PERTEMUAN PERTAMA
Karena jalanan yang lenggang , keduanya telah sampai di bandara dalam dua puluh menit. Arion menghentikan mobil tepat di tempat Yasmine tengah berdiri menunggu sambil melambaikan tangan.
“Bolehkah aku turun sebentar?” tanya Sheila ketika mobil telah berhenti
"Kau hendak kemana?"
"Aku ingin ke toilet."
"Ingin kuantar ? "
"Tidak perlu. Ke arah mana ? " Arion menunjuk ke kanan ke arah depan.
"Hati-hati . "
"Oke, kau tunggu disini, jangan pergi dulu. " pintaSheila
" Of course, babe. "
Sementara Sheila memalingkan wajahnya karena salah tingkah dipanggil sayang. Sheila turun berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Arion. Sedangkan pria itu juga ikut menyusul turun dan memutari mobil membantu mamahnya menyusun barang di bagasi.
"Di mana ka Erland?" tanya Arion menyadari saudaranya yang tak menunjukkan batang hidungnya ketika ia mengangkat koper milik sang kakak .
"Tadi sih bilangnya mau ke toilet,"
Langkahnya terhenti melihat Sheila baru saja keluar ketika seorang wanita yang memperbaiki mini dressnya melangkah keluar dari toilet pria . Pandangan mereka bertemu ketika wanita itu menaikkan tube topnya , berusaha menutupi kedua dadanya yang hampir tumpah. Tetapi usaha itu tak membuahkan hasil yang memuaskan. Belahan dada wanita itu masih mengintip jelas.
"Apa yang kau lihat?" gertak wanita itu, Sheila segera menggeleng dengan keras .
Wanita itu mendengus mencela kemudian memutar tubuh dan melangkah pergi. Membuat Sheila menghela napas pelan. Dirinya merasa seperti menjadi wanita iri dengan tubuh wanita lain yang lebih menggiurkan.
"Ada-ada saja."
Sheila melanjutkan langkahnya . Melewati bagian depan pintu toilet pria , dan di saat yang bersamaan sesosok tinggi besar pun baru saja keluar dari toilet pria . Keduanya bertabrakan, tapi karena tubuh Sheila yang jauh lebih mungil. Membuat tubuhnya terpental dan terhuyung ke belakang . Beruntung lengan kekar pria itu menangkap pingangnya di saat yang tepat .
Sheila terkejut dengan pelan dipenuhi kelegaan karena tidak jatuh terjungkal ke lantai . Sebelum kemudian ia benar - benar hampir tersedak menemukan sosok yang ditabraknya adalah Erland Kyler, kakak kedua dari kekasihnya.
"Erland?”
"Ah, ka Erland? " koreksi Sheila
Erland hanya mengernyit tipis dan menarik tangannya, lalu mendorong pinggang Sheila agar kembali berdiri tegak dengan kedua kakinya sendiri. Pandangan mereka bertemu satu sama lain . Pria itu hanya mengernyit tipis dan memutuskan kontak lebih dulu .Pria itu berjalan lebih dulu meninggalkan Sheila begitu saja.
Sekali lagi Sheila mendesah pelan , sambil mencerna apa yang baru saja ia temukan .
''Jadi wanita itu kekasih gelap nya?'' tanya Liana sambil menatap punggung Erland yang semakin menjauh.
Pria itu mengenakan jaket kulit hitam dengan rambut gondrong yang lebih lebat dari terakhir mereka bertemu sekitar enam atau tujuh bulan yang lalu. Erland Kyler, tentu saja yang paling tidak tersentuh di antara Arion dan Austin. Jika penampilan Arion selalu rapi dan bersinar , Erland lebih ke arah yang gelap dan seksi .
Arion pun tak kalah seksinya. Ralat , tak ada yang mengalahkan keseksian dan ketampanan seorang Arion.
Sheila pun menyusul langkah Erland. Setelah sampai di samping mobil, Sheila menyapa tante Yasmine yang sudah duduk di jok belakang . Menyela sejanak , karena wanita paruh baya itu yang sibuk menggerutukan rambut Erland yang sedikit panjang itu, sedangkan yang bersangkutan duduk bersandar menyilangkan tangan di dada dengan kedua mata yang sengaja dipejamkan .
"Dengerin mamah nggak sih kamu! "
"Denger, mah."
"Awas kalau nggak dipotong.Mamah yang bakal potong sendiri."
"Ya mah."
"Sudah siap?" tanya Arion ketika Sheila juga selesai memasang sabuk pengaman .
Arion pun mulai melajukan mobil. Mobil baru saja keluar dari kawasan bandara ketika tiba - tiba sesuatu yang mendadak muncul di bagian depan mobil .
CITTTTTTTT....
Arion menginjak rem keras-keras . Membuat mobil berhenti mendadak dan tubuh Sheila terlempar ke depan dengan cepat sebelum kemudian punggungnya kembali membentur jok dengan keras.
"Apa kau baik-baik saja?" Arion khawatir menatap ke arah Sheila yang meringis kesakitan.
Sheila mengangguk , melongok ke arah bagian depan mobil . Begitupun dengan Arion yang menemukan seekor kucing berlari menjauh dan menghilang di balik semak-semak.
"Ada apa , Rion ?" Wajah Yasmine tampak pucat dengan satu tangan menempel di dada . Menahan degup jantungnya yang tak beraturan karena terkejut.
"Kucing mah. " jawab Arion.
"Huffttt ... Hati - hati, jangan terburu-buru. "
Arion mengangguk pelan, kembali menginjak gas. Erland yang duduk di samping Yasmine sama sekali tak bergeming. Masih tenggelam dalam tidurnya.
🏠Kediaman Kyler
Sheila memanyunkan bibirnya melihat Austin yang menatap cincin di jari manisnya dengan tatapan yang kering dan datar.
"Jadi kau sudah tahu?"
Pria itu mengangguk satu kali dan penuh kemantapan.
“Aku yang memilihkan cincinnya, aku juga yang mengatur booking meja kalian dan aku pula yang membelikan gaunmu.” Austin tersenyum penuh kemenangan.
"Padahal aku ingin memamerkan nya padamu tapi kau sudah mengetahuinya. Padahal aku ingin kau yang pertama mendengar kabar bahagia ini. "
"Ya , aku sudah menjadi orang pertama yang mengetahuinya meski bukan langsung dari mulutmu langsung. " sahut Austin
"Benar juga. Tapi aku ingin mengejutkanmu. " kesal Sheila
"Kau pikir, apa yang tidak aku ketahui? " ejeknya
"Tidak ada, kau mengetahui semuanya. "
Austin tampak tersenyum puas mendengar nya. Sementara Sheila hanya bisa mencebikkan bibirnya. Terdengar suara ketukan pintu di kamar Austin, seorang pelayan wanita muncul memberitahukan bahwa nyonya Yasmine sudah menunggunya di bawah. Austin hanya mengangguk.
"Apa kakek sudah datang? " tanya Sheila
"Sepertinya sudah. "
"Ayo kita kesana. "
Austin mengangguk sekilas dan berdiri dari duduknya. Menarik kedua tangan Sheila untuk membantunya berdiri, kemudian merangkul pundak adiknya, "Ah, kakek sepertinya juga mempunyai kejutan untukmu nanti. "
Sheila mengernyit.
Austin mendekatkan dirinya di telinga Sheila dan berbisik. "Ya , kamu perlu belajar naik mobil jangan hanya bisa memakai motor saja."
Sheila terkesiap , kemudian menyodok perut Austin .
"Kau merusak kejutannya , Austin!!" deliknya kesal. Austin hanya meringis dan menggosok perutnya.
"Kau harus tau, motor jauh lebih fleksibel untuk digunakan daripada mobil. "
"Itu berbahaya." ujar Austin mengacak rambut Sheila gemas
"Jangan mengacak rambutku! " deliknya kesal
"Hai, sayang." Arion muncul dari arah belakang Austin. Pria itu langsung menangkap pinggang Sheila.
Sheila mengangkat salah satu alisnya melihat Austin yang seolah menahan rasa sakit di perutnya setelah ia menyikut nya.
"Sakit? "
Austin mendelik, "Kau pikir?"
Arion hanya terkekeh dan berpaling ke arah Sheila. “ Kita turun? " Sheila mengangguk . Membiarkan Arion membawanya menuju anak tangga.
"Kenapa tidak ada hal di dunia ini yang mengejutkannya. Dan kau, kau yang memberitahu semua rencanamu padanya bukan? Melenyapkan kesempatanku untuk memberi kejutan tau." protes Sheila
"Tenanglah. Malam ini , kita akan mengejutkan mama dan kakek," senyum Arion. Sheila tersenyum semakin lebar, tapi kemudian menoleh ke belakang . Tepat ke wajah Austin.
"Awas saja kalau kau mencoba merusak kejutannya, Austin !" peringatnya
Austin hanya mendecakkan lidahnya
"Sesekali kau harus berhenti menjadi sok tahu sebelum seseorang memukul pantatmu, kak." ujar Sheila
Austin hanya memberikan cengirannya pada Sheila dan membuang wajah , tetapi gerakan mendadaknya terhenti ketika melihat seseorang yang keluar dari pintu yang paling jarang dibuka di rumah ini .
"Erland? "
Sheila dan Arion mengikuti arah pandangan Austin . Erland menoleh dan mendekati mereka. Dan Austin menatapnya dengan penuh semangat .
"Kau membawakan pesananku?" tangannya terulur kepada sang adik.
"Kau tau dia akan pulang?" tanya Arion
"Well, sudah ku bilang apa yang tidak aku ketahui. " ucapnya menyebalkan
Erland berhenti di depan Austin, "Apa? " tanyanya
"Dimana pesananku? Jangan bilang kau melupakan nya? " geram Austin
"Ada di kamar. "
"Yeas! " teriakan puas dari Austin
Erland melengos dan melangkah melewati ketiganya begitu saja.Menuruni anak tangga dan dalam sekejap menghilang dari pandangan .
"Memangnya apa yang kau pesan?"
"Satu set robot mekanik untuk koleksiku.Aku sempat melihat iklannya dan beruntung Erland berada di negara itu sehingga lebih mudah untuk memesannya tanpa harus memakan waktu yang lama. "
"Robot lagi, di kamarmu sudah terlalu banyak robot! Jangan sampai kau merubah kamarmu menjadi kandang robot. " decak Arion
"Tenanglah , aku berniat membuat ruangan sendiri. " tawanya dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan keduanya.
"Sekalian saja membuat Museum! " teriak Sheila
"Ide yang bagus. " sahut Austin dibalik tangga
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments