......................
"Lepaskan!!..."wanita itu mencoba melawan laki laki itu.
"Kau tidak akan mendapatkan yang kau inginkan selagi saya masih hidup!! kau jangan lupa saya adalah Veera Putri Rahardika" ucap wanita itu lagi, wanita itu berumur sekitar 50 tahun, namun masih terlihat kuat dan cantik.
"Nyonya walaupun Anda putri Rahardika tapi sekarang anda sendirian, Jika saya menarik pelatuk pistol ini maka anda akan mati ditangan saya!!" ancam laki laki itu.
Zaara yang sedari tadi memikirkan solusi untuk membantu ibu itu cukup terkejut dengan percakapan mereka, dan sepertinya Zaara harus lebih cepat berpikir untuk membantu ibu itu.
"ini adalah satu satunya cara yang bisa menolong ibu itu" pikir Zaara.
lalu Zaara secara diam diam mendekati mobil lalu bersembunyi dibaliknya,,,
Zaara melihat sebuah kayu yang tak jauh darinya,
dengan perlahan lahan Zaara mengambil kayu tersebut,,,
"perlahan lahan Zaara!" gumam Zaara mengingatkan dirinya sendiri untuk berhati-hati.
tap...
tap...
tap...
Zaara berjalan perlahan lahan dan sangat hati hati di belakang laki laki itu, ia tidak ingin membuat laki laki itu sadar akan keberadaannya.
Veera yang menyadari keberadaan Zaara, cukup terkejut dengan kedatangan Zaara, dengan cepat Zaara memberi isyarat bahwa dia harus berpura pura tenang.
Veera yang mengerti isyarat itu pun, membuat laki laki itu lengah supaya laki laki itu tidak menyadari keberadaan Zaara.
"heh!!...anda mengancam saya, apakah anda berani menghadapi konsekuensinya!?" celetuk Veera mengalihkan perhatian laki laki itu.
"nyonya jangan uji kesabaranku!!!"desis marah laki laki itu.
tap...
tap...
dan tiba tiba,,,
DUK...!!!
Zaara memukul kepala laki laki itu dengan keras dan membuat laki laki itu terjatuh,,,
"AKHH…..." teriak Laki laki itu terjatuh.
"rasakan itu!" ucap Zaara lalu dengan cepat menghampiri Veera.
"Bu...tidak apa apa kan?!" tanya Zaara terlihat khawatir, ia takut Veera terluka.
"Tidak apa apa nak" jawab Veera tersenyum, ia berpikir siapa gadis didepannya ini, mengapa sangat berani untuk menolongnya seorang diri.
"kita harus segera lari Bu, jangan sampai ia tertangkap oleh pria itu" ucap Zaara ia takut pukulannya tidak cukup membuat laki laki itu terluka parah ataupun pingsan.
dan benar saja sesaat kemudian laki laki itu berdiri kembali dan menatap Zaara dan Veera marah.
"berani beraninya kau!!" desis laki laki itu.
"Siapa kau? Berani beraninya memukul ku!" laki laki itu marah ketika tau jika seseorang telah menggangu nya lalu dengan cepat laki laki itu kembali mengambil pistolnya.
Zaara yang melihat itu sangat takut, namun ia mencoba tetap terlihat tenang.
"Tuan siapa pun saya, saya tidak akan membiarkan tuan melukai ibu ini" Ucap Zaara membuat laki laki itu semakin marah.
Laki laki itu mendekati Zaara dengan seringai diwajahnya,,,
tap...
tap...
tap...
"ternyata kau gadis yang cukup tangguh!"
Zaara yang sadar posisinya dalam bahaya, Zaara dan Veera pun memundur tubuhnya perlahan lahan,,,
"jangan mendekat!! jika tidak, saya tidak akan segan segan untuk memukul anda sekali lagi" ucap Zaara tegas, namun sebenarnya tubuhnya sudah bergetar hebat.
"Gadis kecil! Saya juga tidak segan segan untuk menembakmu disini..." ancamnya.
"jangan mendekat!!"Zaara melemparkan kayu kearah laki laki itu
"DUK...!!" tepat mengenai tangan pria itu dan membuat pistolnya terjatuh, lalu pria itu segera mengambil pistolnya, dan mengarahkan pistol kepada Zaara,,,
Laki laki itu sangat marah dia benar benar menarik pelatuk pistolnya,,,
Zaara terbelalak...dengan cepat Zaara mendorong tubuh Veera menjauh....dan....
Tiba tiba.....
DOR!!...
"AKHHHH.....!!!" Teriak laki laki itu.
ternyata bukan Zaara yang tertembak namun sebaliknya malah pria itu sekarang yang terluka di bagian kakinya.
"mom!!" panggil sagara tiba di lokasi itu, rupanya Sagara telah tiba dan langsung menembak laki laki itu.
"Mommy!! Maafkan Sagara...Sagara lengah menjaga mommy!" ucap Sagara mendekati Veera dengan tergesa-gesa.
Sagara sangat cemas ketika mendapatkan kabar bahwa ibunya telah diculik salah satu musuhnya.
"Tidak apa apa Sagara, mommy baik baik saja" ucap Veera tersenyum.
"kenapa kau kesini sendirian?" tanya Veera melihat sekeliling, dia tidak melihat pengawal maupun Andreas.
"Tidak mom, aku lebih cepat dari pengawal pengawal itu" saut Sagara, ia sangat bersyukur ia sampai tepat waktu.
saat ini Sagara belum menyadari keberadaan Zaara disana, karena sedari tadi ia hanya mengkhawatirkan keadaan Veera tanpa menoleh kearah Zaara.
Zaara juga bersyukur jika dia dan Veera baik baik saja, namun ternyata ia salah, disaat Sagara masih berbicara tanpa sadar laki laki itu mengambil pistol lalu mengarahkan kepada Sagara,,,
betapa terkejutnya Zaara menyaksikan hal itu lalu dengan cepat Zaara menghalangi Peluru itu dengan tubuhnya sendiri agar tidak mengenai tubuh Sagara langsung.
"AWAS!!" ucap Zaara memekik dan....
DOR!!!....tubuh Zaara tertembak tepat mengenai dadanya.
betapa terkejutnya Sagara ketika ia berbalik badan, ia telah menemukan tubuh Zaara yang limbung.
"tidakkk!!" dengan cepat Sagara menangkap tubuh Zaara yang hendak terjatuh,,,
lalu Sagara pun dengan lincah mengambil pistolnya dan menembak kembali pria itu,,,
DOR!!!..
Sekali lagi Sagara menembakkan peluru ke arah laki laki itu dan langsung tak sadarkan diri.
kejadian itu terjadi sangat cepat, Veera juga sangat syok melihat Zaara yang tertembak.
"Nona!!?" Sagara menahan tubuh Zaara, dan ketika ia melihat gadis itu semakin terkejutlah Sagara.
"huk...huk...huk...!" Zaara tersedak dan seketika tak sadarkan diri.
"kau!!!, kenapa bisa kau?" ucap Sagara tanpa sadar digoyangkan nya tubuh Zaara,,,
dengan cepat Sagara mengangkat tubuh Zaara lalu membawa Zaara pergi, Veera yang melihat pun langsung mengikuti langkah Sagara,,,
"Sagara cepat ke rumah sakit kita harus menolong gadis ini"Ucap Veera, ia sangat takut jika Zaara terluka parah.
Sagara tidak mengatakan apapun ia hanya diam dan dengan cepat memasukkan tubuh Zaara kedalam mobil dan kemudian diiringi oleh Veera, dengan kecepatan penuh Sagara mengendarai mobil,,,
Vroomm... vroomm....!!!
***
Citt....!
Tidak lama mobil berhenti di depan rumah sakit, Sagara langsung masuk kerumah sakit dan berteriak memanggil suster,,,
"SUSTER.....SUSTER...!!!"
tak lama Suster pun tiba dia langsung membawa Zaara kedalam ruangan pasien, Sagara mengikuti dari belakang dengan cemas,,
"mohon maaf tuan anda harus menunggu diluar!" ucap suster itu menghentikan tubuh Sagara yang tanpa sadar ingin masuk kedalam.
kemudian Sagara pun menunggu diluar dengan perasaan tak karuan,,,
BRAKK!!...Sagara meninju dinding didepannya.
"Sial!"
"Sagara tenanglah!" ucap Veera, Veera yang melihat pun langsung menenangkan Sagara walaupun ia juga takut terjadi sesuatu kepada Zaara.
dengan gusar Sagara mencoba tenang, pertama kali dia cemas kepada orang lain selain mommy nya.
"bagaimana gadis itu bisa bersama mommy?"tanya Sagara, ia bingung mengapa Zaara ada ditempat itu.
"Sagara, gadis itu tiba tiba datang menolong mommy, dan mommy juga tidak tahu datang dari mana gadis itu, namun ia telah menolong mommy dengan sangat berani" jawab Veera menjelaskan.
Sagara hanya diam mendengar perkataan Veera.
Tak lama dokter yang menangani Zaara tiba dan langsung masuk kedalam ruangan Zaara, sebelum itu dengan cepat Sagara mengatakan kepada dokter itu.
"selamatkan gadis itu, tidak boleh sesuatu terjadi padanya!" ucap Sagara
dokter itu hanya mengangguk dan segera masuk, karena dokter tersebut juga terlihat sangat tergesa gesa dan tidak boleh sampai menunda waktu lagi, dan harus segera menangani Zaara.
Sagara pun berjalan kearah bangku, ia mencoba mendudukkan tubuhnya sendiri, dan harus menunggu dokter untuk menyampaikan keadaan Zaara.
dan benar saja tak lama sekitar 15 menit dokter itu keluar dari ruangan pasien.
Sagara langsung berdiri dan mendekati dokter dan memberikan beruntun pertanyaan.
"Bagaimana keadaan gadis itu, dia akan baik baik saja bukan, apakah dia terluka parah?"
"JAWAB!!"Sagara yang cemas tidak sadar berteriak kepada dokter tersebut.
dengan sabar dokter itu menjelaskan pertanyaan Sagara,,,
"tembakan itu tepat mengenai dada sebelah kanan dan peluru tersebut sekarang berada tepat di samping jantungnya, saya benar benar bersyukur Peluru itu tidak sampai mengenai jantungnya, namun tetap saja kondisi nona ini dalam bahaya" jawab dokter itu.
DEG!!!.... betapa terkejutnya Sagara mendengar hal itu.
"nona itu harus segera dioperasi, jika tidak maka akan berbahaya bagi nyawanya sendiri" sambung dokter itu.
"Ya....ya lakukan segera, lakukan yang terbaik dan selamatkan dia!!" ucap Sagara dengan raut wajah yang khawatir dan kalut.
"Tetapi tuan ada masalah, nona itu terlalu banyak mengeluarkan darah sehingga membuatnya kritis, saya tidak tahu apakah nona itu akan bertahan jika pun harus dioperasi" ucap dokter itu lagi.
Dengan marah Sagara langsung menarik kerah baju dokter itu, Sagara pun bingung kenapa dia sangat cemas kepada Zaara padahal dia tidak saling mengenal.
"Lakukan apapun agar dia selamat, jika tidak kau akan menanggung konsekuensinya" Ancam Sagara
"Tuan, saya hanya manusia biasa kematian tidak di tangan saya, tapi tuan saya akan melakukan yang terbaik" ucap dokter.
"namun sebelum itu keluarga gadis itu harus menandatangani persetujuan operasi terlebih dahulu" ucap dokter itu lagi, itu harus dilakukan agar Zaara bisa segera diselamatkan.
Veera yang mendengar pun, kemudian membuka suaranya,,,
"dokter lakukan segera operasi itu, kamilah yang bertanggung jawab atas gadis itu" ucap Veera lagi dan dokter pun langsung menyiapkan operasi itu.
dengan gusar Veera menatap ruangan itu dan berdoa,,,
"semoga kau baik baik saja, bertahanlah" doa Veera.
Sagara juga khawatir dengan kondisi seperti ini, entah mengapa ia menjadi sangat perduli dengan gadis itu.
"Kenapa aku bisa sekhawatir ini padanya, apa yang terjadi kenapa hatiku sangat sakit jika memikirkan nya"batin Sagara.
buk!!....Sagara menjatuhkan tubuhnya di bangku itu.
Veera yang melihat Sagara khawatir itu pun berjalan mendekati Sagara,,,
"gadis itu akan baik baik saja, percayalah!" sebenarnya Veera cukup heran dengan sikap Sagara saat ini, ia hanya bingung mengapa putranya yang bisanya dingin dan tidak perduli dengan orang lain bisa sekhawatir ini sekarang.
"Sagara apakah kau mengenal gadis ini?" tanya Veera.
Sagara tidak menjawab ia hanya menggelengkan kepalanya,,,
"jika tidak mengenalnya mengapa kau bisa sangat khawatirkan gadis ini, maksud mommy, mommy juga khawatir tapi sikap ini..." Veera diam, ja tidak melanjutkan perkataannya.
sedangkan Sagara saat ini ia tidak ingin mengatakan apapun juga
Veera tidak bertanya lagi walaupun begitu Veera juga sangat khawatir dengan Zaara.
Zaara datang menyelamatkan nyawanya dan dia takut jika Zaara tidak selamat, namun ia sangat berharap Zaara bisa melewati masa kritis ini.
satu jam lebih, akhirnya pintu operasi berganti warna menjadi hijau, menandakan bahwa operasi didalamnya selesai.
Sagara segera berdiri dan mendekati dokter tersebut,,,
"Dokter bagaimana keadaannya?"tanya Sagara Cemas.
"Tuan operasinya berjalan lancar, dan nona tersebut tidak lagi dalam kondisi kritis"jawab dokter.
Sagara menjadi lega mendengar ucapan dokter, Sagara sangat bersyukur karena gadis itu sudah selamat, begitu juga Veera.
"syukurlah!!..." Veera benar benar merasa lega sekarang.
"apakah sekarang boleh menjenguknya?" tanya Veera.
"tentu, tapi hanya satu orang, kerena keadaan nona itu sekarang masih sangat lemah"
"baik dokter terimakasih" kemudian dokter itu pun pergi meninggalkan tempat itu.
Tiba tiba Andreas datang,,,
tap....
tap...
tap...
"Tuan muda!?Apakah tuan baik baik Saja? Saya sangat khawatir!" tanya Andreas, ia benar benar terlambat datang ke lokasi kejadian itu, namun setelah ia tiba pun Sagara telah tidak ada di tempat dan kemudian dengan cepat Andreas melacak keberadaan Sagara, dan ia mengetahui jika Sagara ada dirumah sakit itu.
"Tidak apa apa Andres,"Jawab Sagara tetap dengan suara yang datar, padahal tadi ia sangat takut .
"Syukurlah tuan muda tidak terjadi sesuatu, maafkan saya karena terlambat datang tuan muda" ucap Andreas.
"Sudahlah tidak apa apa Andreas" jawab Veera menyahut, karena ia tahu Sagara saat ini sangat cemas.
dan kemudian terlihat Sagara berjalan memasuki ruangan Zaara,,,
tap...
tap...
tap...
dengan ekspresi lemah Sagara memperhatikan keadaan Zaara yang tengah tak sadarkan diri itu.
Sagara melihat Zaara dengan alat di tubuhnya melihat hal tersebut membuat hati Sagara menjadi sesak lagi.
"Hati sebenarnya kau kenapa hah?!Kenapa disaat melihat gadis ini terbaring tak berdaya aku merasa sangat sesak"batin Sagara
Ingin sekali Sagara menyentuh Zaara tapi Sagara ingat bahwa Zaara wanita yang terjaga, Sagara sempat memperhatikan Zaara ketika di kampus dan Sagara menjadi tahu jika Zaara adalah wanita yang tidak tersentuh.
"Hei kau? Bangunlah!! aku ingin melihat senyuman mu yang menyebalkan itu" ucap Sagara menatap datar Zaara.
kemudian raut wajah Sagara terkekeh dan berkata lagi,,,
"Setiap kali kau tersenyum kepada orang lain aku seketika menjadi kesal Aku juga tidak tau apa yang terjadi padaku padahal kita tidak saling mengenal!?" sambung Sagara, pertama kali ia benar benar merasa hal ini.
Sagara keluar dari ruangan itu dan menghembuskan nafas kasar,,,
"hhmmmm.....!" Sagara berjalan mendekati Veera yang tengah duduk di kursi.
"pulanglah pasti mommy capek" ucapan Sagara membuat Veera langsung berdiri dan mendekati Sagara.
"Tidak Sagara mommy sangat khawatir dengan gadis itu" jawab Veera.
"Mom,tenang saja Sagara akan menjaganya, Andres! antarkan mommy pulang" perintah Sagara.
"Baik tuan muda" saut Andreas.
"dan Andres setelah itu kembali lagi kesini ada yang akan aku bicarakan " perintah Sagara.
"Baik tuan muda" bow Andreas berlalu pergi.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
🧭 Wong Deso
lanjutkan
2022-12-23
1