Episode 2
Groaaaaarg!
Masih dalam petarungan itu. Tampak, kini semua serangan dari penjagal bersenjatakan itu. Tampak mengenai tubuh monster manusia besar itu. Tak lain sang manusia yang sudah mati di alam neraka.
Azza wa Jall.
Tampak, dirinya pun kesakitan karena itu.
Groaaaaarg!
Beberapa prajurit menyerang bagian samping dan telinganya dengan tusukan itu. Dia pun kesakitan.
“Heh! Dasar manusia bodoh!” teriak semua penjagal itu.
Groaaaaarg!
Tampak, kini tubuh besar itu limbung. Satu orang tampak menendangnya.
Blaaaar!
Azza pun tampak telentang di sana.
“Bagus! Kita hanya perlu mencolok matanya itu!” ujar saru orang penjagal.
“Biar aku saja!”
Saru orang yang menggunakan pakaian penjagal seram itu. Lompat ke arah atas monster itu. Akan tetapi dia kaget.
Groaaaarg!
Monster itu tampak membuatnya mental ke atas. Di tempat itu tampak di sebuah gua yang besar. Dia pun sampai ke atas sana dia yang menggunakan senjata Auxilian Hell itu. Tampak memandang tak suka pada azza itu.
“Monster ini sepertinya bisa nenjadi besar seperti ini! Karema dia barusan mengalahkan mahkluk Torna!” ujar satu penjagal di sana.
Beberapa orang di sekitarnya berpikir.
“Ya! sepertinya memang begitu!”
Groaaaaarg!
Azza monster pun bangkit dan kini mengangkat tangannya yang membesar dan Debuuuuum!
Menghentak tanah yang dipijaki beberapa orang yang berkumpul itu.
Wuush!
Asap tebang ke mana-mana. Lalu, tampak satu orang yang berdiri di atas sana. Kini, mulai maju ke arah azza yang tepat di bawahnya itu.
“Sialan kau! Mahkluk hina!” geramnya. Dia tampak keluarkan cahaya merah bersama senjatanya.
“Jurus pamungkas!” geramnya juga.
Wuuuush!
Lalu, orang itu memutar pedang yang amat panjang itu di sampingnya.
Hyaaaaa!
Azza lalu merasakannya setelah dia menahan beberapa serangan yang dilakukan orang lain yang seperti itu.
Lalu, dia pun mencoba serang orang itu.
Wuuush!
Azza menghindar dan langsung meninju tubuh kecil penjagal itu.
Blaaaar!
Atap-atap tak hancur hanya karena pukulan azza itu. Lalu, orang itu ternyata sudah menghindar. Gerakannya sepertinya cepat tadi.
Hyaaaa!
Gunakan senjatanya itu dia mencoba menyerang bagian leher bawah azza.
Groaaaaar!
Tak disangka azza membesar lagi.
Blaaaar!
Dia pun tampaknya terpental dan tak jadi menyerang karena sebuah tekanan itu.
Dirinya pun tampak mencoba berdiri bersama beberapa rekannya di sana yang juga sekarat. Terlihat, satu kawannya itu sangat sekarat dan asap misterius juga keluar sedikit sekali dari tubuhnya.
Namun, belum sempat orang itu menolongnya.
Groaaaarg!
Azza di atas sana secara mengejutkan menggunakan sesuatu dari udara itu.
“Apa?!”
Mata semua orang terbelalak.
“Itu senjata Auxilian Hell dalam versi Black impulsif!” teriak beberapa penjagal melihat hal itu. Hal yang diluar nalar mereka.
“Apa sebenarnya manusia ini?” tanya satu penjagal gemetaran.
Groaaaarg!
Tampak di atas sana. Satu tombak pebdek namun besar. Kini, dipegang oleh azza raksasa dan sepertinya siap untuk diluncurkan ke arah mereka semua. Bersama dengan teriakan ganasnya itu.
Groaaaaarg!
Azsa pun tampak memulai. Menarik hal itu ke belakang. Semua orang akan bersiap menghindar ataupun menahannya.
Salah satu mengangkat tangan. Membuat suatu energi biru di depan sana.
Laku, azza tanpa pikir panjang lagi. Menembakkan tombak itu.
Blaaaaaaaaaaaaaar!
Ledakan hebat tersaji.
Namun, satu orang tampak selamat. Dia tampak berlari dari dalam gua keluar.
“Aku akan laporkan ini pada ketua semua penjagal. Dewa Amorka!” ujarnya di sana. Lalu, terbang ke atas sana.
Wuuush!
Keadaan di tempat azza kini lebih tenang. Sepertinya tak ada orang. Lalu, azza tampak berdiri dan sudah dalam mode manusia biasanya lagi.
Azza kemudian melihat tombak kegelapannya itu. Yang dia dapat dari kekuatan orang-orang ini.
Lalu, setelah asap mulai reda. Kini berceceran semua hal di sana. Tentang bagian-bagian tubuh dan isi organ itu.
Mata azza lalu melihat ada satu tangan di sana. Kemudian, dia tampak menghampirinya. Sembari dia meletakkan tombak itu di punggungnya. Menempellah benda itu secara baik di sana.
Heh!
Dia lalu menyentuh tangan itu. Mengangkatnya. Lalu, dia memasangnya di bagian lehernya itu.
Kraaaaak!
Pada saat itu. Entah bagaimana kesadaran Xavi keluar dan berada di dalam tangan itu. Tangan itu tampak mempunyai mata merah milik mahkluk penyiksa Xavi.
“Kau!” ujar Xavi sebagai pembuka.
Lalu, azza pun pergi dari dalam gua itu keluar sana. Keadaan neraka di sana sudah sepi sekali
Di dunia manusia hidup. Tepatnya tempat itu, Irania.
Di mana semua penduduk kebanyakan di dunia ini menganut agama yang disebut sebagai Malsi. Saat ini. Tampak, ada satu atau beberapa anak yang kini meratapi sesuatu.
“Ini tak adil bukan?” ujar satu anak perempuan itu.
Beberapanya tampak menangis juga.
“Azza itu Prophet. Aku merasakan hal baik di dalam dirinya. Aku yakin itu, tapi kenapa mereka semua ...”
Satu anak yang lebih dewasa itu tampak. Meratapi hal menyedihkan yang sudah berlangsung lewat dua hari itu.
Mereka semua adalah orang yang berharga bagi azza. Bahkan, azza pun menyadari mereka.
Kini azza melangkah di sbuah tempat di neraka.
Dia tampak menatap kke arah sebuah gunung api itu.
“Azza! Jika kau ingin keluar dari tempat ini! Kau seharusnya mengalahkan satu per satu semua penyiksa. Dalam hal ini mungkin kau bisa,” ujar Xavier di lehernya itu. Kini, tangan itu berubah jadi pulih dan menyatu serta berbentuk wajah dengan mata dan mulut milik Xavi. Sang penyiksa itu.
Azza sendiri tampak melakukannya. Lalu, dia pun sepertinya akan memasuki tempat penyiksaan lain. Di sana tampak semua orang dipanggang ramai-ramai.
“Ini tingkat selanjutnya. Sang penjagal itu sepertinya punya kekuatan api yang tak terbatas!” ujar Xavi di lehernya.
‘Jadi begitu’ batin azza. Dia melihat pemandangan itu yang tak ada habis-habisnya. Lalu, melihat ke beberapa tempat.
Xavi pun langsung menyahuti tingkah itu.
“Kau tak akan temukan pelaku dari semua api ini! Karena pelakunya saat ini tak ada di sini,” ujar Xavi.
“Di mana?”
Tampak, di sebuah ruangan. Terdengar musik yang berirama berdecak ria. Tempat itu semacam klub atau pesta malam.
Tampak, azza pun memasuki tempat itu. Yang mana di atas sana ada satu poster yang dihiasi berbagai gambar wajah menyeramkan.
“PESTA ULANG TAHUN BILLY”
“Billy, selamat ulang tahun!”
“Billy, selamat ulang tahun!”
“Billy!”
“Billy!”
“Selamat ulang tahun!”
Tampak, suatu perkumpulan mahkluk-mahkluk menyeramkan dan aneh. Mereka tengah menyalami selamat pada satu mahkluk yang agak gendut. Dia punya banyak mata yang miring itu di sebagian kepalanya.
“Ya! Ya! Terima kasih semuanya!” ucap monster aneh itu.
Lalu, azza pun memasukinya.
Dia lalu mengambil tombak hitamnya itu. Lalu, bersiap untuk menyerang.
Laku, di tempat itu. Tampak semuanya masih menyalami monster aneh itu.
“Billy, kau masih muda. Jangan cari masalah ya!” ujar beberapa mahkluk aneh itu.
Orang itu tampak tertawa mendengarnya.
“Tenang saja. Semua hal bisa aku atasi dari jauh.”
“Billy, kau juga jangan lupa untuk bertugas ya!”
“Sudah kubilang. Aku bisa mengurusnya di mana pun!”
Lalu, dari belakang sana. Lompatlah si azza dan akan menusuknya.
“Aku orangnya! Yang punya sumber kekuatan api ini!” ujar azza lalu ....
Blaaaaaar!
Meledakkan di sana.
Tap tap tap tap tap!
Tampak, Azza tak menyangka dia terikat oleh sebuah api.
Lalu, satu orang yang mahkluk aneh incarannya itu. Menatapnya dengan tatapan marahnya itu. Yang juga aneh.
“Sayang sekali, manusia yang berontak. Aku akan ku hukum sepuluh kali lipat panasnya lagi!” ucap mahkluk penyiksa incaran azza itu.
Wush!
Azza mencoba melepaskan diri. Saat ini orang-orang lain entah mengapa tak ada. Kini, azza seperti ada di dalam sebuah dimensi panas. Yang berwarna seperti api yang panas dan kental itu.
Heh!
Sang penjagal itu tersenyum sinis padanya.
“Entah bagaimana bisa ada orang sepertimu. Tapi ini cukup menarik. Di hari ulang tahunku ini. Aku akhirnya mendapatkan kejutan yang sebenarnya,” ujar orang itu.
“Yang dia maksud. Orang-orang tadi. Hanyalah bagian dari kekuatannya saja. Jadi, dirinya juga yang mengendalikannya. Semuanya adalah hal yang ada di dalam kehendaknya,” ujar Xavi memberi informasi.
‘Jadi begitu’ batin Azza menyimak.
“Ini sangat bosan kau tahu. Aku bekerja untuk membakar, memanggang. Lalu tertidur. Berulang-ulang! Itu membuatku stres,” curhat mahkluk aneh itu.
Xavi tampak muncul lagi.
“Dia mungkin punya pemikiran seperti diriku. Coba kau ceritakan tujuanmu,” ucap Xavi.
Azza tampak mencoba melepaskan ikatan itu.
Brak!
Ternyata itu mudah. Dia sendiri juga heran.
“Oh, kau akan mengajakku untuk bermain atau bersenang-senang?” tanya mahkluk itu dengan wajah berbinar.
“Aku manusia yang berada di paling bawah. Lalu, aku ingin keluar dari neraka,” jawab azza polos.
‘Sial, penjelasannya itu terlalu nyata dan kurang dibuat untuk meyakinkan’ batin Xavi sial. Dia memperhatikannya..
Tampak, mahkluk itu berpikir keras mengenai itu.
“Hmmmm, sepertinya itu menarik. Ayo aku ikut!” ujar mahkluk itu bersemangat.
‘Apa? Dia dengan mudah mengikutinya? Hanya dengan kata-kata pendek itu saja?’ Batin Xavi tak menyangka.
Dalam pikirannya. Dia mengharapkan azza menjelaskan dari detail dari hidup bahkan sampai dengan memperkenalkan dirinya sebagai seorang yang akan membantunya. Dirinya yang sudah bersiap dengan itu. Tampak mendengus sebal.
Lalu, mereka semua tampak berjalan menuju ke sebuah tempat yang dikelilingi pohon api.
Tampak, beberapa manusia terikat dengan pohon api. Pohon itu mengeluarkan akar-akar yang membuat mereka hangus seketika.
“Ini adalah tempat siksaan yang lebih kejam. Mereka semua menghanguskan manusia itu dan membuatnya merasakan rasa itu dalam satu jam,” ujar mahkluk itu.
Azza melirik. Dia lalu melihat beberapa orang hangus itu. Azza lalu mencoba sesuatu.
“Hey, apa yang ingin kau laķukan?” tanya mahkluk itu. Xavi juga heran.
Lalu, tampak azza mencoba menyentuh satu pohon itu.
Pohon itu disebut pohon Al Khuda. Pohon itu bisa memunculkan sebuah buah api yang mana itu bisa jadi senjata penghangus masal. Pohon itu akan menumbuhkan hal itu di saat sesuatu hal yang mengenai sesuatu yang masih misterius itu. Dirasakannya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments