"Mau kemana sayang? Kenapa? Kamu takut hamil? Aku udah siapin banyak alat pengaman kok, jadi tenang aja." Dimas tersenyum smirk, sialnya senyuman itu menjadi sangat menakutkan untuk Fasya.
"Enggak sayang, kamu pasti bercanda kan? Kamu tau aku gak mau lakuin ini selama belum ada hubungan yang sah menurut hukum dan agama." Fasya menolaknya, tapi dia masih bisa tersenyum memaksa, dia terus menjauh dari Dimas.
Fasya mundur secara perlahan-lahan.
Tapi sialnya!
Siapa yang meletakkan dinding disana?!
Fasya tidak lagi bisa mundur karna tubuhnya sudah terpojok di tembok, ia terhimpit diantara Dimas yang mendekat dan tembok yang kuat.
"Gak apa-apa sayang, ini gak sakit kok oke? Dibanding sakit, ini malah akan terasa sangat nikmat. Percaya sama aku kalau kamu juga bakal suka." Dimas masih tersenyum smirk, jari telunjuknya menguasai wajah Fasya, setelah dia puas memegang dagu Fasya, dia tarik jari jemarinya dari pelipis hingga dagu.
Apa itu romantis? Tidak untuk Fasya! Itu menakutkan, sangat menjanjikan, Fasya ingin lari sekarang juga.
"Aku gak mau, aku mohon aku gak mau lakuin itu Dimas." Fasya sudah menangis, bulir hangat itu sudah memenuhi wajahnya, dia menatap penuh belas kasih di wajah Dimas, dia berharap Dimas melepaskannya.
Bukan.
Bukan seperti ini Dimas yang Fasya kenal, bukan seperti ini Dimas yang dia tau, bukan seperti ini Dimas yang dia cintai.
Dimas yang Fasya cintai adalah Dimas yang baik perilakunya, hangat perkataannya, sopan perilakunya, penuh cinta murni yang tidak di dasari nafsu.
Lantas siapa pria ini? Siapa binatang buas yang kini menatapnya bagai mangsa?
"Katanya kamu cinta kan sama aku? Katanya cinta, buktiin dong. Katanya aku yang paling kamu sayang di Dunia ini, mana buktinya? Ayolah sayang ini romantis tau." Dimas masih mencoba merayu, agar hubungan ini terjalin atas dasar suka sama suka, bukan paksaan.
Tapi tidak, ini bukan hal romantis yang Fasya bayangkan sejak tadi, ini menakutkan, Dimas yang sekarang terlihat mengerikan.
Saat seorang pria sedang dalam pengaruh nafsu yang besar, dia jadi sangat mengerikan, mungkin itu benar.
"Katanya kamu juga cinta sama aku kan? Kalau gitu buktiin, jangan sakiti aku, jangan paksa aku kalau aku gak mau. Kamu sayang kan, kalau gitu jaga aku bukan malah melukai aku dengan cara kamu bertingkah kayak gini." Fasya masih berharap bahwa Dimas-nya bisa kembali normal, dan dia bisa melepaskan Fasya. Fasya bahkan sampai gemetar ketakutan sekarang.
"Kamu gemetar? Gugup ya? Gak usah malu, aku akan mengajari mu banyak hal, Fasya-ku ini kan sudah 21 tahun, sudah dewasa, karna kau masih perawan kau tidak tau apa-apa, kau masih pemula, kau tidak tau nikmatnya bagaimana kan? Kalau begitu, biarkan aku yang sudah profesional ini membimbing mu."
Professional?
Fasya tidak tau, dia yang naif dan bodoh atau Dimas yang licik? Tapi yang jelas, entah bagaimana akhirnya nanti, Fasya akan memikirkannya dengan kepala dingin jika akal sehatnya sudah terkumpul sempurna.
Yang sekarang ingin Fasya lakukan adalah lari dari sini, lari dari pria yang haus akan nafsu.
"Walau aku cinta, bukan berarti aku akan kasih kamu segalanya! termasuk kehormatan yang udah aku jaga!"
Prankk!!
Fasya mengambil vas bunga yang ada di meja dekat dirinya, dia langsung memukulkan vas bunga itu ke kepala Dimas.
"Akhh sakit! Dasar perempuan sialan!" Dimas memegangi kepalanya yang mungkin sudah sedikit berdarah akibat pukulan keras dari Fasya.
Fasya mendorong tubuh Dimas yang sudah melemah, dia lari dari kamar itu, lari dengan cepat menyusuri koridor hotel yang tampak sangat sepi.
Dan sialnya
Saat Fasya kembali menoleh ke belakang, dia melihat bahwa Dimas sudah mengejarnya. Fasya menguatkan tumpuan di kakinya, dia berlari lebih kencang lagi.
"Akhhh!!"
Namun pada akhirnya sia-sia, karna Dimas berhasil menangkap rambut Fasya, dia menjambak kasar rambut gadis itu.
"Mau kemana Hah? Berani-beraninya kamu lari dari aku!" Dimas menarik rambut Fasya kuat, sampai Fasy menjerit dan kepalanya terhentak.
"A-aku mohon, aku gak mau, jangan lakuin itu." Fasya menangis dengan pilu, suaranya menyakitkan hati, wajahnya benar-benar sangat memelas, dia memohon, amat sangat memohon agar Dimas melepaskannya, Fasya gak mau lakuin itu.
"Aku bilang aku mau lakuin itu, ikut aku, aku bakal hukum kamu!" Dimas menarik paks rambut dan tubuh Fasya.
Sakit sekali,
takut,
Semua perasaan itu menjadi satu.
Tidak ada lagi Dimas yang hangat dan penuh cinta, yang ada hanyalah Dimas yang kasar dan penuh gairah nafsu menyeramkan.
"Aku enggak mau, aku mohon, kamu cinta aku kan? Kalau gitu tolong jangan sakiti aku." Fasya masih memohon dengan amat sangat memelas. Suaranya memyesakkan.
"Cinta? Hahah? Apanya yang cinta, kamu makan tuh cinta! Sejak awal aku deketin kamu cuma pengen tidur sama kamu, karna kamu cantik dan tubuh mu bagus, apanya yang cinta! Sekarang setelah akting ku yang susah payah jadi orang baik dan perhatian masa aku ga dapetin apa-apa, kan gak lucu. Makanya, malam ini aku bakal puas-puasin pake kamu, anggap aja ini hadiah khusus dari aku buat kamu di hari ulang tahun kamu yang ke-21." Dimas tertawa kasar, sepertinya dia sangat menikmati saat-saat itu.
Fasya menatap Dimas tidak percaya, dia benar-benar mengatakan itu di depan Fasya? Sejak awal niat pria itu mendekatinya hanya untuk menikmati tubuhnya?
Fasya tidak salah dengar kan?
"Bajingan kamu! Beraninya ka--"
"Sena, dia pacar asli ku tau. Dan aku cuma kepikiran buat menikahinya, gak ada niatan buat nikahin kamu, tapi malam ini sebagai hadiah ulang tahun, kamu tetep aku tidurin." Dimas tersenyum tanpa tau malu, seolah ucapannya adalah hal yang wajar, seolah-olah dia tidak melakukan dosa apapun.
Satu fakta mengejutkan belum bisa Fasya terima, tapi fakta lain kini mulai menyerangnya dengan begitu menyakitkan.
"Ka--akhh!!"
Belum sempat Fasya menyelesaikan apa yang dia katakan. Tiba-tiba dari belakang sudah ada seseorang yang menutup mulutnya dengan sapu tangan yang diberi bius agar Fasya pingsan.
Fasya jatuh dalam pelukan pria itu.
"Hey dia punya ku, kalau mau pake dia habis aku, aku yang pertama, keperawanannya harus aku yang merasakan." Dimas melirik sinis ke arah pria itu, pria berjas hitam yang berpakaian normal.
"Kau yang paling sampah diantara sampah yang pernah aku kenal." Pria itu mengucapkan kalimat dengan dingin dan datar.
Itu benar kan? Dimas adalah jenis manusia paling menjijikan, mengucapkan kata-kata tidak bermoral sesuka hatinya, membicarakan kehormatan seseorang dengan gampangnya.
"Jadi apa? Mau jadi pahlawan?"
"1 Miliyar, aku akan membeli gadis ini seharga 1 Miliyar, lepaskan dia dan kesuciannya."
Kalau Dimas sampah yang memainkan harga diri wanita, lantas pria berjas formal ini apa, yang ikut memperjual-belikan tubuh Fasya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
ana
siapa ini yg beli fasya
2022-12-05
1
Elizabeth Zulfa
dah masuk dftr favorit nich jdi semangat up nya Thor....😊😊
2022-11-27
1
Ana
next kaka💪 semangat
semoga meskipun harus di beli, semoga merubah nasib fasya 🥺
2022-11-27
1