trang!
Mereka adu tebasan dengan lihai. Lalu, kembali mengganti senjatanya lagi. Dengan Antemos dia pun mentalkan musuh dengan kuat.
Blaaaaaar!
Tampak, musuh utuh di sana.
“Saat dia menggunakan pedang merah. Kita serang dengan panah api saja!” teriak Xavi.
Lalu, dengan itu. Panah api terus dilesatkan. Namun, musuh masih bisa bertahan dengan pedang besarnya itu.
Blaaar blaar blaaar!
‘Dia mencoba manfaatkan situasi’ batin Demos terus menghindar.
Blaar blaaar blaaar!
Demos terus menghindari dari semua itu. Lalu, dia pun tampak menahan satu ledakan besar.
Blaaaaam!
Billy tampak bersorak. Dia mengira itu berhasil.
Wuuush!
Demos langsung menebas azza dengan kecepatan diluar biasanya itu.
Sering!
Membagi dua tubuh itu lagi.
Dia pun berhenti saat keadaan musuh seperti itu. Billy tampak mencoba mempertahankan sihirnya itu. Lalu, dia menghentakan tangannya itu.
Demos menatap ke arah potongan tubuh azza yang menyatu lagi.
“Manusia yang sudah mati ya?” ujar remeh Demos. Azza tampak berjongkok saat sudah kembali lagi. Lalu, ditebas oleh musuhnya itu.
Blaaaaaar!
Dia terpental ke belakang sana.
“Sudah kubilang kita butuh kekuatan dari kuar,” ujar Xavi meracau dari tadi.
‘Kekuatan yang ku kekuarkan tadi. Karena aku baru saja mendengar tentang kesepian. Sepertinya itu tak bisa kugunakan saat ini’ batin Azza sembari bayangkan kekuatan cahaya puth yang dia gunakan lama dari ini.
Lalu, melihat ke arah hadap yang mana lawan mau menggunakan Antemos.
‘Sial, dia gunakan kekuatan kuatnya saat kita tak bisa melihatnya’ batin Xavi yang terpental bersama dengan azza lagi.
Blaaaaaaar!
Tampak, Azza pun berdiri. Lalu, dia pun tampak menemukan kekuatan baru lagi.
Apakah itu? Tampak azza mengulas senyum yang tipis di hadapan Demos yang menatapnya dari kejauhan.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments