Hari ini, sejak pagi hujan gerimis membasahi bumi, sampai malam tiba rintik hujam masih menitis lesu menapaki bumi, tidak begitu deras.
Malam itu didalam toko perhiasan mewah. seorang lelaki tampan, duduk, berdiri, duduk kembali lalu berjalan kecil penuh keresahan. Jam ditangannya telah beberapa kali ia tengok. Kekasih hatinya terlambat datang, seharusnya sejak setengah jam yang lalu.
Sebelumnya setiap kali merencanakan janji untuk bertemu dia tak pernah terlambat, jangankan setengah jam semenit saja tidak pernah.
Ditengah keresahan dan kecemasannya sesuatu didalam saku celana betgetar.
"RENATA." Ucapnya. karena begitu khawatir lelaki yang bernama Geo itu segera menggeser layar handphonenya.
"Sa..
Uapan Geo terhenti saat mendengar pekikan dan jeritan Renata, tanpa berpikir panjang Geo langsung berlari terburu buru mengambil langkah lebar, terpanting-panting .. Saat Geo tiba Renata telah terkapar bersimbah darah dengan kondisi tak sadarkan diri.
Geo ingat betul "Kata terakhir yang keluar dari mulut Renata 'Geo sepertinya mereka ingin membunuhku,'
" Siapa? Apa kau mengenalnya.?" tanya Geo panik.
'Geo cepat datang mereka semakin mendekat!".suara Renata terdengar sangat ketakutan.
"Kau bisa melihat ciri² mereka.?"
'Disini sangat gelap, yang satu masih sangat muda dan yang lainnya sudah sangat tua."
..
💔💔
Setelah mengucapkan wasiatnya Renata pun tutup usia. Renata telah pergi meninggalakan duka, sesal dan dendam membara dihati Geo. Geo bersumpah akan mencari pembunuh itu dan membalaskan dendam kematian Renata.
Watu itu ditempat kejadian seorang perempuan memegang pisau belati berukuran kurang lebih sepuluh senti yang hampir seluruhnya dibalut darah segar, dia tampak begitu marah dan dendam.
Tak lama kemudian perempuan itu ikut tertelungkup menangis penuh penyesalan disamping tubuh Renata yang telah terkapar penuh luka tusukan.
"DIA PEREMPUAN ITU," Geo yakin dialah pembunuhnya.
Dilain tempat. Seorang gadis berusia sekitar 23 tahun teduduk lemah diatas lantai rumah sederhana, membenamkan wajahnya pada kaaur lusuh yang terhampar diatas ranjang tua, tubuhnya penuh luka, dan sepertinya ia mengalami geger otak ringan .
Sejak tiga hari terakhir hanya itulah yang ia lakukan dikamarmya.
Atas kecelakaan yang menimpanya, tampaknya dia sangat terpukul dan mengalami tarauma batin yang cukup dalam, kehilangan sang ayah membuatnya menangis selama itu.
"Ayah, ayah, ayah." Panggilnya berulang kali.
Sang ayah meninggal ditempat sedangkan dirinya selamat dengan beberapa luka ditubuhnya.
Dalam kondisi memprihatinkan itu. Tiba-Tiba pintu rumah reyotnya digedor berulang ulang, beberapa orang diluar terdengar berteriak teriak meminta agar pintu dibuka, gadis yang masih menangis itu tak sedikitpun menghiraukan teriakan dan gedoran dipintu rumahnya, ia masih menangis seolah menyesali takdir yang menimpa dirinya.
Tak lama kemudian.
Dua orang lelaki bertubuh besar dan tinggi berdiri didepan membuat gadis itu ketakutan.
"Ikut kami sekarang!" Paksa kedua lelaki bertubuh besar itu. Dengan kasar mereka menyeret tubuh gadis itu setengah melemparnya masuk kedalam mobil.
Gadis yang tidak tau Apa-Apa itu berteriak ketakutan, segenap tenaga yang tersisa ia keluarkan untuk berteriak meminta tolong. sampai suara itu serak tapi tak ada satupun dari mereka berusaha menolong gadis itu.
"Diamlah!" teriak seorang lelaki berparas menyeramkan itu.
"Lepaskan aku. lepaskan !"
"Kami tidak akan melepaskanmu !" bentaknya.
"Lepaskan aku mau pulang."
"Diam!"
"Tunggu mau kau bawa kemana aku ?" tanya gadis itu ketika mobil terus melaju kearah jalan yang tidak pernah ia lewati sebelumnya.
