Sekarang waktunya pelajaran olahraga, semua siswa dan siswi kelas 12A IPA bersiap mengganti baju mereka.
Xana berjalan kedalam ruangan ganti baju, ia membuka loker nya dan memakai seragam olahraga berwarna biru muda.
Hanya ada Xana sendiri diruangan ganti, ia menatap dirinya ke sebuah cermin.
"Xana kau sangat cantik, tapi sayang aku tidak seperti dirimu yang suka menyembunyikan kecantikan alami" ucap Alexsa yang kini berada ditubuh Xana.
Xana mengikat rambutnya dengan tinggi agar tidak terlalu gerah ketika berolahraga nanti. Tidak lupa ia memoles sedikit lipgos di bibirnya agar sedikit berwarna merah muda.
Beberapa menit kemudian, Xana keluar dari ruang ganti ia berjalan kearah lapangan. Dan untuk yang kesekian kalinya semua mata tertuju pada Xana
"Tidak ku sangka ternyata dikelas kita ada wanita secantik Xana.." ucap salah satu murid laki-laki.
Membuat mereka terpaku dengan pesona Xana yang berubah sangat drastis, tidak lama kemudian Guru pelatih olahraga meniupkan pluit meminta mereka semua untuk berbaris dan lari keliling lapangan seperti biasa.
Namun tidak dengan Vania, Celsy dan Keren mereka menatap Xana dengan tajam seolah-olah ingin memangsa nya.
Sedangkan Ernando diam-diam menatap gadis yang selalu ia sukai sejak dulu, tapi tidak berani mendekati nya secara berlebihan.
Hampir dua jam mereka berolahraga, akhirnya mereka istirahat kekantin.
"Xana?" panggil seseorang, Xana spontan menoleh kearah si pemanggil
"Ernando?" ucap Xana pelan, tidak seperti biasanya bocah itu memanggil Xana
"Xana..kemarin kamu kemana?" tanya Ernando membuat Xana tercengang
"Maksudnya?" tanya Xana
"Kemarin kamu tidak turun sekolah, aku pikir kau sakit" ucap Ernando tidak biasanya dia peduli dengan Xana.
Ingin sekali Xana memarahi bocah didepannya ini, karna Ernando Xana dibully hingga tewas oleh geng Vania kemarin dan kemana Ernando ketika Xana dalam masalah! Kemana!
Ingin sekali Xana berteriak namun semua itu tertahan, karna Ernando tidak tahu apa-apa. Hanya saja karna Ernando mendekati Xana juga sehingga ia mendapatkan akibat dari kekejaman geng Vania huhhhh!
Xana berusaha cuek terhadap Ernando yang terlambat peduli dengan Xana, Xana berjalan tanpa menjawab sepatah katapun pertanyaan dari Ernando tersebut.
Ernando terdiam tidak biasanya Xana mencueki dirinya, walaupun kadang Xana memang mengacuhkannya tanpa sebab.
Xana pergi kekantin sendirian, disana ia memesan es jeruk saja. Tanpa sadar sepesang mata tengah memperhatikan dirinya,
"Xana kamu kenapa?" gumam Ernando dalam hati, ia selalu melirik Xana yang sendiri berada dipojokan.
"Er kamu kenapa?" tanya Ferdian dan Ernando hanya menggelengkan kepala saja
"Vik kapan olimpiade mu dimulai?" tanya Ernando kepada Viktor mengalihkan pertanyaan Ferdian tadi,
"Setengah bulan lagi..." sahut Viktor singkat
"Jangan terlalu dipikirkan nanti stres" ucap Ferdian
"Hahh kalian seperti tidak tahu saja bagaimana keluarga ku..." sahut Viktor singkat, dalam keluarga Viktor ia dituntut untuk lebih dan mendapatkan nilai sempurna. Terkadang itu membuat Viktor stres namun karna ada teman-teman yang baik dalam mendukungnya secara tidak berlebihan Viktor masih bisa menahan gejolak dalam dirinya yang tertahan.
Terlalu dituntut sempurna, membuat Viktor lebih pendiam dari pada Ernando dan Ferdian teman sebayanya.
"Er..jika ku perhatikan dari tadi kamu selalu melirik Xana.." kata Ferdian sambil meminum es jeruk yang ia aduk-aduk sedari tadi.
"Hahhh, jika saja orang tua ku tidak melarang ku untuk pacaran. Mungkin Xana sejak dulu akan menjadi pacar ku.." ucap Ernando keceplosan
"Gila kau Er, gara-gara kamu hidup Xana tidak tenang!" ucap Ferdian spontan
"Maksudmu??" tanya Ernando tidak paham dan salah tingkah
"Hahh, kamu gak tahu kalau setiap kamu peduli dengan Xana. Xana selalu ditindas oleh geng Vania!" tegas Ferdian yang tampak emosi dengan Ernando yang ketinggalan berita.
"Hahh serius?" tanya Ernando tidak percaya
"Bukannya Vania itu temennya Xana yahh?" tanya Ernando
'Brukk'
Ferdian memukul kepala Ernando namun tidak terlalu keras
"Gila kamu Er...dari dulu Xana itu selalu dibully sama geng Vania!" tegas Ferdian lalu Ernando kembali menatap gadis manis yang terlihat tenang duduk sendiri tanpa teman itu.
"Aku tidak tahu jika itu karna aku.." lirih Ernando dalam hati ia merasa bersalah atas ketidak tahuannya, ternyata geng Vania selalu membully Xana secara diam-diam di belakang Ernando.
...Next.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
meli meilia
tenang ernando.. skrg Xana udh jd suhu kok..
2022-12-10
1