Aku terbangun di pagi hari dan aku pun masih merasakan pusing yang teramat sangat di kepalaku ini.
"di mana aku? kenapa aku bisa berada di kamar mewah ini? bukannya tadi malam aku di club dan...?" beribu pertanyaan aku tanyakan tapi tidak ada yang bisa menjawab.
aku juga mendengar bunyi shower di dalam kamar mandi, dan ketika aku menyadari bahwa aku tertidur dalam keadaan telanjang dan hanya ditutupi selimut, aku pun berteriak "TIDAKKK..."
"hei...apa-apaan kamu, baru bangun sudah berteriak-teriak!!" bentak pria itu yang berlari dari kamar mandi karena kaget mendengar teriakanku.
aku pun terpana melihat pria tampan itu keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dengan memakai baju handuk menambah aura maskulinnya. dia bahkan lebih tampan dari dimas, dengan badan yang tinggi dan kekar, sangat mempesonaku.
aku pun segera tersadar dan balas membentaknya, " apa yang kamu lakukan padaku? kenapa aku bisa telanjang begini, kamu pasti sudah memperkosaku kan?" aku berkata sambil menangis.
"hahaha...aku memperkosamu? jangan berkhayal terlalu tinggi nona, aku tidak tertarik dengan wanita kurus sepertimu."
sialan pria itu malah tertawa dan mengatakan aku kurus, dan aku pun melemparnya dengan bantal dan tepat mengenai wajahnya.
"hahaha...rasakan itu! dasar pria sombong. kamu pikir aku juga akan tertarik padamu? aku tidak suka pria arogant sepertimu. sekarang lebih baik kamu jelaskan padaku kenapa aku bisa ada di kamar ini bersama denganmu?" tanyaku dengan tegas padanya.
"jadi kamu tidak ingat apapun?" tanya pria itu dan aku pun hanya menggelengkan kepalaku.
"tadi malam itu kamu dalam keadaan mabuk dan salah masuk ke toilet pria, ketika aku menegurmu kamu malah memuntahkan semua isi perutmu bahkan sampai mengenai jas mahalku dan seketika itu kamu langsung pingsan."
aku mendengar penjelasan pria itu, dan ketika aku mengetahui semuanya, aku jadi merasa malu dan tidak enak hati dengan pria ini.
"lalu kenapa aku bisa ada di kamar ini, dan siapa yang menggantikan pakaianku?"
"tadi malam ketika aku melihatmu pingsan, aku tidak tau harus menghubungi siapa? apalagi aku juga tidak mengenalmu. akhirnya aku pun memutuskan membawamu ke penthouseku ini, kebetulan jaraknya tidak jauh dari club yang tadi malam aku kunjungi, dan yang menggantikan pakaianmu adalah rara, asistenku." jelas pria itu panjang lebar padaku
aku pun segera meminta maaf padanya,
"maafkan aku yang sudah menuduhmu macam-macam, aku tidak tau kalau ternyata kamu yang telah menolongku."
"makanya lain kali kalau tidak bisa minum jangan bergaya, ujung-ujungnya buat susah orang. sudah ditolongin malah menuduh yang aneh-aneh! dan gara-gara kamu aku harus tidur di sofa."
mulai nyebelin lagi ini orang, gumamku.
"aku kan sudah minta maaf tadi, kenapa diungkit-ungkit terus. kamu tidak ikhlas ya nolongin aku?" tanyaku.
"kalau tidak ikhlas, tadi malam aku pasti sudah meninggalkanmu di jalan?" ketus pria itu padaku.
aku pun hanya bisa menarik nafas kesal mendengar perkataannya, kalau aku tidak ingat dia yang sudah menolongku, aku pasti sudah memakinya. betul-betul pria yang sangat arogant.
