POV BRIANNA
Aku tidak pernah bermaksud melukai perasaan arianna, bagaimanapun juga aku sangat menyayanginya.
Dia yang selalu menjagaku dari kecil, dia satu-satunya saudara yang aku miliki, apalagi papa dan mama tinggal jauh dari kami. Jadi saat ini aku hanya berdua dengannya.
Kami memasuki universitas yang sama tapi dengan jurusan yang berbeda.
arianna mengambil jurusan tata busana atau desainer sedangkan aku mengambil kuliah hukum.
Aku akan menceritakan awal kami berdua bertemu dengan dimas, dan kalian para pembaca bisa mengambil kesimpulan sendiri.
***
Pagi itu kami berangkat bersama-sama menuju kampus dengan menggunakan mobilnya arianna, karena memang hari ini adalah hari pertama kami mengikuti Ospek.
Sesampai di kampus sudah banyak sekali mahasiswa/I baru yang berkumpul di lapangan.
Kami memakai seragam putih hitam, dengan dikalungi papan nama yang ditulis nama kami dan jurusan yang kami ambil.
Kami segera turun dari mobil dan berjalan menuju lapangan. Sesampainya di sana aku meminta ijin kepada arianna untuk ke toilet terlebih dahulu.
Aku pun segera berjalan ke toilet dan menuntaskan hajatku di sana. Selesai itu aku pun mencuci tangan, mengeringkan tanganku dan segera kembali ke lapangan.
Di saat aku lari dengan terburu-buru aku menabrak dada bidang seseorang pria yang sangat tampan, tinggi, dan juga kekar.
Aku pun terjatuh dan merasakan sakit di keningku, karena aku menabraknya dengan sangat keras.
Dia pun segera mengulurkan tangannya padaku dan membantuku berdiri, "nona, kamu tidak apa-apa?" Tanyanya padaku dengan nada khawatir.
"Aku tidak apa-apa, terimakasih karena sudah membantuku berdiri. Aku minta maaf ya, aku tidak sengaja menabrakmu, karena aku terburu-buru tadi?" Aku menjawabnya dengan menundukkan kepalaku.
Aku sangat malu karena pria ini sangat tampan. Dan baru kali ini ada pria yang bisa menyita perhatianku, selama ini aku adalah orang yang penyendiri, pemalu dan di dalam hidupku aku hanya memikirkan tentang belajar, belajar, dan belajar. Tapi entah mengapa untuk yang satu ini sangat berbeda.
Pria itu pun tertawa dan berkata, "hehehe...kamu lucu dan cantikk, kenalkan namaku Dimas Bagaskara", dia mengulurkan tangannya padaku dan aku pun membalas uluran tangannya dengan malu-malu,
"namaku br...??" Belum sempat aku mengucapkan namaku,
Tiba-tiba terdengar bunyi bel yang menandakan Ospek akan segera dimulai.
aku pun melepaskan tanganku dari genggaman tangannya, dan segera berlari.
Aku takut kalau terlambat sampai di lapangan, bisa-bisa aku kena hukuman dari para seniorku.
Aku mendengar pria itu terus berteriak memanggilku dan menanyakan namaku, tapi aku sudah tidak mau menggubrisnya lagi.
aku tepat waktu sampai di lapangan dan segera mencari arianna.
"Kamu kemana aja sih brianna? Ke wc aja kok lama banget, aku sampai khawatir sama kamu, takut kamu nyasar?" Tanya arianna sambil tertawa.
"Tadi pas dari wc aku gak sengaja nabrak cowok, ar. Cowok itu tampan sekali arianna?" Aku menjelaskan kepada arianna dengan menggebu-gebu.
Arianna menaikkan alisnya menatapku, "tumben kamu bisa tertarik sama cowok, aku pikir kamu selama ini gak suka sama cowok say?" Jawab arianna sambil mengodaku.
"Adalagi aku gak suka cowok Ar? Cowok yang kali ini beda, Ar. Dia tampan, baik, dan ramah sekali. Namanya Dimas Bagaskara." Jelasku padanya dengan wajah penuh senyuman.
Aku sepertinya jatuh cinta dengan pria ini pada pandangan pertama. Dan aku berjanji akan mencari tau tentang dirinya.
Tiba-tiba para senior mengecek papan nama kami, dan ternyata arianna melupakan papan namanya.
Oleh sebab itu arianna disuruh maju ke depan untuk mendapatkan hukuman karena tidak membawa papan nama.
"siapa lagi yang tidak memakai papan nama, bisa maju ke depan. Jujur saja, jangan tunggu sampai kami yang mengeceknya!" Tegur senior kami
Tidak lama ada seorang pria yang mengangkat tangannya, dan mengatakan bahwa dia tidak membawa papan nama.
Maka kaka senior pun memanggil dia untuk maju ke depan.
Ketika aku melihatnya ternyata dia adalah Dimas Bagaskara. Aku sangat kaget dan senang bisa melihat pria itu lagi.
Aku melihat dia berkata kepada arianna sambil tersenyum, "ternyata kamu lagi?"
Aku melihat arianna seperti orang kebingungan, dan arianna pun melirikku sekilas lalu kembali menatap dimas.
Para senior menghukum mereka berdua dengan cara menyuruh mereka bernyanyi.
Mereka berdua bernyanyi dengan suara yang, hmmm...betul-betul sangat jelek.
Para mahasiswa yang lain menyoraki dan menggoda mereka berdua.