"Nanti juga kau tau." Balasnya dengan suara yang menakutkan.
"Turunkan aku turunkan !" Pinta gadis itu ia terus meronta ronta. Karena kewalahan dua lelaki itu akhirnya membiusnya.
Mobil suruhan Geo pun akhirnya sampai, tampak seorang lelaki membopong seorang gadis yang terkulai lemas entah itu tidur ataupun pingsan Geo tidak begitu memperdulikannya.
"Bawa masuk !" Suruh Geo dengan nada dingin.
Tanpa bertanya lagi Lelaki itu pun menuruti perintah tuannya. Membaringkan gadis itu diatas ranjang kamar dan membiarkannya begitu saja.
"Tugas kami selesai Bos" Ucap lelaki itu.
"Pergilah!" Usir Geo.
Gadis itu terkulai lemas diatas tempat tidur.
"Gadis yang sangat manis, tidak aku sangka dibalik parasmu yang polos, Kau dengan keji membunuh calon istriku," Gumam Geo. Kertas photo digemggamannya kian mengecil, terus menyusut didalam gemggam Geo yang semakin mengerat penuh dendam.
Waktu pun berlalu Gadis yang bernama Amara itu telah tersadar dari pingsannya, saat terbangun ia sempat melihat sekeliling, ini bukan rumahnya, ya jelas ini bukan rumah Amara, sejak kapan rumahnya memiliki pelapon tinggi berhias lampu kristal yang begitu indah, ini bukan rumah ku, sejak kapan rumahku memiliki tirai mahal seperti itu, ini bukan kamarku sejak kapan kasurku berubah empuk, ini bukan kamarku sejak kapan ditempat tidurku memiliki selimut tebal?" Fikir Amara, Antara percaya tidak percaya.
"Aku dimana? Semuanya terlihat begitu megah Apa aku disurga ? Ya ini surga, lalu dimana ayah dan ibuku? Apa ini benar benar surga? Ayah ibu kalian dimana? Apa mereka ditaman surga?" Gumam Amara. Ia masih belum berhenti memerhati sekeliling yang ia anggap surga.
Amara pun bergerak turun dari tempat tidurnya, kaca jendela yang ditujunya, tapi tiba-tiba rasa pusing menyergap kepalanya dingga tubuh Amara kembali terduduk dengan sangat keras.
"Kepalaku" ucap Amara sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing, karena itu pula Amara akhirnya tertidur kembali.
Diruangan lain.
"Mah, apa geo harus menikahi dia ? Apa geo harus menikahi perempuan pembunuh itu?" teriak geo kepada ibu paruh baya yang gagal menjadi mertuanya.
"Sayang, kamu sendiri dengarkan, itu adalah permintaan Renata, itu adalah wasiat sayang, kamu wajib menjalankannya."
"tapi dia pembunuh Mah, pembunuh ! Dia yang membunuh Renata."
"Geo. Mamah mohon ! Ini adalah permintaan terakhir Renata kamu mau ya sayang jangan kecewakan dia, biarkan Renata tenang disana"
Tanpa menjawab lagi geo pergi meninggalkan perempuan yang menatapnya dengan tatapan kosong.
Geo berjalan menyusuri rumah yang telah selesai dihias, dihias semewah mungkin sesuai keinginan Renata, ketika melihat itu hati Geo kembali terasa sakit.
Renata telah pergi untuk selama lamanya meninggalkan luka didalam hati Geo. Acara pernikahan yang mereka rencanakan sebelumnya hanya tinggal kehampaan karena Rena telah pergi untuk selama lamanya.
Kain kulambu yang membalut ruangan menjadi saksi betapa Geo merasakan sakitnya kehilangan perempuan yang sangat dicintainya, Renata telah pergi, sekali lagi telah pergi, pergi meningalkan dunia untuk selama lamaya.
"Renata" Geo kembali membuka gulungan photo yang sempat diremasnya.
"Aku masih belum bisa menerima kepergianmu, dan kau malah memintaku menikahi perempuan yang telah membunuhmu. Sayang aku tak bisa melakukan ini, aku tak bisa menikahi perempuan yang menyebabkan kamu pergi. Sayang besok aku hanya menginginkan kamu duduk disampingku tak ingin perempuan lain, apalagi pembunuh itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
㊍㊍ ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 CᷠIͦNͮTͤAᷝ❣️
duh pasti terjadi salah faham ini ya pasti bukan Amara yg membunuh Renata ..next kak 👍👍
2022-12-11
1