Sinful Angel Bab 4
Bisma berangkat bermain futsal dengan wujud yang agak memprihatinkan. Wajah tampannya sangat kentara kurang tidur, terlihat dari lingkaran menghitam ala panda yang mengelilingi mata.
Kendati begitu, semangatnya bekerjasama menggiring bola tidak lah padam. Bisma tetap asyik menikmati hobinya itu, walaupun lelah melanda sama sekali tak mengurangi performanya bertanding, tak kalah prima dari rekan-rekan sejawatnya yang tampak bugar cukup istirahat.
"Pak duda, apa yang terjadi dengan wajahmu? Kurang tidur lagi?" tebak seorang pria berkulit putih berambut coklat yang mengenyakkan diri pada kursi panjang yang diduduki Bisma di area istirahat GOR tempat futsal. "Atau butuh kehangatan?" godanya menyambung dengan rangkaian kalimat yang terdengar sengaja mengganggu.
Bisma menaruh botol air mineral setelah menghabiskan separuh isinya. "Kalau cuma sekadar butuh kehangatan, kompor di dapurku tak kalah hangat, Vero Galuh Kamandaka! Panas membara malah!" Bisma mendengus dengan tatapan memicing galak.
Pria seusia Bisma bernama Vero itu terbahak kencang. Dia sering bermain futsal bersama Bisma. Vero adalah teman kecilnya sekaligus tetangganya dulu. Rumah orang tua Vero terletak di seberang rumah orang tua Bisma. Hanya saja sewaktu memasuki bangku perkuliahan mereka sempat lost contact karena Vero memilih kuliah di sebuah universitas di Semarang sedangkan Bisma berkuliah di salah satu universitas negeri ternama tanah air di kota Bogor, dan mengambil kuliah jurusan bisnis di Bandung setelah mengenyam jurusan pertanian di Kota Hujan hingga selesai.
Tak disangka akhirnya mereka dipertemukan lagi sewaktu Bisma membeli rumah di salah satu real estate milik Vero, satu bulan sebelum pernikahannya dengan Prita berlangsung lima tahun lalu.
Vero menyambar botol air minum milik Bisma, meneguk isinya hingga ludes, tak peduli pada Bisma yang masih menggumamkan omelan.
"Sewot banget. Mirip cewek PMS!" ujar Vero mengganggu lagi, bukannya berhenti.
"Kamu juga rese! Mirip emak-emak julid. Pakai rok sana!" balas Bisma tak mau kalah dan Vero makin tergelak meledakkan tawa.
"Tuh kan, ngomel melulu. Reaksimu ini jelas-jelas gejala akibat kurang belaian. Bisa-bisa kamu terancam mengidap hipertensi di usia muda kalau dartingan terus. Mau kukenalkan dengan seseorang?"
"Sejak kapan pengusaha property beralih profesi jadi mak comblang? Jangan-jangan Galuh Residence berniat melebarkan sayap membangun biro jodoh!" cibir Bisma sebal.
"Hmm, boleh juga. Ide bagus, bisa mengurangi populasi jomblo di Kota Bandung ini," sahutnya yang malah mengangguk-anggukkan kepala sembari nyengir kuda, membuat Bisma kian sebal.
"Dapat undangan pesta?" tanya Vero kemudian.
Bisma tahu arah pembicaraan ini bermuara ke mana. Sudah pasti yang dibahas adalah undangan yang dikirimkan si mantan istrinya, mengingat istri Vero merupakan teman SMA Prita dulu.
"Hmm," jawab Bisma singkat, agak enggan. Emosinya yang tersulut dini hari tadi dan sempat sedikit mereda setelah dilampiaskan pada si bola bundar, kini menyeruakan hawa panasnya lagi ke permukaan.
"Bagaimana? Kali ini mau datang?" Vero melirik, memperhatikan ekspresi Bisma.
"Sepertinya aku akan datang kali ini, " sahut Bisma tak yakin, keraguan terdengar dari nada bicaranya.
"Keputusan yang bagus. Kalau kamu terus menghindar, maka mereka akan semakin besar kepala. Merasa benar-benar menang setelah mencurangimu habis-habisan." Intonasi kata-kata Vero berangsur serius, ikut prihatin dengan alur kehidupan yang dilalui Bisma.
Bisma tampak berpikir, terdiam menatap lurus ke luar jendela GOR. Sejak subuh tadi dia memang sedang bolak-balik mempertimbangkan untuk menghadiri undangan pesta si mantan istri setelah email ejekan masuk ke alamat surelnya. Hanya saja Bisma ingin kedatangannya kali ini memukul keangkuhan Prita yang masih menganggapnya sebagai budak cinta. Mengingat Prita sangat tahu Bisma memang cinta mati sepenuh hati pada si bunga kampus itu dulu.
"Vero. Aku butuh wanita bayaran, bisakah kamu membantuku mencarikan sebelum pesta minggu depan?" kata Bisma tiba-tiba, menoleh pada Vero yang sedang mengamatinya.
Kalimat Bisma membuat Vero terlonjak kaget juga memelotot horor. Tanpa dikomando refleks memukul kepala Bisma menggunakan botol air minum kosong di tangannya.
"Kesepian sih kesepian! Tapi jangan nekat malah mau jajan di luar! Makanya cepat nikah lagi, biar otakmu waras!"
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
dewi
salah paham 😂😂😂😂😂
2025-01-14
0
dewi
temennya usil juga 😅😅
2025-01-14
0
Lia Bagus
nah loh salah faham si Vero 😅
2024-06-24
0