Dan aku melihat cara dimas menatap arianna sangat berbeda. aku tau dimas pasti menganggap kalau arianna adalah aku. Karena memang tadi aku belum sempat memberitahukan namaku padanya. Dan kemiripan pada wajah kami tidak akan ada orang yang bisa membedakan.
Entah kenapa aku merasa kecewa karena seharusnya tadi yang bernyanyi bersama dia di depan adalah aku bukan arianna.
Hari demi hari berlalu, kami sudah mulai sibuk dengan kuliah kami masing-masing.
Dan aku melihat dimas dan arianna semakin dekat dari hari ke hari, sampai suatu saat aku menyaksikan sendiri di mana dimas menyatakan cintanya pada arianna, dan ternyata arianna pun menerima perasaannya itu.
Aku merasa hidup ini tidak adil, Aku yang mengenal dimas lebih dulu, aku yang jatuh cinta duluan dengan dimas tapi kenapa malah arianna yang mendapatkannya.
Kenapa arianna tidak menolaknya saja? kenapa arianna tidak pernah memikirkan perasaanku? Apa karena aku terlalu pemalu sedangkan arianna memiliki sifat yang lebih berani dan humble dengan siapapun sehingga dimas lebih memilihnya.
Dalam pikiranku saat ini hanyalah kata
Kenapa, kenapa dan kenapa?
Aku sangat kecewa pada arianna, dan mulai dari hari itu hubungan kami mulai merenggang.
Dan aku mulai belajar untuk melupakan perasaanku pada dimas karena biar bagaimana pun aku tidak mau mengganggu hubungan mereka berdua.
Tapi semua itu hanya tinggal keinginan karena pada saat arianna ke luar negeri, dimas datang menemuiku dan mengatakan kalau sebenarnya selama dua tahun terakhir ini dia mulai merasakan jatuh cinta kepadaku.
Dan ia mulai menyadari bahwa wanita yang menabraknya waktu itu adalah aku bukan arianna.
Jujur, aku senang karena akhirnya dia tau bahwa wanita yang menabraknya waktu itu adalah aku.
Tapi aku tidak mau menjadi perebut kekasih orang, apalagi dia adalah kekasih dari kembaranku.
Aku pun meyuruh dia untuk tetap mempertahankan hubungannya dengan arianna, dan aku pun mengusirnya dari rumahku.
Tapi pada saat hari kepulangan arianna, dimas datang kembali ke rumah dan menyatakan cintanya padaku.
Aku menolaknya, aku tidak mau menerimanya, walaupun memang aku masih sangat mencintainya sampai pada saat ini.
Tapi entah setan dari mana yang membuat aku tidak bisa menolak dimas, dan kami pun bercumbu sampai bajuku terbuka bagian atasnya.
Dan pada saat kami sedang saling melepaskan hasrat cinta yang selama ini terpendam tiba- tiba arianna datang.
Itulah hari di mana hubungan dimas dan arianna berakhir, begitupun hubunganku dengan arianna yang hancur.
***
"Arianna, aku mohon dengarkan dulu penjelasan dari kami berdua?" Aku memohon kepada arianna
Tapi dia tidak mau menggubrisku mungkin karena dia sudah sangat membenci kami berdua.
"Kalian mau menjelaskan apa lagi? Semuanya sudah jelas brianna, jadi tolong jangan lagi ganggu hidupku, dan anggap saja kalau aku sudah mati." Jawab arianna dengan ketus dan langsung meninggalkan kami berdua.
Aku pun menangis sambil memeluk dimas, aku tidak menyangka kalau arianna sampai segitunya padaku, padahal dulu dia yang merebut dimas dariku tapi dia tidak pernah menyadarinya.
Dimas pun pada akhirnya mengajakku untuk pulang kembali ke rumah, sudah dua hari ini aku ijin tidak bekerja. karena aku betul-betul tidak konsen dalam menjalani pekerjaanku.
Sesampai kami di rumahku, aku berkata kepada dimas, "dimas lebih baik kita tidak usah lagi meneruskan hubungan ini, aku tidak mau membuat arianna tambah membenciku."
"Aku tidak sanggup jika kembaranku membenciku sampai seperti ini? Aku mohon dimas mulai saat ini jangan pernah lagi hadir di dalam hidupku, anggap saja kita tidak pernah kenal."
Aku tidak bisa menahan tangisku, aku merasakan sakit yang teramat sangat, aku sudah terlalu banyak mengalah, tapi kali ini pun mau tidak mau aku harus mengalah lagi hanya untuk kebaikan kami semua.
"Tapi aku mencintaimu brianna, aku sangat mencintaimu. Bahkan cinta ini lebih besar daripada cintaku pada arianna." Kata-kata dimas membuatku tambah sedih.
"Dimas, aku rasa untuk saat ini kita jangan bertemu dulu. Kita harus memikirkan lagi tentang hubungan ini?" Kataku padanya.
"Tapi bri...??" Aku menghentikan pembicaraannya
"Dimas, kalau memang kita jodoh, percayalah? Kita pasti akan bersatu lagi. Aku mohon untuk sementara ini kita jangan bertemu dulu." mohonku padanya.
Akhirnya dimas pun setuju, dia memeluk dan menciumku dengan penuh cinta.
Aku pun membalas pelukan dan ciumannya, karena memang tidak bisa dipungkiri kalau aku masih sangat mencintainya.
Dimas pun pergi meniggalkan rumahku.
Selepas kepergiannya, aku pun menangis tersedu-sedu menahan perasaanku ini.
***Bersambung***
Bagaimanakah kelanjutan kisah dimas dan brianna?
Baca terus lanjutan ceritanya....
Jangan lupa like, vote, dan comment ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments