Sinful Angel Bab 2
First Wedding Anniversary
Radhika Suroso & Prita Arhdya
Bisma berdecak malas, melempar sembarang surat undangan berwarna marun yang baru saja dibacanya.
Kepalanya lepas landas kembali ke mengempas permukaan bantal. Bisma meniup udara nyaring melalui mulut sembari mengusap wajahnya kasar merasakan hawa panas dari akumulasi kekecewaan dari luka pengkhianatan yang bergemuruh di balik rongga dadanya. Terpantik kembali selepas membaca isi surat yang dikirimkan mantan istrinya, yang ternyata merupakan undangan pesta anniversary pernikahan mantan istri dengan mantan sahabatnya.
Sejurus kemudian Bisma tertawa sumbang saat melihat cicak-cicak di dinding yang sedang memadu kasih, seolah mereka sengaja mengejek kesendiriannya.
“Kalian sedang meledekku ya? Pamer adegan dua satu plus di depan mataku malam-malam begini, mana dingin, hujan lagi!” gerutunya dengan nada memaki sembari menghunuskan kilat sinis pada dua cicak yang menumpang berkembang biak di dalam kamarnya. Melengkapi olok-olok kiriman si mantan istri yang masih saja gemar menari di atas lukanya pasca dua tahun koyaknya ikatan janji suci mereka.
“Arghh. Dasar surat sialan!”
Bisma mengumpat kesal. Menyesali refleksnya beberapa saat tadi yang malah memilih membuka amplop di nakas ketimbang mengambil remot penyejuk ruangan. Membuat gelayut kantuk hebatnya berjatuhan satu persatu, merenggut keinginan tidurnya padahal tubuhnya luar biasa lelah.
Jarum jam terus bergulir, Bisma masih tak kunjung dapat memejamkan mata. Berguling-guling di atas kasur berukuran king size itu, mencoba meredam rasa yang mengganggu pikiran juga hatinya.
Menendang selimut yang membungkus tubuh, Bisma memutuskan keluar dari kamarnya dan menuju ruang kerjanya yang bersebelahan dengan living room. Daripada begadang tak berfaedah akibat sulit tidur, lebih baik dipakai untuk bekerja saja meski kepalanya berdenyut sakit sekarang.
“Lho, Den. Katanya capek dan ngantuk berat? Tapi kenapa malah bikin kopi?” tanya Mang Eko keheranan saat memergoki Bisma menyeduh secangkir cappucino di dapur. Mang Eko baru saja selesai mengunci semua pintu dan berniat menuju gazebo belakang untuk melanjutkan menonton pertandingan bola di televisi yang masih berlangsung.
“Mungkin karena terlalu capek, mendadak kantukku hilang. Daripada begadang tak jelas, lebih baik digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat,” jawab Bisma sembari mengadukan kopi panasnya.
“Kayaknya bukan karena terlalu capek. Tapi karena tidurnya tidak ada yang menemani, tidak ada guling hidup yang bisa dipeluk.” Mang Eko berujar sembari cengar-cengir.
Bisma mendelik galak pada pria paruh baya pengurus rumahnya yang sudah dianggapnya seperti saudara sendiri.
“Mamang jangan sok tahu. Mang Eko juga sudah tiga tahun tidur tanpa ada yang dipeluk. Kita ini enggak jauh beda!” sergah Bisma judes.
“Wuih, jelas beda Den. Mamang ditinggal berpulang sama istri pas udah aki-aki begini. Julukannya saja sudah bau tanah. Beda dengan Aden yang masih muda, segar, bugar, perkasa. Mamang juga pernah muda. Seusia Aden ini lagi menggebu-gebunya. Mungkin saja ini kode alam yang mendorong Den Bisma untuk mulai memikirkan kembali tentang pasangan hidup.”
Tidak bundanya, tidak kakaknya bahkan Mang Eko, semuanya akhir-akhir ini hobi sekali menyarankannya merajut kasih kembali, sering mengangkat topik pembicaraan perihal mencari pasangan. Sebuah hubungan yang sangat enggan dilakukannya lagi, luka lamanya masih terasa perih dan nyeri setiap kali mengingat pengkhianatan tega mantan istri dan mantan sahabat karibnya.
“Lebih baik Mamang nonton bola lagi daripada jadi lambe turah. Aku mau kerja!” tegasnya kentara sebal. Beranjak dapur dengan cangkir kopi di tangan, meninggalkan Mang Eko yang sedang cekikikan puas.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
dewi
mamang ni yaaa, nambah panas hati bisma aja... 🤦
2025-01-14
0
dewi
cicak gak tau apa² kena marah pula😅
2025-01-14
0
dewi
usil 😂
2025-01-14
0