Sinful Angel Bab 1
Rintik gerimis menyapu Kota Bandung pada waktu lewat tengah malam kali ini. Lampu-lampu jalan membiaskan rinai halusnya yang nyaris tak terlihat, membasahi atap Fortuner putih berpelat D yang berhenti di depan pagar sebuah rumah minimalis bernuansa sage green.
Dari dalam rumah, sesosok pria paruh baya tergopoh-gopoh membukakan pagar lebar-lebar sembari mengucek mata, memberi akses si mobil putih untuk masuk ke dalam garasi.
Seorang pria dewasa dengan garis rahang tegas dilengkapi bahu lebar, turun dari bangku kemudi. Wajah tampannya tampak kuyu dan lelah, kedua matanya memerah menahan kantuk. Membuka bagasi, dia beranjak ke bagian belakang mobil dan menurunkan dus-dus jinjing berlogo Bakpia Pathok 25, oleh-oleh khas Yogyakarta.
Si pria paruh baya berselimut kain sarung yang tadi membukakan pagar menghampiri. Mengambil alih semua bingkisan oleh-oleh.
“Mamang kira Den Bisma jadi nginap dulu di perjalanan pulang dari Yogyakarta dan tidak langsung pulang ke rumah. Jadinya Mamang ketiduran di gazebo belakang sambil nonton bola piala dunia. Maaf, tadi Mamang pules tidurnya, jadi agak telat buka pagarnya.”
“Enggak masalah, Mang Eko. Rencana awalku memang mau nginap dulu di perjalanan dan melanjutkan kepulangan keesokan harinya. Tapi besok pagi aku ada jadwal dadakan dengan beberapa relasi penting terkait pekerjaanku. Mereka mengajak main futsal bersama, jadinya aku langsung tancap gas pulang ke Bandung walaupun capek berat.”
Bisma meraba punggungnya yang tegang. Meringis merasakan sekujur tubuhnya yang pegal-pegal di mana-mana. Betisnya pun terasa kaku, mengemudi sendiri menempuh perjalanan jauh bukanlah hal enteng.
“Sebaiknya Den Bisma langsung masuk saja dan beristirahat. Ini sudah hampir jam 2 dini hari. Cuma ada waktu beberapa jam lagi menjelang pagi. Biar Mamang yang ngangkut dan beresin semua oleh-oleh ke dalam, sekalian mau kunci pagar lagi,” kata si Mang Eko cepat tanggap saat mendapati ekspresi Bisma lelah luar biasa.
“Oke. Makasih, Mang,” ucapnya yang terdengar lelah terbungkus kantuk yang kian menghebat.
“Oh iya, Den. Kemarin sore ada tukang paket dokumen anter surat buat Den Bisma. Sudah Mamang taruh suratnya di kamar.”
“Surat dari siapa?” tanya Bisma. Menghentikan langkahnya di ambang pintu masuk.
“Mamang juga tidak tahu. Nama pengirimnya susah dibacanya. Pakai bahasa orang bule kayaknya itu,” jelas Mang Eko apa adanya.
“Ya sudah, biar aku lihat sendiri nanti.”
Menuju kamar utama, Bisma bergegas ke kamar mandi. Bersih-bersih ala kadarnya sebelum membanting tubuh lelahnya ke atas kasur empuk yang sudah seminggu ditinggalkannya.
“Akh, sepertinya aku butuh dipijat. Kenapa badanku terasa jompo padahal usiaku baru 31 tahun? Mungkinkah efek hormon testosteron yang terpendam sudah dua tahun ini membuatku mudah capek dan pegal-pegal akhir-akhir ini?” gumamnya sembari menatap langit-langit dan merebahkan punggung pegalnya.
“Ck, pemikiran macam apa ini? Sudah jelas capek ini terasa karena sibuk bekerja. Sebaiknya tidur saja, biar otak ini enggak mikir yang aneh-aneh!” gerutunya mengomeli dirinya sendiri.
Cepat-cepat Bisma menarik selimut dan bermaksud mengambil remot kontrol penyejuk ruangan di atas meja kecil samping ranjang. Hendak menyesuaikan suhunya supaya nyaman melingkupi tidurnya. Namun, perhatiannya teralihkan pada sepucuk surat yang tergeletak di samping remot AC.
Bisma mengambilnya, mendudukkan dirinya. membolak-balikan amplop lantas memfokuskan mata ngantuknya membaca identitas pengirim yang tertulis kecil di bagian bawah amplop berwarna coklat itu.
Sender: Your Ex-Wife
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
dewi
aduuuh, jadi kebayang enaknya makan bakpia🤤
2025-01-14
0
✨️ɛ.
mesti gitu nulisnya? blom move on ye mbaknya?
2024-09-19
1
Hana Nisa Nisa
nyimax
2024-01-03
0