......................
Pagi hari pun tiba,,,
pagi pagi sekali Zaara bangun dan melaksanakan shalat Subuh, setelah itu Zaara melakukan pekerjaan rumah dipagi hari nya.
kini Zaara ingin memulai kehidupan baru yang lebih baik lagi, ia ingin menjadi wanita yang lebih kuat dan sabar.
saat ia sibuk dengan masakan didapur itu Rena datang,,,
tap....
tap...
tap...
"Pagi zaara" sapa Rena sambil tersenyum kearah Zaara.
"Pagi juga mbak" saut Zaara juga tersenyum.
"Apakah tidurmu nyenyak Zaara?" tanya Rena menatap Zaara yang sepertinya sudah terlihat lebih baik dari kemarin malam.
"Alhamdulillah Zaara bisa tidur dengan nyenyak disini, terimakasih mbak karena mbak mau membantu Zaara" ucap Zaara ia sangat terharu dan juga bahagia bisa memiliki Rena disampingnya disaat ia dalam kesulitan.
"sama sama Zaara, mbak juga bahagia bisa membantumu disini, dan juga mbak sangat bersyukur bisa mengenal Zaara, kau adalah gadis yang kuat dan sabar" ucap Rena.
"mbak..." Zaara pun memeluk tubuh Rena, Rena pun membalas pelukan itu,,,
"sudah...sudah...Zaara, pagi pagi loh ini kita sarapan bareng yuk, soalnya setelah ini mbak harus segera pergi" ucap Rena sambil melepaskan pelukannya.
"iya..." mereka pun memulai sarapan bersama sama.
setelah menyelesaikan sarapanya Rena segera berangkat untuk membuka tokonya.
"Zaara, mbak langsung pergi ya, nanti letakan saja kunci rumahnya di bawah keset kaki" ucap Rena didepan pintu.
"Iya mbak" jawab Zaara dari dapur, Zaara masih membersihkan piring piring bekas makanan mereka.
setelah Rena pergi dan Zaara pun telah menyelesaikan pekerjaannya, Zaara juga bersiap siap untuk pergi kuliah...
"Zaara.... semangat!!" ucap Zaara menyemangati dirinya sendiri, ia telah selesai bersiap siap dengan menggunakan pakaian yang sederhana hanya gamis panjang berwarna cokelat muda dan kerudung yang berwarna senada.
"Bismillahirrahmanirrahim, semoga kehidupan Zaara kedepannya akan lebih baik lagi" doa Zaara, lalu Zaara pun segera pergi untuk berkuliah.
dengan langkah pasti Zaara pergi berkuliah,,,
Zaara akan menyelesaikan pendidikannya yang tinggal dua tahun lagi, Setelah itu dia akan mencari pekerjaan yang lebih mapan.
***
Satu Bulan Kemudian….
waktu telah berjalan satu bulan lamanya, tak pernah terbayang bagi Zaara jika kehidupannya sekarang terasa lebih baik baginya.
Seperti tidak pernah terjadi apapun, kini zaara menjalani hidup dengan lebih baik, begitu juga dengan pendidikannya pun juga berjalan dengan baik.
walaupun Nadyra tetap membencinya dan seringkali Zaara harus dipermalukan di depan umum, tapi ia bersyukur setidaknya Sekarang ia sudah keluar dari rumah itu.
tap...
tap...
dengan santai Zaara berjalan di koridor menuju ruang kelasnya,,,
tiba tiba terdengar suara wanita memanggil nama Zaara.
"Zaara!" teriak gadis itu.
Zaara pun menoleh kearah belakannya dan ternyata dia adalah sahabat Zaara yang bernama Meena.
"Meena!?" Zaara bahagia bisa melihat Meena kembali setelah satu bulan lamanya.
Meena berlari mendekati Zaara,,,
"Zaara aku sangat rindu padamu .." Meena memeluk tubuh Zaara dengan kuat.
"Zaara aku sangat merindukanmu, kemana saja kau Zaara!?" ucap Meena merasa rindu dan khawatir kepada sahabatnya itu, dia tau selama ini apa yang telah dialami Zaara.
"Meena aku juga rindu" dieratkannya pelukan itu,
"Aku juga merasa bahagia bisa bertemu denganmu lagi Meena" ucap Zaara melepaskan pelukannya dan menatap Meena.
