Josh POV
"Josh menang"(Willburd) aku terengah-engah dan kehabisan nafas "Kamu benar-benar hebat"(Sirus) "Kamu juga luar biasa"
"Bagus Josh. Istirahat satu jam dan latihan lagi setelah makan siang"(Willburd) Willburd pergi, melihat itu aku mengikutinya
"Pak" "Ada apa Josh?"(Willburd) "Tolong ajarkan saya tentang Sword Force" "Kamu masih terlalu muda. Jika kamu menguasainya sekarang menunjukkan betapa menderitanya dirimu. Jadi cukup latih ilmu pedangmu"(Willburd)
"Tapi aku ingin lebih kuat" "Baiklah, sore nanti temui aku ditempat biasa"(Willburd) "Baik pak"
Willburd pergi dan aku hanya menatapnya.
Sudah 3 tahun aku ikut latihan disini untuk jadi Swordsman seperti dia. Aku sudah banyak berlatih menggunakan pedang sampai aku bisa menggunakan pedang dengan mata tertutup.
Tapi tetap saja tidak bisa menguasai Sword Force. Meski sebenarnya tidak ada cara pasti menguasainya.
Pak Willburd menguasai Sword force dalam perang melawan monster, ada juga yang hanya berdasarkan pencerahan.
Tidak ada titik jelas menguasainya. Sudahlah lebih baik makan siang saja.
Karena waktu makan kantin selalu ramai, kantin hampir selalu penuh.
"Josh kemari!!"(Sirus) Aku mengambil makananku dan duduk bersama Sirus, selain Sirus ada 2 orang lain disitu.
Yang pertama Barhan dia memiliki kulit hitam dan rambut hitam dan yang terakhir Kenzie memiliki rambut pirang dan terkesan tenang
"Josh, apa kamu akan latihan lagi dengan Pak Willburd?"(Kenzie) "Begitulah, aku ingin menguasai Sword Force"
"Apa kamu tidak terlalu memaksakan diri?"(Barhan) "Tidak ko" "Josh berbeda dengan kita yang terpaksa disini. Dia kesini dengan kakinya sendiri"(Sirus)
"Karena itu dia bisa memilih latihan seperti apa yang dia ambil. Menurutku itu wajar untuk seseorang yang ingin jadi prajurit karena usahanya sendiri mendapatkan perlakuan seperti itu"(Kenzie)
"Sehabis ini ada pelajaran berkuda ya?"(Barhan)
"Aku tidak ikut kali ini" "Ingin memaksimalkan waktu latihan dengan pak Willburd itu"(Sirus)
"Begitulah"
"Kalau yang kutahu Josh, tidak perlu terburu-buru menguasai Sword Force soalnya itu berasal dari dalam diri kita sendiri. Dari banyak kasus baik dari pak Willburd atau di ibukota. Sword force akan terwujud saat kamu paling membutuhkan potensi lebih di bidang yang kamu kuasai"(Kenzie)
"Aku tahu soal itu. Karena itu aku fokus dengan pedang dan latihan fisik"
"Maksudku juga itu, jangan terlalu dipaksa. Nanti malah melukai tubuh sendiri sebelum menguasai Sword Force kebanyakan kegagalan terjadi karena hal itu"(Kenzie)
"Begitu ya" Kami menyelesaikan makan siang dan kembali latihan. Beberapa sparing sederhana, bertarung tangan kosong dan diakhiri berkuda.
Aku tidak ikut berkuda malah pergi ke dekat gunung. Disitu ada pohon tempat aku dan Willburd berlatih disana.
Aku sudah sampai, seperti biasa pak Willburd belum tiba. Bagaimanapun dia termasuk instrukstur disini jadi wajar
Aku menatap keatas pohon dan melompat, menggapai satu ranting naik keatas sedikit demi sedikit hingga sampai ditempat tinggi
Dari sini menatap gunung dan desa merupakan pemandangan yang indah.
Setelah menunggu satu jam Pak Willburd datang dengan telanjang dada membawa 2 pedang.
Satu pedang merupakan miliknya yang ada di punggungnya "Hei turun. Katanya ingin berlatih"(Willburd) "Baiklah"
Aku turun ketanah. Pak Willburd memberikan pedang panjang ringan padaku "kamu itu cepat, dan memiliki stamina yang baik jadi cocok dengan pedang seperti itu"(Willburd)
"Aku tahu. Hanya saja aku merasa bingung saja sudah 3 tahun tapi tidak ada perkembangan tentang sword force itu"
"Tidak perlu dipikirkan soal itu. Force itu selalu ada hanya saja kamu belum bisa mengendalikannya. Semua manusia memilikinya dengan nama yang berbeda seperti Fotress force untuk Knight, Flows untuk Archer atau hunter dan Mana untuk para penyihir. Tidak perlu buru-buru"(Willburd)
"Begitu ya. Kalau begitu ayo latihan pak tua"
"Sepertinya kamu sudah berani ya menghinaku"(Willburd)
Pak Willburd mengeluarkan pedang besarnya. Menahan dampaknya langsung merupakan hal yang buruk. Karena itu bergerak lebih dulu adalah pilihan terbaik. Jangan sampai terkena pedangnya.
Aku membungkukan tubuh dan melesat kearahnya. Seperti sudah tahu, dia menghalangi jalanku dengan pedangnya.
Tapi aku langsung berhenti dan menusukkan pedangku. Dengan mudah dia menangkis pedangku.
Pedangnya mulai terangkat, aku langsung mundur selangkah dan langsung melesat kedepan.
Ayunan dengan pedang sebesar itu meninggalkan banyak celah. Tapi tidak jika ditangan Willburd, pedang nya mengayun miring sehingga aku tidak bisa menerobosnya.
Tapi bukan tidak mungkin. Aku menggunakan pedangku untuk menahan sedikit dampak dari pedangnya dengan meletakkan pedangku di punggungku.
Begitu pedang besar itu mulai terasa aku langsung melesat maju dan meninju per-
Tinju Willburd duluan yang mengenaiku
"Selalu kesalahan yang sama"(Willburd) "uhuk.. Uhuk... Apa perlu meninju sekeras itu?"
"Sudah kubilang manfaatkan kecepatanmu untuk melihat celah. Bukan nekat menerobos maju dengan kesempatan setipis itu"(Willburd)
"Habis kan, celah darimu itu jarang sekali"
"Hei.. Bodoh, jika aku menggunakan force tubuhmu sudah terbelah 2 duluan sebelum melawan. Jika aku sedikit serius saja, bukan cuma pedangnya yang patah setengah tulangmu juga akan ikut hancur tau"(Willburd)
"Aku tahu. Aku gegabah tapi kan sayang melewatkan kesempatan" "Itulah kebiasaanmu. Yang jelas jangan bertaruh dengan nyawamu. Jika kamu jadi prajurit yang menjaga desa lawanmu kebanyakan monster yang jauh lebih kuat daripada manusia biasa. Jika kamu terus seperti ini sama saja bunuh diri"(Willburd)
"Baiklah aku tahu. Ayo kita lanjutkan" Aku dan pak Willburd terus berlatih sampai matahari terbenam.
Setelahnya itu aku pulang kerumah dengan tubuh lebam dimana-mana dan baju kotor karena berguling-guling ditanah
"Josh"(Ayah) Aku terkejut melihat ayah yang berjalan kearahku membawa keranjang kentang
"Ayah, baru kembali dari kebun?" "Begitulah, tolong bawakan"(Ayah) "Baik" Ayah memberikan keranjang itu untuk aku bawa
"Bagaimana latihanmu?"(Ayah) "Seperti biasa, aku masih tidak bisa Sword force dan tidak bisa menang melawan pak Willburd"
"Kalau kamu bisa menang dengan mudah harusnya dia sudah tidak jadi kepala pasukan lagi lah. Pasti sudah ada yang menggantikannya"(Ayah) "Ayah benar"
Aku dan Ayah sudah tiba dirumah, ibu menyambut dari dalam rumah "Kalian sudah kembali?"(Ibu) "Iya bu" Aku memberikan keranjang kentang itu pada ibu.
"Kamu bau, mandi dulu sana"(Ibu) "Baik" "Besok masih pergi latihan?"(Ibu) "iy-"
"Besok kamu ikut aku ke kota untuk menjual hasil panen ya"(Ayah)
"Tapi aku ada latihan ayah" "Latihan kayak gitu mah tiap hari. Nanti aku yang bilang dengan kepala pasukan, tidak baik terus terlalu keras pada tubuh. Kamu perlu jalan-jalan sesekali"(Ayah)
"Baiklah aku mengerti" Aku masuk ke dalam dan pergi ke belakang. Aku mandi menggunakan air di sumur sekalian mencuci bajuku
**TO BE COUNTINUE...***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
malest
baguss
2023-07-26
0
malest
bagus
2023-07-26
0