Clara Abigail

Pukul 11.30,ini adalah jam ketiga di kelas XII IPA II dan suasana kelas IPA dua saat itu ributnya sudah melebihi pasar sayur.

Ini kelas IPA kan? Kok ribut?

Eitt..,jangan salah. Walaupun judulnya kelas IPA,kelas yang kata orang biasanya berisi murid-murid pintar itu juga tidak kalah gilanya jika dalam urusan ribut apalagi di jam kosong seperti saat ini.

Segenap murid yang biasanya anteng jika tidak ada guru akan mengeluarkan khodam-khodam tak terlihat jika sudah jamkos alias (jam kosong).

Ada yang mendadak jadi penyanyi dangdut,penyanyi pop,koplo,penyanyi religi,komedian,tukang palak,tukang tidur,drum band,tiktokers,pelukis papan tulis,gamer,juga agen gosip ala tetangga julid.

Kalau urusan yang terakhir itu biasanya identik bagi kaum hawa. Entah kenapa makhluk yang katanya memiliki predikat paling benar ini hobi sekali bergosip.

Seperti yang terjadi saat ini,segerombolan gadis tengah asik duduk melingkar di belakang kelas sambil membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan kaum adam dan juga fashion pastinya.

Di tengah asyiknya bergosip,salah satu dari mereka berteriak.

"Clara Abigail!! Sini!! Teriak salah satu dari para gadis itu pada seseorang.

Gadis yang di panggil Clara itu pun menoleh.

"Kenapa?" Tanyanya dengan wajah tidak antusias.

"Ayolah gosip-gosip sini. Ngeramin buku sama pulpen terus,gak bosen apa lo? Gabung sini kek,ngobrol-ngobrol sama kita."

Karena tidak mau menyinggung perasaan orang lain,gadis pendiam yang bernama Clara Abigail itupun menurut dan beranjak dari bangkunya untuk bergabung dengan para gadis-gadis di kelasnya itu.

"Gitu dong Clar,lo mah udah sekolah hampir tiga tahun masih aja pendiem,kenapa sih? Gak nyaman ya temenen sama kita-kita?"

Fitria Kirana. Salah satu dari biang gosip di kelas Clara tampak mulai menyinyiri sifat pendiam Clara.

Clara hanya tersenyum menanggapi ucapan temannya itu.

"Liat kan,di tanya apa. Jawabannya cuma senyum. Susah emang."

Fitria garuk-garuk kepala karena kehabisan kata-kata dalam menghadapi sifat pendiam Clara.

Sementara itu Gayatri Andriana,gadis yang tadi mengajak Clara untuk bergabung kini mulai mengambil ancang-ancang untuk memulai kembali gosip panas mereka.

"Eh,pada tau gak. Katanya anak kelas sebelah si Gelora Cahya Zhaliandra itu jadian tau sama anak kelas kita si Dirga Mahendera. Teman sebangku nih anak." Ujar Gayatri sambil menunjuk-nunjuk ke arah Clara.

"Oh ya?"

"Masa?"

"Udah tau gue mah."

Terdengar respon berbeda-beda dari para gadis itu,hanya Clara yang terlihat biasa saja karena memang bukan urusannya.

"Clar,lo kok biasa aja sih?? Gak ada respon yang wow gitu?" Tanya Gayatri penasaran.

Clara menggeleng. "Dirga kan bukan siapa-siapa gue. Terus gue harus respon apa?" Tanya Clara bingung.

"Clara yang polos. Sekarang lo putar balik,nah lo tatap Dirga lima detik." Suruh Gayatri pada Clara.

Dengan polos Clara pun menuruti permintaan Gayatri dan berbalik menatap ke arah objek pembicaraan mereka yang tampak tengah sibuk bermain game online dengan kedua temannya,Samudra Argantra dan Kavin Dhananjaya.

"Udah?" Tanya Gayatri ketika Clara memutar kembali kepalanya ke posisi seharusnya.

Clara mengangguk.

"Gimana? Ganteng gak? Gantengkan? Ganteng banget malah,woii!!" Gayatri memekik tertahan.

Untung orang yang mereka gosipi tidak menoleh.

Sedangkan teman-teman Gayatri yang lain juga tampak mengangguk setuju dengan ucapan Gayatri.

"Biasa aja!" Batin Clara acuh tak acuh.

Ia menoleh sekali lagi ke arah Dirga dan tetap sama,tidak ada yang terlalu wow dari pria itu. Apalagi sudah dua tahun (kelas 11 dan 12 ) ini mereka duduk sebangku dan belum pernah ada interaksi dekat antara Clara dan Dirga kecuali jika berhubung dengan pelajaran.

Jadi bagi Clara,Dirga hanyalah cowok cuek yang sama sekali tidak menarik.

Karena merasa dirinya tidak nyambung dengan pembahasan teman-temannya,Clara memilih kembali ke kursinya. Bersamaan dengan itu,Dirga juga kembali ke tempat duduknya.

Melihat Dirga mendekat,Clara mempersilahkan agar Dirga terlebih dahulu duduk dan setelahnya ia ikut menyusul duduk di sebelah Dirga tanpa sepatah katapun.

"Habis ini pelajaran apa ya?" Tanya Dirga tiba-tiba membuat Clara yang baru saja duduk refleks menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Lo ngomong sama gue?" Tanya Clara setelah memastikan tak ada yang Dirga ajak bicara kecuali dirinya.

Dirga mengangguk. "Siapa lagi?"

"Oh,eh. Iya sorry. Habis ini,ee...,Fisika." Ujar Clara sedikit gugup.

"Tumben nih batu ngomong." Batin Clara sambil garuk-garuk kepala.

"Lo suka puisi?" Tanya Dirga lagi.

Dan lagi-lagi Clara gelagapan.

"Heh,iya. Hehe,kok lo tau?" Tanya Clara balik.

"Gak mungkin kan lo mendadak kagum sama gue?" Batinnya mulai berpikir negatif.

"Gue nemu ini tadi jatuh di dekat kaki meja. Punya lo kan?"

Dirga menyodorkan sebuah buku Diary bersampul ungu ke hadapan Clara.

Clara merampas benda tersebut dengan cepat dan memasukkannya ke dalam laci mejanya.

"Iya nih. Punya gue,makasih ya udah bantu di ambilin." .

"Sama-sama." Jawab Dirga singkat.

Setelah itu keheningan kembali terjadi di antara keduanya,Dirga tampak sibuk dengan ponselnya sedangkan Clara kembali mengeluarkan buku diary-nya tadi dan mulai menulis sesuatu lagi di sana.

Bagi Clara buku diary-nya ini sangat berharga,karena segala sesuatu yang ia rasakan selalu ia tulis di diarynya.

Clara bukan anak yang pandai bergaul,sedari SD,SMP,bahkan sampai SMA ini Clara belum pernah merasakan yang namanya punya sahabat dekat.

Sikapnya yang tertutup dan pendiam membuatnya sulit mendapatkan teman. Di luar sekolah juga Clara tak punya teman,ia berada di kawasan perumahan elit yang jarak rumahnya dan rumah tetangganya itu berjauhan,belum lagi antara ia dan tetangganya juga jarang berintaksi karena sama-sama orang sibuk.

Kedua orangtua Clara juga sama-sama pebisnis yang saat ini sibuk merintis karier di luar negeri,ia punya saudara laki-laki namanya Nino Abigail yang saat sedang duduk di bangku kuliah dan memilih tinggal sendiri di apartemen.

Keseharian Clara yang sudah sepi sedari kecil menjadi semakin sepi setelah terpisah dengan sang abang. Hanya beberapa pelayan yang bekerja di rumahnya lah yang menemani keseharian Clara,maka tak heran jika diary adalah hal paling penting di hidup Clara.

Ia hobi menulis puisi ataupun quotesnya di sana,juga menceritakan kesehariannya pada benda mati tersebut. Walaupun tak mendapat respon,setidaknya ia lega karena masih punya tempat untuk berbagi cerita.

~Karena tak selamanya diam itu hening. Ada kalanya mulut tak bersuara,namun ramai bunyinya di kepala~

#Clara Abigail.

♡♡♡

Satu jam berlalu...

Kring.....

Dering bel membuyarkan seluruh aktivitas yang ada di SMA Margantara,satu persatu kelas di bubarkan. Termasuk kelas XII IPA II yang kini sudah seperti ayam lepas kandang.

"Pulang bareng aku ya."

Suara Dirga terdengar saat Clara tengah sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Clara mendongak dan ia hendak menyahut namun urung saat melihat Dirga tengah menempelkan ponsel ke telinganya.

"Anjir,gue kepedean." Batin Clara sambil menunduk menahan malu. Untung ia belum kelepasan bicara,kalau tidak mau di taruh di mana mukanya saat ini.

"Ya ampun Clara,mikir apa sih lo? Mana mungkin Dirga ngomong gitu sama lo! Ingat Dirga udah punya pacar. Lo kenapa jadi gila gini sih??"

Batin Clara terus mengumpatinya di sepanjang perjalanan pulang.

~Sesekali kurangi tingkat kepercayaan dirimu,pekalah pada keadaan dan pahami jika menyapa belum tentu ada apa-apa~

#Clara Abigail

♡♡♡

Jangan lupa tinggalkan jejakmu....

Oh iya,kalian suka quotes? Aku ada loh IG yang isinya quotes doang nama IGnya azelleadiary

Bilang aja sih wkwkw😂

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!