...HAPPY READING...
... :...
...----------------...
Keringat bercucuran di wajah Alanaka terlihat kali saat ini dia sangat lelah. Yah bagaimana tidak lelah? jika waktunya satu harian di habiskan dalam acara pernikahannya, tambah lagi saat sampai di rumah suaminya dia menjadi pembantu dadakan.
Tadi Bibi Leni atau sang kepala pelayan yang telah mengantarkannya menuju gudang di halaman belakang Mansion mewah itu, memberikannya alat-alat bersih-bersih. Dan yah tanpa berleha-leha dia langsung membersihkan ruangan terkutuk itu. Apalagi saat ini tubuhnya sudah sangat gatal minta untuk dibersihkan.
"Hah... Naka semangat-semangat"
"Hah... ta-tapi tetap aja lelah"
"ayolah ini ruangan sudah berapa tahun tidka bersihkan? Mengapa sungguh jorok sekali? "ucap Alanaka dengan penuh eluh kesah. Saat ini dia sungguh-sungguh sudah sangat lelah, tapi yah... begitulah.
" Tuhan Naka udah lelah, saat ini Naka ingin istirahat. Badan Naka udah betul-betul lelah banget"
"Hah... Alanaka sepertinya hidup mu tudai di ijinkan untuk mengeluh, maka dari itu kau harus semangat" memang aneh dia yang tadi ngeluh, eh tiba-tiba semangat lagi. Tapi sebenarnya itu lebih baik.
Izinkan ku lukis senja
Mengukir nama mu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis tertawa
Biar ku lukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
Tuk temani mu yang terluka
Hingga kau bahagia
(Mari seketika kita adakan konser nyanyi bersama dalam hati. Hehehe)
Saat ini yang bisa membantunya menyingkirkan lelah sejenak adalah dengan menyanyi. Debu yang aturannya masih banyak untuk di sapu, akhirnya lambat laun menghilang di telan bulatnya tong sampah.
"Jatuh cinta ini gimana yah rasanya? " entah kemana kaburnya pemikiran Alanaka, karena tiba-tiba dia menanyakan pertanyaan yang dari awal tidak terpikirkan.
"Sepertinya jatuh cinta itu enak? "
"Tapi. Ayolah Alanaka kamu sudah menikah, jadi jauh kan lah pemikiran mu tentang yang namanya cinta, kecuali cinta untuk suami mu"
"Ha? Cinta untuk suami? "percayalah saat ini Alanaka terlihat seperti orang gila yang berbicara sendiri dan yang menjawab juga sendiri. Seperti orang gila bukan?.
Lemah, letih, lesu. Akhirnya segala usahanya telah terbayar. Ruangan yang awalnya terlihat terkutuk berubah menjadi ruangan yang kecil tapi penuh kerapian.
Mendapatkan ruangan kecil seperti ini tidaklah masalah bagi Alanaka, karena sebenarnya ruangan ini lebih baik daripada ruangan yang menjadi kamarnya di keluarga Himalaya.
"Apakah aku akan tidur dilantai?" entah kenapa saat mengeluarkan pertanyaan untuk nya sendiri, hati Alanaka berdenyut sakit.
"Hah... sepertinya aku salah pemikiran, mungkin kamar ku dulu lebih kecil daripada ruang ini. Tapi setidaknya di sana aku mendapatkan kasur meskipun kasurnya kecil dan keras.
" Permisi Nyonya, ini bibi ada membawa kasur kecil"senyum manis terukir di bibir Alanaka saat matanya memandang ke arah bibi Leni yang membawa sebuah kasur kecil yang modelnya dapat di gulung.
"Wah.... Naka senang bibi, tadi barusan saja Naka kira bakalan tidur di lantai. Eh tidak taunya bibi langsung datang. Pokoknya sekarang bibi adalah pahlawan Naka"
Mendengar perkataan serta melihat senyum manis Alanaka. Tiba-tiba hati Bibi Leni berdenyut perih. Hingga bibirnya berkata "Nyonya ada-ada saja bilang bibi pahlawan, yang ada bibi bukan pahlawan Nyonya. Masa bibi ngasih Nyonya kasur kecil seperti ini sudah di katakan pahlawan? Bibi kan jadi merasa bersalah Nyonya".
" Bibi bilang apa sih. Mau kasurnya kecil ataupun besar itu semua bagi Alanaka sangat berharga bibi. Jadi bibi tidak perlu merasa bersalah lagian ini tidak salah bibi"senyuman manis lagi-lagi terukir di bibir Alanaka.
"Eh ngomong-ngomong kenapa yah bibi manggil aku Nyonya?"
"Bibi manggil Nyonya karena Nyonya kan istrinya Tuan"
"Ah begitu?. Tapi Naka tidak suka mendengarnya bibi, jadi Naka mintak tolong sama bibi untuk manggil Naka itu dengan nama Naka"
"Bibi tidak berani Nyonya. Bibi takut Tuan marah"
"Ayolah bibi, Naka yakin kok Tuan gak akan marah" sebenarnya saat ini Naka binggung sekali ingin menyebut Nexlon dengan apa. Jika disebut suami tingkah lakunya tidak seperti seorang suami?. Jika dipanggil Tuan dia bukan seorang pekerjaan yang mengabdi padanya? Tapi dari antara kedua itu memanggil Tuan adalah jalan terbaik.
"Baiklah Naka. Maafkan bibi"
"Untuk apa bibi minta maaf? Kan Naka sendiri yang meminta"
"Naka bibi ijin pamit, banyak lagi pekerjaan bibi yang belum selesai"
"Baiklah bibi, Naka juga ingin membersihkan diri. Naka sudah boleh kan bibi untuk memberikan diri? "
"Sudah boleh, Naka bibi pamit yah"
"Dadah bibi. Bibi semangat kerjanya yah"
Setelah bibi Leni pergi. Alanaka memilih memasuki kamar mandi kecil yang ada di ruangan itu, tapi sebelum itu dia terlebih dahulu mengunci pintu.
Oh yah, semua barang-barang Alanaka yang dibawanya telah berada padanya yah. Tadi bibi Leni sendiri yang juga mengantarkannya kepada Alanaka.
"Akhirnya, badan ini segar" Akhirnya badannya tidak lagi gatal minta untuk di bersihkan. Jika kalian bertanya kenapa bisa ada kamar mandi di gudang? Maka jawabnya adalah sebelum itu menjadi gudang dulu itu adalah sebuah kamar seorang tukang kebun yang memiliki fasilitas lengkap walaupun serba sederhana dan kecil. Tapi sekarang tukang kebun itu telah pindah ke kamar khusus seluruh pekerja di Mansion ini.
Di Mansion ini. Kamar pelayan lebih baik daripada kamar Alanaka sendiri,yang notabene Nyonya di Mansion ini. Tapi apa boleh buat? Jika suaminya saja tidak mengganggap nya istri.
Merebahkan dirinya di kasur kecil itu setelah membentangkannya, menjadikan satu tangan kasarnya menjadi bantal untuk kepala dan untuk satu lagi di biarkan terlipat di perut. Kasur yang sedikit empuk tapi kecil, tidak adanya bantal, serta tidak ada juga selimut menjadikan keadaannya sangat menyedihkan. Bahkan piama lusuh yang di gunakannya seperti tidak layak dipake, karena warnanya pudar semakin memperkeruh keadaan menyedihkannya.
"Kukira pilihan ku ini adalah suatu hal yang tepat. Tapi sepertinya itu tidak benar, terlihat saat hari ini masih hari pernikahan saja. Dia memperlakukan ku dengan sangat kejam"
"Keluar dari kandang buaya. Eh gak tau-taunya masuk kandang singa... "
"... Sepertinya diriku ini sangat suka di mangsa predator"
"Ini sudah jam berapa yah?, sepertinya sudah malam" Memang langit di luar telah menunjukan malam. Sudah banyak waktunya terkuras. Dari tadi sore sampai di Mansion ini, sampai harus membersihkan kamar barunya tidka terasa waktu telah berlalu sangat cepat. Pantas saja Bibi Leni membawakannya kasur jika saat itu saja sudah beranjak malam.
"Alanaka ayo pejamkan mata mu, tengelam lah dalam kesunyian malam. Dan menyatuhlah dengan suara hewan-hewan kecil diluar. Jadikan diri mu ini seperti putri tidur tapi berbeda versi" Itulah perkataan terakhir dikatakannya sebelum menyatu dengan kesunyian malam.
... :...
...TO BE CONTINUE...
...----------------...
⚠typo bertebaran, akan di revisi jika cerita sudah tamat.
Jangan lupa:
LIKE
KOMEN
SHARE
JADIKAN FAVORIT
SETIA NUNGGUIN AUTHOR UP
SEE YOU NEXT TIME :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Kisman88
Ck.... kasihan
2022-12-29
1
Kisman88
memberikan? membersihkan Thor
2022-12-29
0
Kisman88
hehehe memang gilak sihhhh
2022-12-29
0