Episode 4

Setelah sampai di rumah, Deni langsung saja dia masuk kedalam rumah dan ke kamar Lestari, tanpa mengganti lagi pakaiannya Deni langsung berbaring di kasur dan memeluk lestari. Lestari yang merasakan seseorang memeluknya pun langsung kaget dan terbangun.

"Mas, kamu sudah pulang?" tanyanya kepada sang suami.

"Maafin mas sayang." ujar Deni sambil menangis.

"Kamu kenapa mas?" tanya lestari.

Namun deni malah terus menangis sambil mengucapkan kata maaf, membuat Lestari panik sekaligus heran. Baru kali ini Lestari melihat suaminya menangis, dia pun bertanya-tanya ada apa dengan suaminya.

"Kamu itu sebenarnya kenapa mas? jangan bikin aku panik! ayo cerita sama aku." tanya Lestari lagi.

"Aku gak bisa cerita sekarang sayang, aku belum siap! aku hanya bisa mengucapkan kata maaf, sungguh mas minta maaf sayang, maaf!" ujar Deni sambil menangis.

"Iya tapi kenapa? aku gak ngerti, mas minta maaf sama aku karena apa? apa mas melakukan kesalahan yang fatal?" tanya Lestari.

"Maaf sayang maaf." hanya itu yang keluar dari mulut Deni.

Lestari pun menghela nafasnya biarlah dia mengalah lagi dengan tidak bertanya apa-apa lagi. Kini yang dilakukan Lestari hanya bisa mengelus punggung suaminya hingga tak lama suaminya pun tertidur. Lestari pun langsung membenarkan posisi tidur suaminya agar saat bangun badan suaminya itu tidak pada sakit.

"Kamu itu sebenarnya kenapa mas? kamu sudah melakukan kesalahan apa hingga menangis tak sadar begini?" ujar Lestari bertanya-tanya, dia pun ikut merebahkan badan nya menghadap suaminya.

"Semoga kamu melakukan kesalahan yang biasa mas, bukan kesalahan yang tidak bisa ku maafkan." ujarnya lalu memejamkan matanya untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu oleh Deni.

****

Di sebuah rumah, setelah pulang dari bertemu dengan Deni yang membuatnya kesal, sampai di rumah malah dia di hadapkan dengan keadaan ibu dan ayahnya yang sedang bertengkar, entah pertengkaran mempermasalahkan apa lagi kedua orangtuanya itu, baginya ini sudah menjadi makanannya sehari-hari.

Dia pun masuk ke dalam kamar tanpa menyapa kedua orangtuanya, namun tak lama pintu kamar terbuka karena ibunya menerobos masuk ke dalam kamarnya tanpa basa basi dia langsung meminta uang.

"Mana uang hasil mu hari ini, bagi mamah duit untuk membeli keperluan mamah." ujarnya kepada Reyna.

Reyna yang sudah terbiasa mamahnya bersikap seperti ini pun langsung mengeluarkan dompet dan memberikan beberapa lembar uang kepada mamahnya.

"Ini mah." ujar Reyna.

"Bagus kamu memang selalu bisa mamah andalkan, tidak seperti ayahmu, rajinlah mencari uang agar mamah senang!. kalau bisa nikah saja sama orang kaya mamah tak peduli dia duda atau pun suami orang yang penting dia banyak duitnya." ujar mamahnya.

"Hem..." hanya itu yang bisa Reyna ucapkan sebagai tanda dia setuju.

mamahnya pun melenggang pergi keluar tanpa mengucapkan terimakasih atau basa basi lagi.

"Selalu begitu, yang kau harapkan hanya uang uang dan uang, aku heran sebenernya aku ini anaknya atau bukan?" ujar Reyna.

"Pokoknya aku harus memikirkan cara agar mbak lestari cerai dengan mas Deni, aku tidak peduli mas Deni atau mbak Lestari yang mengajukan cerai nantinya, pokoknya mereka harus pisah." ujar Reyna dengan senyuman sinisnya.

"Awas kau mas, kau tidak bisa mengakhiri hubungan ini begitu saja! jika aku hancur, kau juga harus hancur." ujar Reyna dengan nada marah dan tangan terkepal.

****

Waktu subuh pun telah tiba, adzan subuh pun sudah mulai terdengar di kumandangkan. Lestari yang mendengar suara adzan pun langsung terbangun.

"Astagfirullah, aku bangun kesiangan, mas deni sudah solat isya belum ya? soalnya semalem pulang-pulang langsung nangis dan tidur." ujar Lestari dia pun mencoba membangunkan suaminya, mungkin karena efek kelelahan juga makanya mereka tidur sama-sama pulas.

"Mas...mas... bangun! kamu semalem sudah solat isya belum?" tanya Lestari sambil mencoba membangunkan deni.

Deni pun menggeliat dan membuka matanya, hal yang pertama liat adalah istrinya, dia pun langsung memeluk erat Lestari.

"Mas kamu sudah solat isya semalem?" tanyanya pada deni.

"Sudah sayang, semalem mas terbangun dan melaksanakan solat dulu sebelum melanjutkan tidur lagi" jawab deni.

"Syukurlah mas, ya sudah yuk kita salat subuh! mas mau berjamaah di mesjid atau berjamaah sama aku?" tanya Lestari pada deni.

"Mas kali ini ingin berjamaah bersamamu, bolehkah?" tanya deni pada Lestari.

"Boleh dong mas, aku coba bangunin Lisa dulu ya, biar dia bisa ikutan solat berjamaah bersama kita." ujar Lestari.

Deni pun mengangguk, Lestari pun bangkit dari tempat tidurnya.

"Baiklah mas aku siapkan bajumu dulu, nanti baru ke kamar lisa buat bangunin dia, mas duluan saja ambil wudhunya!" ujar Lestari, sambil berjalan menuju lemari dan memilih pakaian untuk suaminya, Deni pun bangkit dan bergantian mengambil wudhu di dekat musola kecil yang ada di dalam rumahnya.

Lestari pun pergi ke kamar lisa untuk membangunkan anak cantiknya itu, karena memang lisa anak yang baik dan penurut, sekali ibunya membangunkan dia langsung terbangun. Lantas langsung mengambil wudhu bersama ibunya lalu keluarga kecil mereka pun solat berjamaah.

Setelah selesai solat berjamaah dengan deni yang menjadi imamnya, Lestari dan Lisa pun mencium punggung tangan Deni dan di balas dengan deni yang mencium kening mereka. Lalu lestari pun meminta izin pada suaminya agar suaminya mau menjaga ridwan sampai bangun serta menemani Lisa yang masih terlihat mengantuk! dia ingin melakukan pekerjaan rumahnya seperti biasa dan menyiapkan sarapan paginya.

Deni pun mau menuruti perintah istrinya itu, karena menurutnya itu hal yang wajar suami membantu sedikit pekerjaan istrinya. Sebenernya deni itu orang baik namun saat itu dia tergoda dengan dosa yang membuatnya hampir melupakan Tuhannya, sekarang dia menyadari bahwa dia sudah melakukan kesalahan fatal di saat istrinya begitu mentaatinya.

Dua jam pun telah berlalu, kini Lestari sudah selesai mengerjakan semuanya termasuk sarapan pagi untuk keluarga kecilnya, dia pun berjalan menuju kamarnya karena yakin lisa pun pasti ada di sana.

Setelah di kamar dia di suguhkan dengan pemandangan menakjubkankan, di sana suaminya sedang memberikan susu kepada ridwan yang telah terbangun dan sebelah tangannya sedang mengusap perut lisa, Lestari pun menghampiri suami dan anaknya.

"Sudah mas, biar aku yang pegang, kamu mandilah sana bersiap-siap! aku pun mau membangunkan lisa untuk mandi." ujar Lestari.

"Iya sayang." ujar deni sambil mencium pipi istrinya, dia pun lantas pergi ke kamar mandi .

"Lisa sayang, ayo mandi lalu kita sarapan!" ujar Lestari sambil mencoba sedikit menggoyangkan badan lisa.

Lisa pun membuka matanya dan berkata

"Iya ibu, apa aku hari ini sekolah?" tanyanya kepada sang ibu, Lestari pun tersenyum dan menjawab.

"Iya sayang sekolah dong, ayo bangun nanti kamu di tinggal ayah!" ujar Lestari.

Lisa pun buru-buru bangun untuk mandi karena dia gak mau di tinggal ayahnya ketika berangkat sekolah nanti.

~ Selamat malam semoga kalian suka bagi yang baca .~

Dukung aku ya dengan tinggalkan like, vote dan comentnya agar semangat menulisnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!