Aku segera memarkirkan mobilku di parkiran club dan segera masuk ke dalam bar.
aku mencari sandra dan akhirnya aku menemukan dia sedang duduk sambil mengobrol dengan bartender.
"malam sand", tegurku sambil mencium pipi kanan dan kiri sandra.
"ya ampunn sayang, kenapa matamu sembab sekali, dan wajahmu ini ckckck... kamu bukan seperti arianna yang biasa aku kenal." sandra terkejut karena melihat wajahku yang tidak seperti biasanya.
"kamu duduk dulu ar", sambil menunjuk kursi kosong di sebelahnya.
aku pun segera duduk dan memesan minuman. "mas, vodkanya satu ya?" bartender itu pun segera menghidangkan minuman itu, aku pun langsung menenggaknya tanpa sisa.
"sebenarnya kamu ada masalah apa arianna?" akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut sandra.
"kamu tau sand, hubungan yang sudah aku jalin selama 9 tahun ini harus kandas hanya karena adanya orang ketiga. dan kamu tau siapa orang ketiga itu san?" tanya arianna pada sandra.
"mana aku tau arianna, kalau kamu gak kasih tau aku." jawab sandra bingung.
"dia adalah brianna, saudara kembarku!" aku kembali meneteskan air mataku, karena aku masih tidak menyangka kalau brianna berani merebut kekasihku.
"haaa...kamu yakin ar? masa iya brianna tega sama kamu, setau aku kalian saling menyayangi."
"yakin sandra, karena aku sendiri yang memergoki mereka sedang bercumbu di kamarnya brianna." jawabku sambil menangis terisak-isak.
Sandra pun memelukku dengan erat dan berusaha menenangkanku.
lalu dia meminta air putih kepada bartender dan segera memberikannya padaku.
"kamu minum dulu, dan lebih baik kamu tenangkan dulu diri kamu say, aku masih gak menyangka kalau brianna tega melakukan itu padamu? apalagi kalian saling menyayangi dan brianna itu kelihatannya polos sekali." sandra hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kelihatannya sih polos tapi munafik!! aku benci sekali dgn brianna, aku juga benci dimas, aku benci mereka berdua." teriak arianna pada sandra.
tapi biarpun arianna berteriak tidak ada orang yang akan mendengar karena memang di club suara musik sangat besar.
aku pun memesan vodka lagi dan lagi. mungkin dengan minum aku bisa menghilangkan rasa sakitku ini.
"cukup sudah arianna, kamu sudah terlalu banyak minum." tegas sandra
sandra adalah teman baikku dari kuliah dulu sampai saat ini. dia selalu ada saat aku senang maupun susah dan selalu menghiburku di saat aku merasa kecewa dengan orangtuaku yang selalu membanding-bandingkan aku dengan brianna. bahkan saat aku cekcok dengan dimas, sandra selalu memberikan aku nasehat dan juga saran, karena itulah hubungan aku dengan dimas langgeng sampai pada sore hari tadi sebelum aku menemukan dia berselingkuh di belakangku.
"aku benci mereka san, benci sekali. rasanya aku ingin membunuh mereka berdua." aku menangis lagi.
aku belum bisa menerima ini semua, karena aku merasa perbuatan mereka sangat melukai hati, perasaan dan harga diriku.
"iya aku ngerti arianna, tapi kamu gak perlu menangisi pengkhianat macam mereka. kamu harus buktikan pada mereka berdua kalau kamu, tanpa mereka masih bisa bahagia. kalau mereka tau kamu seperti ini mereka pasti akan menertawakanmu." nasehat sandra padaku
aku pun berpikir apa yang dikatakan sandra ada benarnya juga, buat apa aku menangisi pengkhianat seperti dimas dan brianna.
tapi, Ya Tuhan kenapa rasanya sakit sekali. bantu aku Tuhan untuk dapat melupakan ini semua.
"kamu benar sandra, buat apa aku menangisi pengkhianat seperti mereka. tapi susah sekali rasanya untuk melupakan itu semua, bayangan mereka bercumbu terekam jelas di kepalaku." keluhku padanya.
"kamu tidak usah takut arianna, ada aku yang akan selalu menemanimu, membantumu untuk melupakan semua ini. percaya padaku arianna?" sandra memelukku dengan sangat erat dan mengelus punggungku dengan penuh kasih sayang.
pelukan dari arianna membuatku merasa tenang dan nyaman, memang betul dia adalah sahabat sejatiku.
"terimakasih sandra, kamu memang sahabat sejatiku, aku sayang kamu sandra." ucapku tulus dari hati.
aku pun segera melepaskan pelukannya dan ijin untuk ke toilet.
sandra menawarkan untuk mengantarkanku, tapi aku menolaknya, aku masih bisa berjalan sendiri.
aku merasa kepalaku sangat sakit dan juga aku merasa sangat mual dan ingin muntah, mungkin karena aku terlalu banyak minum.
karena aku sudah tidak tahan lagi ingin muntah aku segera masuk ke toilet.
tapi ternyata yang aku masuki adalah toilet pria, dan di situ ada satu pria yang sedang mencuci tangan.
belum sempat berbalik ingin keluar dari tempat itu, pria itu sudah memanggilku.
"hei, nona apa yang kamu lakukan di sini? di sini toilet pria bukan wanita!" teriaknya padaku.
baru saja aku ingin berlari keluar dari toilet itu, aku merasakan badanku sudah mau limbung ke belakang, tapi pria itu pun langsung menahan badanku dan bertanya
"nona, apakah anda baik-baik saja?"
belum sempat aku menjawab, aku sudah merasakan mual yang teramat sangat dan "HUEEEKKK, HUEEEKK...!!" aku pun langsung muntah di hadapan dirinya, dan muntahanku mengenai jasnya.
"AHHH...apa yang kamu lakukan??" bentak pria itu dengan sangat marah.
dan setelah itu aku pun pingsan dan tidak ingat apapun lagi.
***Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments