Tetapi GEO kembali mengingat wasiat yang diucapkan Renata saat menyodorkan sebuah photo 'Aku mohon nikahi dia!" pinta Renata dengan suara lemah. "Berjanjilah untuk menikahinya !" peemintaan itu menjadi pungkas hidup renata.
..
Geo berdiri memerhatikan pantulan dirinya dicermin. Dalam cermin, kejadian malam itu kembali tergambar.
Bagai mana Renata terbaring lemah bersimbah darah, tangannya yang lesu mencoba menggapai tangan Geo.
Renata tersenyum senang saat Geo berhasil menemukannya,
"Geo" Renata mencoba meraih wajah Geo dengan tangan lemahnya.
Geo menangis sejadinya, Geo panik, tak sabar menuggu ambulance datang.
"Kamu jangan banyak berbicara dulu sayang," sambil terisak isak.
"Mereka menakutkan Geo" ucap Renata dengan suara terpatah patah,
Genangan darah dari luka di perut dan dada Renata mengotori kemeja putih milik Geo.
Geo mencoba menghapus percikan yang ada di wajah Renata agar wajah cantiknya tidak tertutupi, hati Geo semakin hancur ketika Renata yang penuh luka mencoba tersenyum kepadanya, Renata mencoba mengisyaratkan bahwa dirinya baik baik saja.
"Kamu harus bertahan sayang!" di kecupnya punggung Renata berulang ulang, Renata hanya membalasnya dengan senyum kecil.
..
Uiw Uiw Uiw..
Sepuluh menit kemudian Renata berhasil di bawa menuju rumah sakit terdekat.
.....
***Pesta pernikahan.
Mata tamu terperanah kepada Anara dan Gio,
Plakkkk,. Geo menampar gadis yang semenit yang lalu sah menjadi istrinya penuh amarah.
Anara menoleh spontan, Anara kebingungan mengapa Geo tiba tiba menamparnya.
saat melihat perlakuan kasar gio kepada Anara yang baru selesai diperistrinya mereka ternganga hebat dan ada juga yang dibuat tidak percaya dengan yang di lihatnya saat ini.
Bagai mana bisa di hari pertama pernikahan yang biasanya berwujud manis, disini dihari pertama pernikahannya Geo telah menghadiahi istrinya dengan tamparan keras didepan banyak orang.
Seny yang saat itu berdiri disamping Anara mulai mendengar desas desas desus yang tidak menyenangkan dari para tamu ia pun merasa risih dan merasa dipermalukan oleh Geo.
Sementara Anara masih terdiam kaku, memegangi pipinya.
Rasa sakit yang di rasakan di pipi Anara tidak lebih sakit dari hatinya yang dilukai oleh Geo.
Seny menyeret Geo keluar dari ruang pernikahan. "Geo ! perlakuan macam apa ini.? Geo kau telah mempermalukan Mama! Didepan para tamu. Apa apaan ini Geo? kekanak kanakaan !" Bentak Seny
"Cepat kembali dan minta kepada Anara dan meminta maaf kepada para tamu !"
"Mama pikir Geo akan melakukan itu?" Bentak Gio keberatan.
PLAKKK.. Seni menampar keras pipi Geo. "Jangan keras kepala Geo, jangan permalukan Mamah, cepat pergi dan minta maaf terutama kepada Anara.
Dengan masih memegangi pipinya Geo berkata dengan lirih tapi mengandung emosi. "Selama ini Mamah tidak pernah manampar Geo, tapi demi perempuan itu ? Baik !" Geo yang kecewa lantas mengambil langkah cepat menuju ruang pernikahan.
Disana Anara masih berdiri ditempatnya dengan perasaan malu yang tidak terbayangkan, tatapan juga ucapan miring dari para tamu undangan membuat hati Anara begitu sakit sangat menyakitkan bahkan telinganya terasa dirobek robek oleh setiap ucapan yang keluar, ingin sekali Anara pergi meninggalkan tempat itu, tapi itu tidak mungkin apa yang akan mereka katakan tentang keluarga Geo nanti, untuk itu Anara hanya bisa menunduk dengan linangan air mata yang terus membasahi pipinya meski mencoba menahannya airmata itu tetap saja tercurah dengan deras.
Tak lama kemudian. Geo pun kembali, Anara tampak begitu lega atas itu, tapi saat ini wajah Geo begitu tampak lain, diwajah itu guaratan amarah, emosi, kecewa tertahan.
Geo berjalan dengan tatapan lurus kedepan Geo tak menghiraukan Anara yang hampir tertabrak oleh dirinya, sikap Geo begitu dingin, saat melihat Geo berjalan seperti seekor singa yang siap menerkam mangsanya.
Geo berjalan meraih microphone.
Sekilas melayangkan tatapan kebenciannya kepada Anara yang tengah mencuri pandang padanya, dimata Geo Anara begitu buruk.
Saat Geo masih berdiri memegang microphone Seni pun datang dan berdiri diujung cukup jauh menunggu Geo mengsluarkan prakata baik dari mulutnya untuk meminta maaf kpd para tamu tamu "Hadirin para tamu undangan, sebelumnya saya minta maaf atas ketidak nyaman ini......pernikahan ini telah usai untuk itu saya persilahkan bapak dan ibu untuk meninggalkan tempat ini, terima kasih" Pungkas Geo.
Anara yang tengah tertunduk spontan mendongak menatap Geo dengan tatapan sakit."Segitu bencikah Geo pada pernikahan ini.?"
Malam sebelumnya tanpa sengaja Anara mendengar pertengkaran Geo dengan Ayu beberap kalimat melekat kuat ditelinga Anara, diantaranya, "Tidak ! Ini mustahil, aku. Mana bisa aku menikah dengannya."
Seseorang yang bersama Geo berkata. "Undangan telah disebar, hari pernikahan telah ditentukan, gedung telah selesai dihias, chathring telah dibayar. semuanya. Apa kata orang kalau tiba-tiba kamu membatalkan pernikahan ini,? Dalam waktu yang tinggal sedikit tidak mudah membatalkan ratusan orang, tidak mudah membatalkan semuanya, sekarang perempuan itu ada disini menikahlah."
"Tidak aku tidak akan menikahi dia !"
"Geo"
"Undangan, gedung, katring. Semua ini milik aku dan Renata, hanya aku dan Renata, hanya Renata pengantinku, tidak ada perempuan lain!"
"Tapi Renata telah pergi, dan ingat Geo dia telah mewasiatkan perempuan itu untuk kau nikahi ingat itu Geo, ingat!"
"Persetan dengan wasiat. Aku ingatkan! wasiat, dan perempuan itu tak akan merubah apapun.!"
"Geo Geo." teriak wanita yang sedang berbicara dengan Geo, tetapi tak menghentikan langkah Geo yang beranjak meninghalkannya.
Back to story.
Mendengar ucapan anaknya yang sangat mengecewakan seny berteriak menyangkal, ia mencoba mencegah Geo mengatakan itu, Seny juga beruasaha menenangkan para Tamu undangan yang mulai riuh dengan berbagai pertanyaan yang sangat tidak menyenangkan.
"Tidak ! Geo apa yang kamu lakukan ?" Seny berlari untuk mencegah Geo yang terlampau menyuruh para tamu undangan pulang lebih awal.
Mendengar itu juga sebagian tamu undangan memilih membubarkan diri meninggalkan persta pernikahan yang mestinya menjadi tempatnya kebahagiaan bukan tempat ketegangan.
"Saya mohon kepada bapak ibu untuk tetap di tempat. Maaf telah terjadi kesalahan, kami akan segera menyelesaikannya"
"Geo" sebut Anara, namun Geo tak perduli. Geo lanjut meneruskan langkahnya melewati Anara, Anara sempat melihat kebencian dari mata Geo saat menatapnya dingin***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments