Xana berbaring dikasur seadanya, pikirannya melayang jauh moment-moment masa lalu yang terbayang dalam ingatannya. Ia memang satu-satunya cucu yang sangat disayangi oleh kakeknya, hingga membuat anggota keluarga lainnya iri juga dengki terhadap Alexsa.
Kakaknya Morvin dulu sangat baik kepadanya, namun tidak disangka ia akan mengalami pengkhianatan oleh kakak kandungnya sendiri.
Seketika Xana meneteskan air mata hatinya terasa hancur, sakit sekali.
"Beginikah rasanya dikhianati?" gerutu Xana dalam hati, setelah itu ia terlelap namun tetasan air matanya masih mengalir.
Malam semakin larut, Xana tertidur pulas karna kelelahan.
'Tidur setelah menangis adalah hal yang paling nyaman dirasakan.'
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan paginya, tepat pukul 05.20 Xana bangun ia berolahraga sebentar seperti push up, **** up dan pull up lalu mandi. Selesai mandi ia bersiap untuk berangkat kesekolah, tidak lupa sarapan sebentar walaupun yang ia makan hanya roti dan air putih saja.
'Dikehidupan kedua ini aku malah terlahir miskin, padahal dahulu aku sangat kaya' gerutu Xana dalam hati.
Selesai ia sarapan, Xana berjalan menuju halte bus yang biasa ia naiki. Untuk yang pertama kalinya Xana tidak menggunakan hodie ketika diluar rumah, penampilannya berubah walaupun masih anak sekolah tapi ia terlihat mempesona.
Rambut yang tidak terikat seperti biasa, dan kepercayaan diri yang membuat Xana berbeda. Ia mempunyai wajah cantik namun sering ditutupinya 'sayang sekali'.
Ketika Xana sampai disekolah, seluruh mata tertuju padanya kecantikan alami dan tubuh mungil berkesan manis.
"Itu Xana??" tanya siswa dan siswi tidak percaya, yang mereka tahu Xana adalah seorang introvert, sangat tertutup dan jelek.
Xana tidak peduli dengan tatapan siswa siswi di sekolahnya, yang ia inginkan saat ini hanya duduk di kelas belajar lalu pulang dan kerja seperti biasa yang Xana lakukan setiap harinya.
Namun tidak semudah itu, baru sampai Xana dikelas dia sudah dihadang oleh geng Vania
"Hayy cupu, apa kamu sudah sehat?" tanya Vania, Celsy dan Keren mereka adalah geng pembully yang sudah membuat Xana menderita.
Xana diam ia tidak menanggapi ucapan Vania, lalu saat Xana ingin duduk dibangkunya
'Srett'
Kursi Xana didorong oleh Vania hingga membuat Xana terduduk dilantai,
"Upss sorry sengaja!" ucap Vania ditelinga Xana sambil tertawa mengejek, tapi Xana berusaha untuk tetap sabar seperti biasa ia tidak melawan.
'Tringgg tringg tringgg'
Bel sekolah sudah berbunyi, semua siswa dan siswi bergegas masuk kelas lalu duduk dibangku mereka masing-masing.
Tidak lama kemudian, seorang guru masuk kekelas 12A IPA.
Mereka belajar seperti biasa, didalam kelas Xana ada beberapa siswa populer yang terdiri dari Ernando Ketua Tim Basker, Victor Siswa Teladan dan Ferdian Ketua Kelas. Mereka bertiga adalah siswa paling populer disekolah dan sama-sama satu kelas, hingga kelas mereka sering dikatakan kelas unggulan.
Xana juga cukup pintar, ia selalu menjadi no 2 dikelasnya sedangkan no 1 diambil alih oleh Victor Siswa Teladan dan no 3 diambil alih oleh Lily gadis tercantik setelah Vania.
Mereka semua bukan orang biasa melaikan ada yang anak pengacara, anak dokter, anak guru dan anak ketua yayasan sekolah. Mereka dari keluarga terpandang dan kalangan atas yang koneksinya cukup rumit untuk dijelaskan.
Sedangkan Xana ia bukan siapa-siapa, hanya karna otak cerdasnya ia dapat beasiswa dan masuk kesekolah terfavorit ini. Itulah kenapa Xana sering dibully oleh geng Vania yang ternyata ia anak dari seorang jaksa.
'ckckck kehidupan yang rumit'
Beberapa jam kemudian, bel istirahat berbunyi dan mereka berhamburan menuju kekantin sekolah.
Xana yang tidak ada teman hanya bisa berjalan sendiri kekantin, namun tiba-tiba
"Heyy kamu?" ucap seorang gadis yang ternyata ia gadis yang Xana tolong kemarin.
"Syukurlah kau selamat, padahal kemarin aku mencarimu.." ucapnya sambil memeluk Xana
"Kenalin aku Ellena Alfarizi..." ucapnya seraya bersalaman dengan Xana
"i..iya..aku Ale..ehh, aku Xana Alexsandra" ucap Xana yang hampir menyebut namanya sendiri Alexsa
"Hemm akhirnya kita bertemu Xana, thanks yaa soal kemarin" ucap Ellena lagi
"Ternyata dia dari keluarga Alfarizi toh" gumam Xana dalam hati
"Eh kamu sama siapa kekantin?" tanya Ellena
"Sendiri.." ucap Xana singkat
"Bareng aku aja yuu" ajak Ellena dan diangguki oleh Xana, karna ia tidak memiliki teman sama sekali jadi Xana menerima ajakan Ellena
Saat dimeja makan kantin, Xana memilih dipojokan seperti biasa.
"Kak Xana kelas berapa?" tanya Ellena
"Aku kelas 12A IPA" sahut Xana
"Ouhh aku kelas 11B IPS kak" ucapnya sambil tertawa kecil dan Xana hanya menganggukan kepalanya saja
"Kamu gak ada teman?" tanya Xana
"Belum ada kak, soalnya aku baru pindah kemarin" ucap Ellena
"Yukk kita pesan makan" ajak Ellena, Xana hanya menganggukan kepala saja
"Bu pesen bakso dua versi jumbo sama es jeruk dua juga" ucap Ellena dan Xana menatapnya tidak percaya
"Tenang aku yang traktir.." ucap Ellena padahal Xana menatapnya tidak percaya karna vorsi makan gadis itu tidak biasa
"Ternyata dia rakus juga yah.." gumam Xana dalam hati.
Setelah pesanan mereka datang, dari bau saja sudah menggoda dan langsung diserbu oleh Ellena dan Xana. Ternyata mereka sama-sama rakus ckckck.
Dikejauhan ada tatapan tidak suka dari tiga orang gadis, mereka menatap tajam ke arah Xana yang kini mempunyai teman.
"Sepertinya gadis cupu itu semakin berani" ucap Vania dengan sorot mata tajam, ia tidak suka melihat Xana dekat dengan siswa atau siswi lain. Entah kenapa Vania begitu iri dengan Xana, dan sebab itu juga Xana tidak pernah memiliki teman lagi. Orang-orang menjauhinya karna takut berurusan dengan Vania yang dikenal si pembully paling keras.
...Next........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
meli meilia
ggrrr.. slalu gedek tiap kali baca ttg pembullyan.. gak habis pikir aja gitu..
2022-12-09
0