Keesokan paginya, seharusnya Xana sekolah namun ia meliburkan diri. Sedangkan dahulu Alexsa adalah seorang wanita karier yang sudah bekerja dan umurnya juga jauh berbeda dengan Xana, Alexsa 23 tahun dan Xana baru 18 tahun.
Karna Alexsa saat ini telah berada ditubuh Xana, maka ia akan melanjutkan pendidikan seperti yang Xana lakukan setiap harinya.
"Akhh aku lapar.." gerutu Xana
Xana membuka lemari es nya yang ternyata ada berisi dua buah apel juga mie instan, Xana menyantap dua hidangan seadanya untuk mengganjal perutnya yang sudah keroncongan.
Tidak lama sehabis Xana makan, ia memutuskan untuk pergi ke suatu tempat. Di perjalanan Xana melihat seorang gadis dirampok oleh dua orang preman,
"Akhh..tolonggg hiks, hiks.." teriak gadis itu
"Heyy lepaskan gadis itu!" teriak Xana tegas dan berani
"Woww kita dapat mangsa lagi bro!" ucap preman itu dengan nada ejekan, Xana tersenyum kecil.
"Kalian terlalu meremehkan.." sahut Xana di sertai dengan tendangan dan tamparan bertubi-tubi yang membuat dua preman itu tumbang sekaligus
"Cihh dasar lemah! Begini saja tidak mampu" ledek Xana yang membuat dua preman itu semakin emosi
"Kau cepat lari!" perintah Xana kepada gadis yang hampir dinodai oleh para preman biadab.
Gadis itu tak tega meninggalkan sang penolongnya, tapi apa boleh buat ia hanya gadis lemah tak seperti Xana yang mampu merobohkan dua preman tadi.
Sesekali gadis itu menoleh kearah Xana yang masih berkelahi dengan dua preman itu, namun kakinya terus berlari tanpa henti.
Sesampainya ditempat yang aman gadis tadi langsung menelpon kakak nya,
"Hallo kak, tolong aku.." ucap gadis itu tanpa basa-basi ia menjelaskan apa yang telah terjadi terhadap dirinya.
Beberapa menit kemudian sebuah mobil mewah menghampiri gadis tadi,
"Ellena kau baik-baik saja?" ucap seorang pria sambil mencek seluruh tubuh adiknya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Aku baik-baik saja kak, tapi ada seorang gadis yang menolongku dan dia masih di gang sempit disana" tunjuk gadis yang bernama Ellena itu
"Dony cepat cek gang yang dikatakan adikku dan selamatkan gadis itu!" perintah pria tampan tadi
"Baik Bos Cullen.." sahut anak buahnya yang bernama Dony
Dony bergegas kearah yang dikatakan oleh Ellena tadi, ia mencari-cari namun tidak ketemu. Tidak ada siapapun digang tersebut.
Dony kembali dengan tangan kosong,
"Bagaimana mungkin, apa gadis itu tertangkap juga?" kata Ellena ketakutan
"Apa kau benar-benar sudah mencarinya dengan benar?" tanya Cullen datar
"Iya bos, tidak ada siapapun digang tersebut" ucap Dony gelagapan
"Ellena mungkin gadis yang kau katakan tadi sudah baik-baik saja, kau tenang oke" ucap Cullen menenengkan adiknya yang panik
Ellena mengangguk pelan,
"Ayo pulang!" perintah Cullen kepada anak buahnya
Setelah mobil mewah itu pergi, sosok gadis yang mereka cari tadi sedang bersembunyi didalam semak-semak. Tubuhnya yang mungil dapat dengan mudahnya bersembunyi dimana pun yang ia mau,
"Ternyata mereka dari keluarga tingkat atas.." gumam Xana pelan, sedangkan preman yang ia hajar tadi sudah kabur dan tidak berani lagi mendekati Xana. Karna Xana bisa dengan mudahnya mematahkan kaki dan tangan preman yang angkuh itu.
Xana berjalan ditrotoar dengan santainya, ia menggunakan hodie seperti biasa yang sering dilakukan oleh gadis pemilik tubuh ini. Walau pun cuaca cukup panas, Xana tidak masalah dengan apa yang ia pakai.
Xana sampai ditempat yang ia tuju 'RS. Ratma Jaya' ia masuk kedalam dengan hati-hati
"Ku harap kakek masih disini..." gumam Xana dalam hati, biar bagaimana pun ia berharap agar kakek nya masih hidup karna sudah tiga tahun lamanya setelah kejadian penusukan yang dilakukan oleh Morvin Elvano kakaknya Alexsa Elvano sendiri.
Xana bertanya kepada perawat disana, ia menuju ruang administratif.
"Permisi sus, saya mau nanya..." ucap Xana ramah
"Iya silahkan.." ucap suster ramah
"Rumah sakit ini milik keluarga Elvano kan?" tanya Xana berusaha hati-hati agar tidak mencurigakan
"Iya betul sekali.." sahut suster
Xana tersenyum cerah, berharap orang yang ia cari masih hidup.
"Saya mau mencari Tuan Besar Elvano Xizer" ucap Xana dengan semangat
"Ouh...maaf..Tuan Besar Elvano Xizer sudah meninggal dua tahun yang lalu" ucap perawat itu agak heran. Wajah Xana pias ketika mendengar kakek nya sudah meninggal dunia, air matanya perlahan mulai menetes.
"Lalu siapa yang mengelola Rumah Sakit ini?" tanya Xana berusaha terlihat kuat
"Tuan Muda Morvin Elvano.." sahut suster itu, seharusnya ia tidak mudah memberikan info itu tapi entah kenapa gadis yang ada di depannya ini terlihat sedikit familiar.
"Terimakasih sus, sebenarnya saya fans Tuan Besar Elvano..." ucap Xana lirih ia tak sanggup lagi menahan tangis, dan seketika tangis nya pecah didepan suster yang memberikan informasi tersebut.
"kakek maafkan Alexsa yang tidak menemani mu disaat terakhir..hiks, hiks..." Alexsa atau Xana menangis sejadi-jadinya tanpa rasa malu ia tetap berjalan seperti gadis yang baru saja dicampakan oleh kekasihnya. Suster tadi hanya menatap Xana dalam keadaan bingung, ia tidak tahu harus berbuat apa.
Xana meninggalkan RS. Ratma Jaya, dan tanpa sadar ia menabrak seorang pria.
"Ma..maaf.." ucapnya lirih lalu melanjutkan jalannya sambil menangis
"Bos Cullen, anda tidak apa-apa?" tanya anak buahnya
"Ya, Dony cepat bawa berkas yang akan ditanda tangani oleh Morvin!" perintah pria itu yang ternyata adalah Cullen.
Cullen berjalan menuju ruang administratif,
"Dimana ruangan Tuan Morvin?" tanya Dony anak buah Cullen
"Dengan siapa?" tanya suster yang menjaga
"Tuan Muda Cullen Alfarizi.." ucap Dony lagi
"Sebentar..." sahut suster sambil menelpon orang yang dicari oleh Cullen
"Hallo tuan ada yang ingin bertemu, Tuan Muda Cullen Alfarizi.." ucap suster menambahkan
"Suruh masuk! Dia mitra ku.." sahut Tuan Morvin tegas
"iya...silahkan tuan lewat sini.." kata suster itu ramah. Cullen Alfarizi dan Dony anak buah nya berjalan menuju lift rumah sakit.
"Rumah sakit ini cukup mewah..." gumam Cullen dalam hati.
Tidak lama kemudian, Cullen tiba diruangan tempat Tuan Morvin bekerja.
"Selamat siang Tuan Muda Cullen Alfarizi, mohon maaf karna sudah membuat mu menunggu.." ucap Tuan Morvin kepada Tuan Cullen yang sama-sama pewaris tunggal di keluarga nya.
Cullen hanya diam dengan wajah datarnya tidak terlalu serius menanggapi apa yang dikatakan oleh Tuan Morvin tadi,
"Bagaimana dengan kerja sama kita?" tanya Morvin
'Brukk!'
Cullen menyerahkan surat pembatalan kerja sama,
"Ap..apa ini Tuan Cullen?" tanya Morvin terbata-bata
"Aku tidak ingin bekerja sama!" ucap Cullen santai
"Tu..tunggu dulu tuan, tolong jelaskan apa yang terjadi? Kenapa kau membatalkannya?" tanya Morvin heran
"Aku sudah mencek seluruh riwayat keluarga mu dan ada kecacatan dalam kerja sama kita, aku tidak ingin mengambil langkah jika itu membuat ku terjatuh dalam lubang yang sama!" tegas Cullen
Morvin terdiam ia tidak paham dengan penjelasan Cullen,
"Begini tuan Morvin, kau bukan ahli waris sesungguhnya jika kerja sama kita ini dijalankan kami takut akan terjadi konsekuensi yang besar dan menimbulkan kebangkrutan." ucap Dony kembali menjelaskan
"Tapi aku memang ahli waris keluarga ku" ucap Morvin tegas
"Saudara ku sudah meninggal sejak tiga tahun lalu.." ucap nya lagi
"Walaupun begitu, tapi didokumen mu memiliki kecacatan tuan Morvin dan kami tidak ingin bekerja sama dengan mu" ucap Dony menegaskan
"Huhhh baiklah jika itu keputusan kalian, ku harap kalian tidak menyesalinya" ucap Morvin kecewa. Lalu tanpa banyak bicara lagi Cullen dan Dony pergi dari ruangan itu, mereka tidak ingin bermain dengan liciknya keluarga Elvano semejak diambil alih oleh Tuan Morvin.
"Untunglah kita mendapatkan dokumen rahasia itu..." gumam Cullen dalam hati seraya tersenyum tipis.
...Next......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
@m1R@
awal yg menarik
2023-02-26
3
Phoenix Emas🍁
sad;)
2022-12-08
0
Phoenix Emas🍁
Dokumen rahasia nanti d jelaskan part berikutnya😊
2022-12-02
0