Senin Pembawa Asa

Hari ini adalah hari senin,Clara tampak terburu-buru masuk ke garasi untuk mengeluarkan mobilnya.

Pagi ini ada upacara dan sialnya ia kesiangan akibat tidak mendengar teriakan pembantunya yang berusa membangunkanny pagi tadi.

"Non Clara!! Sarapan dulu!!"

Teriak seorang wanita paruh baya sambil berusaha mengejar Clara ke dalam garasi.

Clara yang sudah masuk mobil pun hanya menurunkan kaca mobilnya dan mengeluarkan tangannya untuk meraih sepotong sandwhich yang di bawa wanita paruh baya tadi.

"Makasih ya bi. Clara pergi dulu." Pamit Clara buru-buru sambil menutup kembali kaca mobilnya dan berlalu keluar garasi.

♡♡♡

Waktu berlalu dengan cepat,dua puluh menit lagi upacara akan di mulai dan sialnya Clara masih di jalan.

"Eh,eh..,kenapa nih." Batin Clara panik saat mobilnya mendadak maju dengan tersendat-sendat.

"Oh my God. Jangan mogok di sini dong Bilcla." Panik Clara sambil menepuk-nepuk pelan setir mobilnya.

Namun sayang,untung tak bisa di raih. Setelah di paksakan beberapa menit,mobil Clara tetap tersendat-sendat dan akhirnya berhenti tepat setelah Clara menepikannya.

"Bilcla!! Perut lo kenapa harus kosong sekarang sih. Mana pom bensin masih jauh lagi. Lo ngerepotin gue tau!!"

Clara kembali mengomeli mobilnya dengan gemas.

Sambil mencak-mencak Clara terpaksa keluar dari mobilnya dan bermaksud mencari taxi ataupun bus jika ia bertemu halte.

Masa bodoh lah tentang upacara,tidak ikut pun tak apa toh sudah di pastikan ia juga akan terlambat,waktunya tinggal sepuluh menit.

Sambil sesekali mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya,Clara terus berjalan.

"Prit...,prit..."

Dari arah belakang sebuah motor tampak mendekat ke arah Clara.

"Butuh tumpangan??" Tanya pria di atas motor itu sambil mesejajarkan posisi motornya dengan langkah Clara.

Clara menghentikan langkahnya sejenak,ia tampak terdiam memikirkan beberapa hal.

"Kalau gue nolak,otomatis bakalan telat banget. Kalau gue terima,nanti di gosipin gimana?" Batin Clara menimbang-nimbang ajakan pria yang merupakan teman sebangkunya itu.

"Jangan kelamaan mikir. Waktunya mepet nih." Celetuk pria itu lagi sambil menyerahkan satu buah helm kepada Clara.

"Oke deh. Gue ikut lo." Jawab Clara akhirnya.

Clara segera naik ke atas motor Dirga sambil memasang helmnya.

Begitu dirinya sudah naik,perasaan asing langsung hinggap di hatinya. Jujur Clara antara nervous dan takut saat ini.

Takut jika di gosipi yang tidak-tidak mengingat Clara punya pacar,namun di sisi lain ia juga nervous karena ini pertama kali dirinya berada sedekat ini dengan pria bernama Dirga Mahendra.

Sosok yang tidak terlalu ia perhatikan kendati mereka sekelas dan sebangku.

Dirga yang cuek dan Clara yang pendiam di kelasnya membuat keduanya jarang terlibat interaksi. Selama ini Clara memang tak pernah mempedulikan apapun yang ada di sekitarnya karena memang itu bukan urusan Clara.

Hidupnya terlalu berisik di dalam membuatnya enggan menggubris dunia luar.

Namun saat ini,semesta seolah sedang merencanakan sesuatu dengan membuat mobilnya kehabisan bahan bakar hingga ia harus berangkat ke sekolah bersama dengan seseorang yang tidak pernah ia duga kehadirannya.

"Grep!"

Clara tersadar dari lamunannya begitu motor Dirga berhenti di dalam parkiran sekolah. Mereka datang cukup tepat waktu,bersamaan dengan bel sekolah yang terdengar bergema meminta seluruh murid berkumpul ke lapangan.

Buru-buru Clara turun dari motor Dirga dan berusaha melepas helmnya untuk di kembalikan ke Dirga.

"Ini helm,kenapa susah lepasnya sih?" Batin Clara sambil menarik-narik perekat yang mengunci helmnya agar terlepas.

Dirga yang melihat Clara kesulitan melepaskan helm pun refleks membantu Clara.

Clara mematung dengan tindakan Dirga barusan.

"Oh my God. Semoga gak ada liat." Batin Clara waspada sambil menatap ke sekeliling begitu helmnya terlepas.

"aman,parkiran sepi." Batin Clara lagi sambil melangkah meninggalkan Dirga dengan sedikit berlari.

Ia bahkan lupa mengucapkan terimakasih pada Dirga,jantungnya deg-deg-an tak karuan saat ini.

~Perasaan apa ini? Kenapa rasanya asing dan mendebarkan?" Batin Clara sambil memegangi dadanya. Ia kini sudah berada di dalam barisan dan siap mengikuti upacara,namun anehnya debaran kencang di dalam dadanya belum berhenti.

Dirga juga tampak menyusul masuk ke barisan dan berdiri di deretan yang sama dengan Clara hanya berjarak dua barisan saja karena memang ada jarak antara laki-laki dan perempuan.

"Sial,jantung gue udah gak normal." Batin Clara lagi saat merasakan debaran jantungnya kembali kencang saat matanya tak sengaja menatap Dirga.

"Stts.." Seseorang di belakang Clara tampak menoel-noel lengan Clara membuat Clara terpaksa menoleh sedikit.

Ternyata Gayatri pelakunya.

"Kenapa?" Bisik Clara pelan karena upacara sudah di mulai.

"Lo berangkat bareng Dirga ya??"

Degghh....

Clara hampir jantungan mendengar pertanyaan Gayatri.

"Enn,,ggak." Jawab Clara tergagap masih dengan nada berbisik.

"Masa?"

"Beneran Tri,kenapa lo bisa mikir gitu? Emang lo liat...?"  Clara hampir keceplosan.

Untung Gayatri segera memotong ucapannya.

"Gak jadi Clar. Gue kira aja tadi,habis gue liat lo masuk ke barisan hampir barengan sama Dirga. Makanya gue curiga."

Clara menghela napas lega. 

"Untung Gayatri tidak curiga." Batinnya sambil berusaha fokus mengikuti upacara kendati hati dan pikirannya saat ini tengah dilanda rasa asing yang ia sendiri belum tau apa namanya.

♡♡♡

Upacara selesai,seluruh murid kembali ke kelas masing-masing termasuk juga murid-murid dari kelas XII IPA II.

Dirga adalah salah satu dari mereka yang pertama kali masuk ke kelas.

Sesampainya di kursi tempat ia duduk,Dirga tak lantas mengeluarkan buku pelajarannya dari dalam tas. Tapi ia meletakkan tasnya di atas meja dan mulai meraba ke dalam lacinya.

Puluhan batang coklat ia keluarkan dari sana membuat Clara yang baru saja masuk tertegun.

Selama ini ia tak pernah menyadari jika pria yang ia anggap biasa aja ini adalah cowok yang cukup populer. Ia sering melihat Dirga mengeluarkan coklat-coklat dari lacinya pada saat jam masuk ataupun setelah istirahat namun baru kali ini ia benar-benar memperhatikannya.

Ada rasa jengkel yang mendadak muncul di hati Clara,entah kenapa ia merasa tak terima melihat banyaknya orang yang menggemari Dirga.

"Hei! Lo ngapain diam di situ? Gak mau duduk?"

Suara Dirga terdengar menegur Clara yang sedari tadi melamun di sisi meja dengan tatapan kosong.

"Eh,iya. Sorry."

Clara terlihat gugup sambil mendudukkan tubuhnya dengan cepat ke atas kursi.

Setelahnya ia segera mengeluarkan buku pelajaran dari dalam tasnya,tak ketinggalan pulpen juga sebuah buku diary bersampul ungu ikut ia keluarkan.

Keadaan di dalam kelas masih cukup ribut karena guru mata pelajaran belum masuk.

Di sela-sela waktu itu,Clara membuka buku diarynya dan mulai menulis sesuatu di sana.

~Rasa asing itu mendadak muncul. Aku bingung menyebutnya apa,yang jelas di satu sisi aku merasa gugup saat melihatnya,merasa marah saat ada yang menggaguminya dan juga merasa bersalah karena sudah menyimpan rasa asing yang seharusnya tiada.~

#Clara Abigail

♡♡♡

Silahkan

Like

Vote

Dan komen pakai quotes kalau kalian punya cadangan quotes,siapa tau nanti quotesnya kepake.

Wkwkwk😂

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!