Seusai pulang sekolah, Xana berjalan sendiri tepat ketika ia keluar dari gerbang sekolah Ellena menghampirinya dan mengajaknya pulang bareng.
"Xana kita pulang bareng yu" ajak Ellena
"Memangnya kita searah?" tanya Xana
"Hemm ayoo, kamu naik apa tadi?" tanya Ellena polos
"Aku naik bus" jawab Xana singkat
"Ayoo kita jalan sampai ke halte bus.." sahut Ellena seraya menggandeng tangan Xana, Xana hanya tersenyum kecil saja.
Untuk saat ini Xana tidak bertindak jauh, iya perlu rencana yang matang untuk membalas perbuatan geng Vania yang telah menyakiti Xana Alexsandra. Juga pembalasan terhadap kakak nya Morvin? Xana masih dilema akan hal itu ia ragu-ragu ingin membalas perbuatan kakak nya terhadap dirinya sendiri.
"Kakak seberapa banyak pun kau menyakiti ku, entah kenapa aku merasa tak mampu untuk membalasnya karna itu akan membuatku semakin sakit." Xana termenung memikirkan rencana apa selanjutnya yang akan ia lakukan, kakek sudah meninggal Xana tidak lagi mempunyai senjata terkuat.
"Kak Xana kenapa melamun?" tanya Ellena saat melihat Xana yang melamun menunggu bus datang
"Ehh tidak kok..." sahut Xana kikuk
"Aku mau beli minum dulu yah" kata Ellena
"Iya jangan lama-lama nanti ketinggalan loh" sahut Xana.
Tidak lama setelah itu, Ellena membawa dua botol minuman ia menghampiri Xana. Tapi belum sempat Ellena mendekat tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti didepan Ellena,
"Hyy masuk yuu" ajak seseorang yang tak lain itu geng Vania
"Tap.." belum sempat Ellena berbicara ia langsung diseret oleh Celsy dan Keren untuk masuk kedalam mobil, lalu mereka mengikat Ellena dan menutup mulutnya menggunakan lakban.
"Sekarang tangkap Xana!" perintah Vania dan diangguki oleh Celsy dan Keren.
Mereka membawa Xana secara paksa dan sebenarnya Xana mampu melawan hanya saja Ellena sudah ditangkap jadi ia mengikuti permainan yang dibuat oleh geng Vania.
'Brukk'
Xana didorong secara paksa masuk kedalam mobil, lalu mobil itu dengan cepat menuju lokasi yang sudah mereka rencanakan.
Xana membuka lakban dimulut Ellena secara perlahan namun dengan cepat dicegah oleh Keren,
'Plak!'
Wajah Xana ditampar oleh Keren membuat Ellena terbelalak melihat kejadian itu, namun Xana hanya diam masih tidak melawan.
'Sretttt'
Mobil Vania berhenti didepan gedung tua yang sudah terbengkalai, lalu mereka membawa Ellena dan Xana secara paksa memasuki gedung itu.
'Brukk'
Xana dan Ellena dilempar oleh Celsy dan Keren
'plok! plok! plok!'
Vania bertepuk tangan tiga kali, lalu muncul lah tiga orang preman berbadan tegap menatap buas Xana dan Ellena
"Sial! Tidak ku sangka mereka berlaku sejauh ini." gumam Xana dalam hati. Untung saja saat ini tangan Xana tidak diikat oleh geng Vania sehingga ia bisa melawan dengan leluasa,
"Sekarang bermainlah sepuasnya! Ini bayaran untuk kalian dan bonusnya dua wanita disana!" tunjuk Vania kearah Xana dan Ellena.
Ellena yang menangis ketakutan melihat tiga preman berbadan tegap yang siap menerkam mereka, Xana dengan cepat memeluk Ellena yang hampir disentuh oleh salah satu preman.
"Jangan mendekat!" teriak Xana tegas membuat mereka terperanjat, tapi semakin bernafsu para preman itu melihat Xana yang siap melawan.
"Cihh jangan pikir kalian bisa lolos!" ucap Vania dengan acuhnya meninggalkan Xana dan Ellena sebagai pemuas nafsu si preman.
Xana menyeringai ia akan meladeni permainan yang dibuat oleh Vania, sebelum para preman semakin mendekat Xana dengan cepat melepaskan ikatan tangan Ellena.
"Ellena cepat sembunyi!" teriak Xana setelah Ellena dilepaskan, sedangkan Xana ia mengambil balok kayu dan melawan para preman itu.
'Brukk'
Kayu yang Xana pegang seketika patah karna begitu kuatnya tangan preman itu, Xana ragu-ragu namun ia tetap melawan tiga preman itu secara bergantian.
Ellena berlari dan bersembunyi disamping tembok, ia mencari hp nya dan menelpon sang kakak.
"K..kak..tolo..ng" ucap Ellena belum sempat dia menjelaskan apa yang terjadi, handpone nya sudah direbut oleh satu preman.
"Halo Ellena!!" teriak Cullen tapi yang ia dengar hanya suara teriakan saja.
"Cihh sial! Siapa yang berani mengganggu adikku lagi!" gerutu Cullen sambil mengepalkan kedua tangannya dengan kuat
"Dony lacak lokasi adikku dan cepat bawa mobil kesini" perintah Cullen ia bergegas memasuki mobil dan mencari lokasi keberadaan adiknya lewat hp yang terhubung.
"Akhhh jangan mendekattt!!" teriak Ellena sekarang mereka berdua saling berbelakang punggung, Xana yang sudah berkeringat dingin ia cukup kelelahan karna tubuh ini masih belum terbiasa bela diri makanya agak kaku. Tidak seperti dirinya dulu!
"Hahaha apa kau sudah lelah gadis manis? Ayo kita bermain, permainan yang lebih menantang!" ucap preman itu lagi
Xana masih melawan tapi sayangnya Ellena berhasil ditumbangkan oleh salah satu preman lagi, Ellena ditindih oleh preman itu ia mulai meraba-raba Ellena.
"Akhhh bajingannn lepaskan!" teriak Ellena
"Kakakkk!!" teriak Ellena lagi
'Brukk'
Bunyi hantaman keras dari kayu yang Xana pukulkan ke preman itu, hampir saja sedikit lagi preman itu membuka baju Ellena. Tapi untunglah Xana dengan gesit menghentikan nya, satu preman telah pingsan karena pukulan keras dari Xana.
Sekarang tersisa dua preman yang masih berkelahi dengan Xana, satu preman memegang kedua tangan Xana dan yang satu lagi melepaskan baju Xana dengan satu sentakan.
'Srettt'
Baju Xana robek akibat tarikan preman tadi, mereka tertawa pecah melihat Xana yang sudah tak mampu melawan lagi. Sedangkan Ellena masih terbaring lemah akibat syok, ia berusaha bangun untuk membantu Xana tapi kaki nya gemetaran hingga ia terjatuh beberapa kali.
'Dorr! Dorr!'
Tiba-tiba bunyi tembakan dua kali dari arah pintu masuk yang mengenai tepat di kepala dua preman itu,
'Brukk'
Dua preman itu terjatuh kelantai seketika mereka mati ditempat, sedangkan Xana berhasil terlepas dari cengkraman preman tadi.
"Ellena!" teriak seorang pria tampan yang bergegas memeluk adiknya itu.
"Kakak!" teriak Ellena sambil memeluk kakaknya dan menangis sekeras mungkin
"Kau baik-baik saja?" tanya Cullen, Ellena mengangguk cepat sambil terus memeluk erat kakak nya itu
"Xana dia yang menyelamatkan ku lagi.." ucap Ellena spontan Cullen menatap gadis yang baju nya telah sobek dari atas hingga bawah
"Terima kasih nona Xana sudah menyelamat kan adik ku, apa kau sendiri baik-baik saja?" tanya Cullen datar.
Xana menatap mata pria itu, ia melihat tatapan dingin Cullen bukan karna tak suka tapi begitulah Cullen Alfarizi ia memang bertampang dingin tanpa perasaan. Buktinya saja dia tak segan-segan menembak mati dua preman itu, sedangkan satu preman nya lagi masih jatuh pingsan karna pukulan Xana tadi.
"Boleh pinjam pistol mu?!" tanya Xana kepada Cullen dengan nada datar namun penuh penekanan.
Cullen memberikan pistol tanpa peluru kepada Xana, takutnya gadis itu nekad berbuat apa-apa.
Xana yang melihat pistol tanpa peluru itu, ia kembali menatap Cullen datar
"Mana peluru nya?" pinta Xana mengulurkan tangannya
"Kau mau apa?" tanya Cullen dingin
"Memberikan preman ini pelajaran" ucap Xana singkat, saat ia melihat preman yang masih hidup tadi terbangun dari pingsannya. Cullen tanpa ragu-ragu memberikan peluru kepada Xana dan disambut Xana dengan baik.
"Kau!!" ucap Xana keras
"Bajingan!!" ucapnya lagi dengan dingin
'Dorr!'
"Akkkkkkhhhhh!!"
Bunyi tembakan serta jeritan preman yang Xana tembak tadi secara bersamaan, namun Xana tidak menembak kepalanya. Ia hanya menembak tangan preman tadi,
"Ini hanya untuk peringatan saja," ucap Xana lalu ia melanjutkan menembak tepat didahi preman tersebut, membuat Ellena dan Dony tercengang sedangkan Cullen hanya menatapnya datar.
"Dan ini untuk pembalasan karna sudah berani menyentuhku!" ucap Xana pelan namun tetap terdengar oleh mereka yang menyaksikan moment kejam tersebut.
"Gadis kecil yang kejam" gumam Cullen dalam hati seraya tersenyum tipis
Xana hanya diam ia berjalan dengan tertatih, dan hampir saja terjatuh namun berhasil menyeimbangkan kakinya lagi.
"Bisa kalian mengantarku pulang?" tanya Xana datar
"Apa sebaiknya kita kerumah sakit saja?" tanya Ellena khawatir dengan keadaan Xana yang lututnya berdarah juga bibirnya yang terluka dan pelipisnya pun juga sama terluka.
"Aku baik-baik saja, apa kalian mau mengantarku pulang atau tinggal disini?" ucap Xana lagi membuat Cullen menaikan satu alisnya, Cullen penasaran dengan apa yang terjadi pada gadis kecil ini. Bagaimana ia bisa bersikap dingin padanya, 'apa dia tidak tahu aku siapa?'
"Baiklah nona Xana aku akan mengantarmu pulang" ucap Cullen, lalu mereka berjalan keluar gedung. Dony yang sedari tadi sudah menunggu didalam mobilnya dengan cepat keluar dan membukakan pintu untuk Ellena dan Xana juga untuk Cullen.
Sesampainya dirumah kecil Xana, Cullen keluar dari mobil lalu memberikan sejumlah uang sekitar 10 juta.
"Ini untuk biaya pengobatan mu katakan saja jika kurang aku akan menambahkannya lagi" ucap Cullen datar lalu masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan Xana.
"Xana makasih yaa, nanti aku kabarkan kamu lewat chat" teriak Ellena dari dalam mobilnya.
Xana masih menatap datar mobil keluarga Alfarizi yang dengan cepatnya menghilang dari pandangannya.
"Hahh mereka memang cukup kaya" gumam Xana dalam hati sambil melihat uang yang ada digenggamannya ini.
"Bukan cukup kaya, tapi sangat kaya.." ucap Xana sambil tertawa kecil.
...Next.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
VA♡😹
smangat thorr
2023-02-13
2
syh 03
seruuuuu 🤗🤗🤗
2023-01-17
1
arisawa miya
mampir lagii
terus semangat~
2022-12-28
0