"Kau tahu Zaara aku sangat khawatir denganmu setelah mendengar apa yang telah terjadi kepadamu,
"Tantemu itu sangat keterlaluan, aku tidak percaya jika dia adalah keluargamu yang rela mengorbankan keponakan nya sendiri untuk kepentingan pribadinya" kata Meena tak habis pikir.
"Tidak apa apa Meena sekarang aku telah baik baik saja dan untungnya aku terlepas dari para rentenir itu" ucap Zaara tersenyum.
Zaara juga tau selama ini selain Rena, Meena lah yang menjadi teman yang sangat pengertian padanya.
"Zaara..sekarang kau jangan bersedih lagi, kau tidak perlu memikirkan kedua wanita serakah itu dan jalani hidupmu sendiri" ucap Meena menguatkan Zaara sambil mengepalkan tangannya didepan wajahnya, kelakuan Meena membuat Zaara kembali tersenyum.
"terimakasih Meena kau memang sahabatku yang terbaik" dipeluknya kembali tubuh Meena, Zaara benar benar terharu.
"Sudah sudah sekarang aku ingin kita sama sama bahagia!" ucap Meena dipelukan Zaara.
"aku ingin kita melupakan semua yang telah terjadi dan kembali berbahagia dalam hidup ini" ucap semangat Meena.
Zaara melepaskan pelukannya,,,
dengan sorot mata yang membesar dan juga bersemangat, tiba tiba Meena menjadi sangat berantusias.
"mari kita sama sama bahagia, terutama hari ini!!" ucap Meena girang.
"heh!?" Zaara pun heran bagaimana Meena bisa mengubah ekspresinya begitu cepat.
"Kenapa memangnya, apakah ada hal yang membuatmu sangat bahagia?" Seperti sudah tahu apa yang dipikirkan Meena, sebab jika Meena berubah antusias berarti akan ada hal yang menarik menurut Zaara.
"Zaara kau ini memang sangat mengenalku" dengan menarik nafas terlebih dahulu Meena mengatakan hal itu dengan tawa lebarnya.
"kau tahu aku dengar jika akan ada kunjungan dari pemilik saham terbesar di universitas ini" ucap Meena
"hah!?...Lalu?" Tanya Zaara bingung, jika hanya pemilik saham di universitas itu bukankah suatu hal yang wajar pikir Zaara.
"lalu!!..Zaara dia bukan orang sembarangan"
"kau tahu dia sangat terkenal, memiliki wajah yang tampan dan menawan bahkan menjadi idaman wanita negeri ini." Ucap Meena sangat antusias
"Kau ini berlebihan memangnya siapa laki laki itu?" menurut Zaara Meena itu memang akan sedikit berlebihan jika ada hal menarik menurut Meena sendiri.
"Zaara dia adalah pemilik perusahaan terbesar di negara K" jawab Meena lagi.
"Hah!?" kening Zaara berkerut.
"ckk...Zaara kau ini memang tidak mengikuti berita terkini, Kau tau dia adalah Sagara Caesar Ardiaz putra dari Tristan Arjun Ardiaz dan ibunya bernama Veera Putri Rahardika. Kau pasti tahu kan seorang konglomerat yang disegani di negara ini dan Sagara itu adalah cucunya" ucap Meena antusias
"Hehmm!! aku pernah mendengar nama itu lalu?"
"Zaara....kau ini memang sangat cuek sudahlah memang tidak berguna jika membicarakan tentang laki laki padamu" ucap Meena menyerah dengan sikap Zaara yang memang tidak terlalu perduli soal begituan.
Zaara hanya tersenyum geli, mereka pun akhirnya melanjutkan menuju kelas mereka bersama-sama,,,
tiba tiba tidak jauh dari mereka terdengar suara teriakan para wanita,,,
"kau dengar itu Meena, apa yang terjadi, mengapa sepertinya sangat ramai" ucap Zaara, Meena juga mendengar suara suara itu.
kemudian benar saja, tiba tiba para kerumunan terlihat tak jauh dari mereka.
"KYAAA!!!"
"Tuan Sagara!!!"
"KYAA!!..... tampannya!!" itu lah yang mereka teriakkan.
"KYAAA....!?"
"Zaara itu tuan Sagara Caesar Ardiaz!!" ucap Meena tiba tiba ikut berteriak lalu dengan bersemangat Meena meninggalkan Zaara dan bergabung dengan wanita yang histeris itu
"ckk... ckk...ckk...Segitunya memangnya seperti apa orang yang bernama Sagara itu?" ucap Zaara hanya geleng-geleng kepala.
Zaara hanya bisa memperhatikan keributan didepannya itu,,
sangat banyak orang bahkan para pengawal juga terlihat mengamankan orang yang dikerumuni itu, Zaara tidak bisa melihat siapa laki laki itu.
"AHHKK..!!LIAT ITU TUAN SAGARA!!
"DIA SANGAT TAMPAN!!" pagi itu benar benar dibuat ramai oleh kedatangan orang yang bernama Sagara itu.
Zaara yang sedari tadi memperhatikan itu menjadi penasaran, dia pun mencoba untuk melihat siapa sebenarnya laki laki itu.
kiri...kanan...Zaara mencoba melihat disela sela kerumunan orang itu,,,
"sama sekali tidak terlihat" pikir Zaara masih berusaha melihat, namun tiba tiba para pengawal yang berusaha membuka jalan untuk Sagara terbuka lebar dan betapa terkejutnya Zaara,,,
DEG!!
ketika itu Zaara terkejut ternyata yang berjalan di tengah kerumunan itu adalah laki laki yang sama dengan yang menolongnya satu bulan yang lalu.
Zaara yang berada tepat didepan jalan itu juga membuat Sagara tanpa sengaja melihat Zaara.
DEG!!...mata mereka tanpa sengaja bertemu.
dengan cepat Zaara menundukan pandangannya,,
"deg...deg...deg...!!"
"Ya Allah apa ini mengapa aku harus bertemu dengan laki laki ini lagi" batin Zaara.
Zaara tidak percaya jika laki laki itu adalah Sagara Caesar Ardiaz orang yang sangat terkenal di negara K sekaligus pemilik perusahaan globe group corporation.
"sejak awal aku merasa Jika dia memang bukan orang biasa" pikir Zaara.
***
"Selamat siang semuanya disini saya tidak akan berbasa basi lagi"
para mahasiswa, mahasiswi di kampus itu semuanya di kumpulkan diruang aula utama kampus itu, untuk mendengarkan pidato yang akan disampaikan oleh Sagara.
"tujuan saya disini hanya untuk melihat perkembangan yang ada di kampus ini"
"memperhatikan setiap potensi yang ada pada diri kalian, dan menjadi jiwa yang tangguh dan berbakat didalam bidangnya masing-masing, kunjungan saya ini terjadi setiap tahunnya untuk merekrut para pelajar yang berpotensi menjadi karyawan di perusahaan saya, dan pastinya....."Sagara berpidato didepan semua mahasiswa di universitas tersebut.
"dan khususnya pada universitas ini, saya sebagai pemilik saham terbesar di sini, saya akan memberikan peluang pekerjaan yang baik, tentunya dengan syarat yang berlaku..."sambung Sagara.
tak lama Sagara pun mengakhiri pidatonya dan menatap sekeliling para orang orang yang ada disana,,
Tiba tiba mata Sagara tak sengaja bertatapan dengan Zaara,,,
"Kenapa laki laki itu menatapku!?" ucap Zaara
Sagara tidak mengalihkan pandangan dari Zaara setelah beberapa lama Sagara menatap Zaara, Sagara pergi dari tempatnya.
Sagara pergi diiringi dengan teriakan histeri wanita wanita itu, termasuk Nadyra, Bagaimana tidak sekarang Zaara tahu mengapa semua wanita itu terobsesi dengan Sagara.
Zaara akui jika Sagara adalah laki laki yang menawan tapi tidak dengan sikapnya.
Zaara ingat ketika Zaara terima kasih pun, Sagara tidak menoleh padanya.
"Zaara!?" Meena menepuk pundak Zaara, Zaara menjadi tersadar.
"heh!?"
"Kenapa melamun?.. Lagi memikirkan apa atau kau sedang memikirkan tuan Sagara, rupanya kau jadi tertarik ya!?" Ucap Meena bercanda,dia memang suka berbicara sembarangan.
"Meena kau itu jangan berbicara sembarangan, siapa juga yang memikirkan dia"Ucap Zaara berlagak santai, padahal hatinya sekarang masih berdebar tak karuan karena tatapan datar itu.
"Zaara dan Sagara terdengar cocok juga" celetuk Meena lagi.
"hah!!...Meena!!....Awas ya kau" Zaara pun mencubit lengan meena
Dua bersahabat itu memang sering bercanda, Meena memang sangat suka menggoda zaara.
"Ampun Zaara, aku hanya bercanda"ucap Meena sambil meringis.
"makanya jangan asal bicara" ucap Zaara melepaskan cubitannya.
"hahahaha, ternyata Zaara diam diam merona ya...." dengan berlari meninggalkan Zaara Meena tertawa lepas,,,
Zaara itu orang yang polos juga baik hati pikir Meena....
Pulang kuliah Zaara langsung pergi,,,
Dilihat nya jam yang berada di pergelangan tangan menunjuk pukul 5.
"Aku harus cepat, jika tidak akan terlambat". Setengah berlari Zaara meninggalkan kampus lalu memberhentikan sebuah taksi.
Tak berapa lama Zaara sampai di tempat ia bekerja, dengan berjalan cepat Zaara memasuki toko buku itu dan lupa menyapa Rena yang ada disana.
dengan cepat Zaara mengerjakan pekerjaan miliknya,,,
tiba tiba...
"Zaara!!" Rena menepuk pundak Zaara.
"Hari ini kau terlambat!" ucap Rena.
"Mbak Rena...ih... ngagetin aja!!" ucap Zaara mengelus dadanya sendiri.
"iya mbak hari ini Zaara ada mata pelajaran yang harus selesai terlebih dahulu, jadinya Zaara harus mengerjakan di perpustakaan tau taunya sudah jam 5" ucap Zaara menjelaskan.
"ouh gitu...ya sudah tidak apa apa kok Zaara, mbak mengerti lanjutin aja pekerjakan mu mbak juga mau melakukan pekerjaan mbak dulu". ucap Rena lagi kemudian meninggalkan Zaara.
"Iya mbak" saut Zaara melanjutkan pekerjaannya,,,
***
Setelah selesai bekerja Zaara langsung izin pulang terlebih dahulu kepada Rena.
"mbak Rena aku pulang dulu ya mbak" ucap Zaara sambil mendekati Rena,,,
sebenarnya Zaara sudah mengontrak sebuah rumah, seminggu setelah kejadian itu Zaara Langsung mencari rumah dan tidak ingin merepotkan mbak Rena karena itulah ia mengontak sebuah rumah yang cukup sederhana dan nyaman.
Dengan cepat Zaara berjalan, karena jam telah menunjukkan pukul 9:30 malam.
Dia harus mencari sebuah taksi, Zaara menyusuri jalan raya itu, tapi tidak terlihat sebuah taksi pun disana.
"Kenapa sangat sulit mencari taksi" keluh Zaara menatap sekeliling ruas jalan.
Zaara pun kembali berjalan kaki karena tidak menemukan taksi,,,
tap...
tap...
tap...
Cukup lama Zaara berjalan kaki,,,
pada akhirnya Zaara berjalan kaki dan tiba di sebuah jembatan, Zaara yang cukup lelah itu memberhentikan langkahnya sejenak.
dan kemudian Zaara pun kembali berjalan kaki, ia cukup takut untuk tinggal berlama lama disana di jam yang telah larut itu.
Namun tiba tiba dari tempatnya Zaara melihat sebuah mobil yang terparkir agak jauh darinya
dan betapa terkejutnya Zaara ketika ia melihat di depannya tepat di samping sebuah sungai, terlihat seorang laki laki mengarahkan pistol kepada seorang wanita paruh baya.
"Astaghfirullah" betapa terkejutnya Zaara menyaksikan hal itu, dengan mata kepalanya sendiri Zaara melihat wanita yang sudah terdesak di pinggir sungai.
"Apa yang bisa aku lakukan untuk menolong ibu itu!!?"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments