Jam menunjukkan pukul satu siang yang artinya ini adalah jam pelajaran terakhir di SMA Margantara.
Saat ini,bu Sri. Guru biologi tengah menjelaskan tugas yang harus di kerjakan oleh murid-muridnya itu sebagai pekerjaan rumah alias PR untuk mereka.
"Ibu kasih kalian tugas untuk melakukan penelitian atau identifikasi pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Nanti dari masing-masing tumbuhan itu kalian tulis,nama tumbuhannya,jenis bijinya,jenis akarnya,batangnya, juga manfaat tumbuhannya ya."
"Kalian nanti mengerjakan tugas ini perkelompok dengan teman sebangku kalian lalu kumpulkan tugasnya minggu depan. Bisa kan?" Tanya bu Sri mengakhiri penjelasannya.
Kompak para murid menjawab. "Bisa bu!!"
"Bagus. Ada pertanyaan??"
"Tidak bu!!" Jawaban keramat para siswa-siswi sejak zaman warkop DKI.
"Kalau tidak ada pertanyaa,pelajaran hari ini kita tutup sampai di sini. Sekarang silahkan berkemas,setelah itu siapkan kelas karena sebentar lagi bel pulang pasti berbunyi."
Krusak-krusuk pun terdengar di dalam kelas IPA II tersebut saat para murid sibuk mengemasi tas mereka masing-masing.
Setelah selesai dan kelas kembali tertib,ketua kelas pun melakukan pembubaran pada kelas mereka siang itu dengan mengucapkan salam.
"Siang bu!!" Teriak mereka kompak.
Bu Sri mengangguk. "Siang!" Jawabnya singkat dan setelahnya bu Sri pun berlalu meninggalkan kelas IPA dua di ikuti siswa siswi lainnya.
Di kelas hanya tinggal beberapa orang saja,yaitu Clara,Dirga,Samudra dan juga Kavin yang merupakan sahabat Dirga.
"Woi bro!! Lo gak cabut?" Tanya Samudra sambil berjalan ke arah Dirga yang tengah membereskan bungkus-bungkus coklat dan surat yang berserakan memenuhi lacinya.
Di sebelahnya Clara juga tampak tengah membersihkan lacinya dari kulit kuaci yang tadi ia makan saat jam istirahat tanpa mempedulikan kedatangan dua sahabat Dirga itu.
"Bentaran dulu. Gue ngurus nih coklat-coklat." Decak Dirga malas sambil terus mengeluarkan puluhan coklat batang dengan berbagai ukuran yang ada di dalam lacinya.
"Ini orang pada kurang kerjaan banget deh. Menuh-menuhin meja gue aja." Gerutu Dirga sambil terus mengeluarkan coklat-coklat dan surat-surat tersebut dari dalam laci dan memasukkannya ke kantong kresek.
"Abis tu mau lo apain tuh coklat-coklat dan suratnya?" Tanya Kavin pada Dirga.
"Kayak biasa. Coklatnya mau gue kasih ke anak-anak di panti,mau gimana lagi. Gue gak terlalu suka coklat. Apalagi gue gak tau siapa yang ngasih. Terus nih surat-surat,ya gue bakarlah." Ujar Dirga sambil menepuk-nepuk kedua tangannya.
"Udah beres?" Tanya Samudra memastikan.
Dirga mengangguk,"udah kayaknya."
"Itu,kayaknya masih ada satu." Tunjuk Kavin pada sisi pojok laci Dirga yang memperlihatkan bungkus sesuatu yang sepertinya adalah coklat silverqueen berwarna putih.
"Wih,gede!! Lumayan buat gue." Kavin merebut coklat yang barusan Dirga ambil dengan gerakan cepat.
"Ada suratnya juga woi!!" Teriak Kavin heboh.
Padahal coklat lain juga ada suratnya,emang dasarnya Kavin lebay.
"Gue baca ya. Penasaran gue sesekali sama isi surat-surat fans Dirga ini."
Kavin pun membuka gulungan kertas yang terikat pita ungu itu dengan gerakan slowmotion.
"Isinya adalah...." Kavin sengaja semakin memperlambat gerakannya.
"Cepetan monyet!!" Bentak Samudra tak sabaran sambil merampas kertas tersebut dan mulai membacanya.
~To Dirga Mahendra...
Thx~
"What the hell." Samudra.
"Apaan nih bangsat!!" Kavin.
Kedua pemuda itu saling tatap kemudian berebut untuk mengoyakkan kertas tak berdosa tersebut dan membuangnya ke dalam kantong kresek yang ada di pegang Dirga.
"Thanks doang? Maksudnya apa coba? Gak ada kata-kata lain gitu? Emang lo udah ngelakuin apa sama tuh orang Ga? SKSD banget."
Samudra terlihat paling emosi di antara yang lainnya.
Dirga menggeleng tak paham. "Udahlah Sam. Gak usah emosi gitu,lagian suratnya kan buat gue. Ya suka-suka mereka lah mau nulisin apa di sana,mungkin mereka gabut kali. Bingung mau nulis apa."
"Uhuk..,uhuk..." Terdengar suara batuk dari kursi sebelah Dirga membuat ketiga pria itu menoleh bersamaan ke sumber suara.
"Lah,belum balik lu?" Tanya Kavin pada Clara dengan nada heran.
Saking asyiknya dengan isi surat dari fans Dirga,ketiganya sampai tak sadar jika ternyata masih ada makhluk lain di sana selain mereka.
"Gue mau balik,makanya minggir." Jawab Clara sekenanya.
"Balik bareng gue aja." Ujar Dirga tiba-tiba membuat Clara kembali terbatuk dan kedua teman Dirga menatap Dirga tajam.
"Maksud lo apa nyet? Gelora mau lo taruh di mana?"
Dirga menghela napas pendek. "Mulai deh! Lo berdua gak usah nethink gitu. Gue ngajak Clara pulang bareng karena kita ada tugas kelompok,gak aneh-aneh kayak isi otak lo." Balas Dirga tajam.
"Lo free gak Clar,siang ini?" Tanya Dirga pada Clara.
Clara mengangguk. "Free kok."
"Bisa kan kita langsung ngerjain tugasnya? Gue mager ngerjain tugas kalau tunda-tunda."
"B..,bisa kok." Jawab Clara gugup.
"Tapi seenggaknya izin dulu nyet!!" Celetuk Samudra lagi.
Dirga menoyor kepala Samudra dengan gemes. "Udah monyet. Lo telat nyuruhnya. Lagian gue ngajak Clara pulang gak berdua tapi bertiga,sama Gelora juga. Soalnya Gelora pengen kenalan sama Clara,dia penasaran sama Clara pas kemarin gue ceritain kalau gue nolongin Clara yang mobilnya kehabisan bahan bakar. Makanya gue ngajak Clara pulang ikut kita biar Gelora bisa kenalan sama dia."
"Ohh..,gitu." Jawab Samudra dan Kavin berbarengan.
"Jadi Dirga ngajak gue pulang bareng demi pacarnya itu. Gue kira..,argghh. Mikir apa sih gue. Stop halu Clara Gila. Jangan nyiksa otak bego lo ini. Stop. Stop. Stop." Batin Clara sambil menggigit lidahnya untuk melampiaskan rasa asing yang kembali muncul di benaknya.
"Siang!!" Suara lembut seseorang yang barusan jadi topik pembicaraan terdengar memasuki gendang telinga bersamaan dengan sosok semampainya yang muncul di ambang pintu.
"Lagi bahas apaan?" Tanya Gelora begitu sampai di depan keempat orang itu.
"Lagi bahas lo." Jawab Samudra dan Kavin apa adanya.
"Kok gue?" Tanya Gelora bingung sambil menatap ke arah pacarnya. "Beneran lagi bahas aku?" Kini Gelora bertanya pada sang pacar.
"Ah,enggak gitu kok maksudnya. Jadi tadi aku nawarin Clara buat pulang bareng aku sesuai permintaan kamu kemarin,nah si Samudra sama si Kavin ini nethink sama aku. Mereka ngiranya aku ada apa-apanya sama Clara. Padahal kan..."
"Emang ada apa-apanya." Celetuk Samudra asal membuat Clara langsung mencubit perutnya.
"Jangan ngadu domba lo!!" Bentak Clara tak suka dengan candaan Samudra yang menurutnya berlebihan.
Clara kemudian menoleh pada Gelora dengan raut wajah tak enak. "Maaf ya Gelora,tapi gue gak ada apa-apanya kok sama Dirga." Clara berbicara dengan sungkan.
Gelora tertawa kecil. "Ya ampun Clar,lo lucu deh. Gak usah tegang gitu lah,gue tau kok kalau mereka becanda. Gue tuh udah kenal lama sama mereka,udah tau gimana gilanya mereka. Lo tenang aja,gue gak marah sama lo.
Gak usah minta maaf,tujuan gue ke sini ya karena gue pengen kenalan sama lo. Cewek pendiam yang katanya udah sebangku sama Dirga dua tahun ini. Gue penasaran sama lo,apalagi lo suka puisi. Gue jadi makin penasaran tau.
Lo gak keberatan kan kenalan sama gue?"
♡♡♡
Like vote komen guys!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments