Bab 5 Pertemuan Tak Terduga

Sudah lima hari berlalu. Akan tetapi, Daniel sama sekali tidak menghubungi Louisa. Pemuda itu bak hilang ditelan bumi. Sementara si gadis yang tengah tersiksa oleh rasa kerinduan, selalu memikirnya setiap saat.

Saat ini rasa cinta Louisa pada Daniel tengah diuji. Akankah dia merelakan kesuciannya untuk laki-laki itu atau memilih untuk bertahan pada prinsip hidup yang selama ini ia jalani.

"Daniel, kamu ke mana? Ditelepon, nomormu tidak bisa dihubungi. Aku coba bertanya sama teman-teman kantormu, tidak ada satu pun yang mau menjawab." Louisa mendesah resah dan tertunduk lesu. Ia berjalan menyusuri trotoar sembari menendang-nendang kaleng bekas minuman ringan.

"Sebentar lagi hari anniversary kita. Apa semuanya akan tetap sama? Hubungan kita? Status kita?" Louisa berbicara kepada dirinya sendiri. "Ya Tuhan... aku hanya tidak mau mengecewakan mendiang ibu. Sebegitu sulitnya, 'kah, posisiku saat ini?"

"Ah... kepalaku serasa mau pecah, Tuhan...!!" Louisa berteriak seraya menendang kaleng yang tergeletak di depan kakinya itu dengan sangat kencang.

"Aw..." Suara seseorang mengaduh kesakitan karena kepalanya terkena kaleng yang ditendang Louisa barusan.

Gadis bernetra biru itu pun sigap menarik langkah seribu untuk bersembunyi di antara semak-semak belukar yang berada beberapa langkah dari tempatnya berdiri.

"Siapa yang melemparku dengan kaleng? Jangan sembunyi, ayo keluar!!" titah seseorang itu sembari mengelus-elus kepalanya yang sakit. "Ah sial!!" umpatnya lantaran benda tersebut sedikit melukai pelipis sebelah kiri.

"Ya ampun... kenapa hari-hariku selalu buruk??" keluh Louisa. Gadis itu berjongkok, memperhatikan gerak-gerik orang yang tidak sengaja ia lukai.

"Siapa pun kamu, keluar...!! Saya tahu kamu masih ada di sekitar sini. Ayo perlihatkan batang hidungmu. Jangan menjadi pengecut!!" teriak orang asing, geram.

Ketakutan Louisa semakin menjadi karena dia bisa menangkap kekesalan yang teramat dari suara seseorang tersebut. Terlebih posisinya kini hanya berjarak beberapa jengkal saja.

"Ya Tuhan... bagaimana ini? Orang itu ada di sampingku sekarang," batin Louisa. Ia membekap mulutnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara. Jantungnya berdetak cepat. Sementara orang asing itu masih saja mondar-mandir di dekatnya. "Ayo pergi... please, pergi..." harap Louisa.

"Saya hitung sampai lima, kalau kamu tidak muncul juga, saya pastikan namamu akan tercatat di laporan Kepolisian. Di sekitar tempat ini terdapat CCTV. Karena itu, jangan main-main dengan saya!!" ancam seseorang yang tidak dikenali Louisa.

Louisa menggeronyotkan bibir sembari mendelikkan mata, menganggap ancaman orang asing itu sekadar lelucon. Netra mata berputar-putar, ia sama sekali tidak peduli.

Beberapa detik kemudian, mata Louisa membola karena di atas kemejanya seekor binatang tengah merayap-rayap. Binatang yang baginya sangat menjijikkan. Sontak gadis itu berteriak dan berlari melupakan kondisinya kini.

"Ah... ulat-ulat. Tolong singkirkan ulat ini dari bajuku!!" rengek Louisa pada si orang asing. Ia tanpa sadar memeluk orang itu dan terus berteriak.

"Ulat itu sudah saya singkirkan. Jadi, lepaskan tanganmu dari pinggang saya sekarang juga! Saya paling tidak suka disentuh oleh wanita asing!" titah seseorang bernada dingin.

Suara dalam dari seorang pria, tentu saja menghenyakkan Louisa. Ia buru-buru melepaskan pelukannya dan berjalan mundur memberi jarak. "Ma-maafkan saya, Tuan. Sa-saya tidak sengaja. Ta-tadi—"

"Cukup, jangan bicara lagi!! Saya paham betul bagaimana kelakuan perempuan-perempuan muda sepertimu!" potong pria yang mengenakan setelan jas rapi.

"Maksudnya sepertiku?" Kening Louisa mengerut dan tatapannya menajam, meminta penjelasan dari perkataan si pria asing.

"Baiklah saya perjelas. Saya paham betul trik-trik murahan yang selalu dilakukan oleh gadis-gadis sepertimu. Tapi maaf, saya bukan pria di luaran sana yang mudah tergoda oleh sikap sok polosmu. Apalagi kalau lihat ukuran dadamu yang hanya segenggaman tangan, bukan seleraku!" Pria tersebut menampakkan telapak tangan yang sejajar dengan posisi dada Louisa.

Kelopak mata mengerjap-ngerjap dan deru nafas pun menjadi kasar. Louisa mengepalkan kedua tangannya. Sedangkan pria itu memasang mimik datar lalu membalikkan badan meninggalkan Louisa begitu saja.

"Pria gila sialan...!!" umpat Louisa, ia melemparkan sepatu hak tingginya dan berhasil mengenai punggung si orang asing.

Pria asing itu pun sontak mengitarkan badan, memperlihatkan parasnya yang merah padam. Melihat wajah penuh amarah pria tersebut, nyali Louisa ciut seketika. Ia melepas sepatu yang tersisa dan lekas-lekas berlari sebelum orang itu berhasil menangkap dirinya dan melakukan sesuatu yang bisa mengancam keselamatan jiwa.

"Perempuan gila...!! Awas saja kalau kita bertemu lagi. Aku akan membuatmu menyesal...!!!" pekik si pria asing yang terdengar jelas di telinga Louisa, meski jarak mereka sudah lumayan jauh.

Louisa berlari tunggang langgang tanpa menoleh ke belakang sedikit pun. Ia hanya ingin secepatnya pergi dari tempat itu, menyelamatkan diri dari amukan si pria asing. Aspal jalan raya yang panas pun tidak ia hiraukan. Ia terus menarik langkahnya sejauh mungkin yang ia bisa.

Pria asing itu masih menatap tajam ke arah Louisa, hingga tubuh ramping itu tak lagi terjangkau oleh indra penglihatannya. "Aku pastikan, kita akan bertemu lagi perempuan gila. Dan saat itu, kamu tidak akan bisa menyelamatkan diri dari genggamanku!!"

"Kamu salah besar karena sudah berurusan dengan Axelle Flyn!!!"

...*****...

Terpopuler

Comments

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

hayooo kapok kalo jumpa lagi.. 🤣

2024-03-05

1

R.@RDioN@

R.@RDioN@

bacanya marathon,,😁 maaf kak ru sempet buka2,,, semangat trs di tunggu sll up nya 👍💪😉

2022-11-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!