"maaf apa kamu bisa keluar dari kamar ini dulu, karena aku mau mandi dan berganti pakaian?" ijinku padanya
"memang kamu mau ganti dengan baju apa? kan bajumu tadi malam sudah kena muntahanmu." tanya pria itu
ya ampunn, kenapa aku bisa lupa? kalau aku kan tidak ada baju ganti. oh iya, aku telepon saja sandra untuk mengambil baju di butik dan mengantarkan ke sini, kebetulan jarak tidak terlalu jauh dari butik ke penthouse ini.
aku pun segera mengambil hp di tas dan aku banyak melihat panggilan masuk dari sandra dan dari dua pengkhianat itu.
aku menghapus semua panggilan dari mereka berdua dan memblokir nomor mereka, lalu aku pun segera menelepon sandra.
pada dering ketiga baru terdengar suara sandra, " YA AMPUN ARIANNA, kamu ke mana aja? dari tadi malam aku mencarimu keliling club dan meneleponmu terus- menerus tapi kamu tidak mengangkatnya, apalagi mobilmu masih ada di parkiran, aku takut terjadi apa-apa sama kamu say?" teriak sandra padaku dari seberang telepon.
aku pun tertawa karena mendengar ocehannya, " kamu kok bisa-bisanya tertawa, aku ini serius loh? kamu mau buat aku mati mendadak ya, ar?" marah sandra padaku
"hahaha...janganlah sayang, kalau kamu mati? aku dengan siapa nanti?" jawabku sambil tertawa.
"sudah sayang, jangan khawatir aku baik- baik saja. kamu sekarang bisa tolong aku kan? tolong kamu ambil baju beserta dalaman di butik dan antarkan padaku, sekalian kamu menjemputku ya say? nanti aku sharelock lokasinya dan aku akan menceritakan semua padamu ya sayangku." aku pun segera mematikan sambungan telepon.
pria itu pun masih tetap menatapku tanpa berkedip, "hello" aku pun melambai-lambaikan tanganku di wajahnya.
"hmmm...iya, kenapa?" jawabnya seperti orang kaget. "kamu bisa kan keluar dulu? aku tadi sudah menelepon temanku dan sebentar dia akan mengantarkan pakaianku ke sini, bisa kan?" akhirnya tanpa menjawab pria itu pun meninggalkanku sendiri di kamarnya yang besar ini.
aku segera mandi dan bersih-bersih, aku merasa badanku sangat bau. jadi aku segera berendam di bathtub.
setelah selesai mandi aku segera memakai baju handuk dan keluar dari kamar mandi. dan ketika aku sedang menyisir rambutku, terdengar ketukan di pintu.
Tokk..tokk..tokk..
aku segera membuka pintu tersebut dan ternyata rara, asisten pria itu yang mengantarkan pakaianku, "maaf nona, saya rara, asisten tuan Johannes. beliau menyuruh saya mengantarkan pakaian ini, dan memberitahukan bahwa teman nona yang bernama nona sandra, sudah menunggu nona di bawah." jelasnya padaku.
aku pun mengucapkan terimakasih padanya dan segera menutup pintu kamar.
aku segera memakai pakaian yang sandra bawakan, dress mini berwarna merah yang sangat cantik beserta **********. benar-benar sahabat sejatiku, karena ia tau ukuran badanku. setelah selesai aku pun segera turun ke lantai bawah.
sampai di lantai bawah aku melihat sandra sedang berbicara dengan pria arogant itu.
sandra melihatku dan tersenyum padaku, aku pun segera menghampirinya.
"sandra, makasih ya. pilihan baju kamu aku suka, sangat cantikk." sandra pun hanya tersenyum
"bajunya memang sangat cantik, tapi kelihatan jelek kalau kamu yang memakainya!" ketus Johannes padaku.
aku melotot padanya dan sangat kesal dengan kata-katanya yang selalu menghinaku.
"Tuan johannes yang terhormat, saya tau memang saya salah, tapi tolong ya anda jangan terlalu menghina saya, awas nanti anda jatuh cinta dengan saya." jawabku sambil berkacak pinggang.
"hahaha...sudah- sudah kalian macam anak kecil saja. arianna kenalkan, ini johannes andrean teman SMA ku dulu. dan johannes kenalkan ini sahabatku arianna wijaya." diantara kami berdua tidak ada satu pun yang mau bersalaman, aku sudah terlanjur kesal pada pria arogant ini.
"jadi kamu kenal dia san?" tanyaku
"iya say, aku kenal. dia kan teman SMAku dulu, makanya pas kamu sharelock alamatnya tadi, aku merasa tidak asing dengan alamat ini. ternyata dugaanku benar alamat yang kamu kirim adalah alamat penthousenya johannes. aku bersyukur karena kamu ditolong oleh orang yang sangat baik ini." puji sandra pada johannes
"baikk? orang begini kamu bilang baik sandra? hmmm...mungkin baik untuk kamu, tapi kalau untuk aku pria ini sangat arogant!" jawabku dengan sangat ketus.
"lebih baik kita segera ke butik sand, aku gak betah berada di sini lama-lama." ajakku pada sandra.
"kamu gak sarapan dulu say, johannes mengajak kita untuk sarapan pagi?"
"aku lebih baik sarapan di luar aja say, kalau kamu mau sarapan sama dia, gak apa-apa. biar aku ke butik naik taksi online aja?" jawabku pada sandra.
sandra pun akhirnya mengalah denganku, karena dia tau kalau suasana hatiku sedang tidak baik.
"sekali lagi terimakasih banyak Tuan Johannes untuk bantuan anda, semoga ini yang pertama dan terakhir kali aku bertemu anda." tegasku padanya
"jangan terlalu yakin kalau ini akan jadi pertemuan terakhir? karena kamu harus mengganti jasku yang kemarin terkena muntahan kamu?"
"APAA!! itu kan bisa dicuci lagi, kenapa aku harus menggantinya?" teriakku padanya.
"kamu tidak tau kalau jasku itu adalah merek armani yang terkenal dan mahal, dan apalagi aku tau dari sandra kalau kamu mempunyai banyak butik. so, itu tidak akan susah untuk kamu?" jawabnya dengan santai.
aku pun melotot pada sandra karena dia telah memberitahu tentang butikku pada pria sombong ini. yang dipelototi pun hanya senyum-senyum tidak jelas, benar-benar menyebalkan sekali.
aku pun segera merogoh kartu namaku di dalam tas dan memberikannya pada pria itu, "ini kartu namaku, kalau memang kamu mau melihat-lihat jas armani di butikku, kamu bisa datang kapan pun." jawabku padanya dan segera berlalu dari hadapannya.
sandra pun mengucapkan selamat tinggal pada Johannes dan segera berlari meyusulku dan segera masuk ke dalam lift dan menuju lantai 1. dan memang penthouse ini berada di lantai paling atas, yaitu lantai 50.
"arianna, kamu marah ya padaku? karena aku menceritakan tentang butikmu pada Johannes" tanya sandra padaku.
"aku tidak marah padamu san, kamu sahabat baikku. hanya saja aku kesal sekali pada temanmu itu. dia selalu saja mengejekku, sok ganteng dan arogant sekali!" jawabku sambil marah-marah.
"kamu tau gak sih say, Jo itu biasanya cuek dengan perempuan. tapi kalau dengan kamu aku lihat dia senang sekali mengganggumu. dia tidak biasanya loh seperti itu ar?" goda sandra padaku.
"apaan sih kamu sand, dia buka tipeku. aku tidak suka pria arogant?"
"kamu bilang seperti itu karena kamu belum mengenalnya say, kalau kamu sudah kenal, kamu pasti akan merasa nyaman dengannya." jawab sandra
"gak deh say, aku gak mau kenal lebih dekat lagi dengan dia. aku mau fokus sama butikku aja. aku trauma dengan yang namanya cinta." mataku berkaca- kaca mengingat itu semua.
sandra pun menggenggam tanganku, dia memberikan kekuatan padaku.
Makasih Tuhan, walaupun aku dikhianati oleh dimas dan brianna. tapi aku senang karena aku masih punya sandra yang selalu ada untukku.
kami pun segera menaiki mobilnya sandra dan melaju menuju butikku.
sesampainya di butik, ketika kami baru saja menginjakkan kaki di sana.
aku terkejut karena aku melihat dimas bersama brianna ada duduk di sofa sambil bergandengan tangan.
"MAU APA KALIAN KEMARI...?" teriakku pada mereka berdua.
mereka yang kaget pun segera melepaskan pegangan tangan mereka.
"arianna..."
***Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments