Di zaman modern.
Orang-orang paman Anwar sudah siap untuk mengepung rumah sakit dimana tubuh Adelia berada. Niat paman Anwar sudah bulat untuk melenyapkan Adelia,anak angkat kakak kandungnya sendiri.
"Tunggu aba-aba dariku. " Ucap paman Anwar dengan nada bicara datar kepada salah satu orang kepercayaannya.
"Baik tuan. " Jawab orang itu.
"Aku yakin kali ini pasti berasil. Tidak mungkin mereka akan bisa menghadapi anak buahku yang jumlah nya lebih banyak dari mereka. Adelia Anandita, kau akan segera menyusul kedua orang tua angkatmu, malam ini juga.Selamat tinggal keponakan kesayanganku,hahaha..." Gumam paman Anwar kepada dirinya sendiri sembari tertawa.
"Malam ini aku benar-benar bahagia. " Ucap paman Anwar kemudian.
Datanglah anak buah paman Anwar dengan wajah penuh luka dan baju yang penuh dengan darah.
"Tuan,ki...ki...kita di serang. " Ucap orang tersebut dengan nada bicara terbata-bata dan kemudian pingsan.
"Apa... mana mungkin...?!! " Seru paman Anwar dengan terkejut.
Dan beberapa saat kemudian datang lagi beberapa orang anak buah paman Anwar, dengan kondisi yang sama.
"Tuan,kita." Ucap anak buah paman Anwar berkata, namun terburu di potong paman Anwar.
"Aku sudah tahu, tapi siapa mereka...? Siapa yang telah berani menyerang kita. " Ucap paman Anwar dengan penuh amarah.
"Anak buah dari nona Adelia, tuan. " Jawab anak buah paman Anwar.
"Kurang ajar, bagaimana mereka bisa tahu tentang rencana kita. Pasti ada yang menjadi penghianat di antara kalian. Cepat tunjukkan siapa kalian, tunjukkan diri kalian penghianat...!! " Ujar paman Anwar dengan lantang.
Semua orang terdiam tidak ada satu pun orang yang menjawabnya, mereka pun menundukkan kepalanya.
Melihat mereka tidak ada yang menjawab paman Anwar berkata.
"Jika di antara kalian tidak ada yang mau menjawab pertanyaanku, baiklah. Bearti kalian ingin mati semua. "Seru paman Anwar kepada anak buah nya.
" Maaf tuan,saya mewakili teman -teman. Kami berani bersumpah kalau kami atau diantara kami, tidak ada yang menjadi penghianat. Tapi saya menemukan sebuah bukti tuan, ini buktinya. "Ucap orang itu dengan menyerahkan sebuah bukti yaitu adalah sebuah anting-anting. Entah di mana pasangan yang lain nya, mungkin saja masih sama dengan pemiliknya.
" Ini...! "Seru paman Anwar karena merasa pernah melihat anting-anting tersebut, tapi dimana ia pun lupa.
" Aku pernah melihatnya, tapi ente dimana ya...? "Ucap paman Anwar kemudian.
" Cepat cari tahu, siapa pemilik anting-anting ini...! "Perintah dari paman Anwar.
" Baik tuan. "Jawab pengawal yang ia perintahkan.
" Klara, tapi tidak mungkin kalau dia orangnya. "Gumam paman Anwar kepada dirinya sendiri.
Di zaman kuno.
Ratu Pancawati atau Adelia dia menyuruh para dayang kepercayaannya untuk menyiapkan perlengkapan mandi untuk dirinya.
" Dayang Sumi, aku ingin mandi. Tolong siapkan untuku. "Ucap Adelia kepada dayang Sumi.
" Baik yang mulia ratu. "Jawab dayang Sumi dengan patuh.
Dayang Sumi pun mempersiapkan keperluan mandi untuk Adelia, setelah selesai barulah dirinya mempersilakan junjungannya untuk mandi.
" Permisi yang mulia ratu Pancawati, keperluan untuk mandinya sudah siap. "Ucapan dayang Sumi kepada yang mulia ratu Pancawati.
" Ya, terima kasih bi Sumi. "Jawab Adelia.
" Maaf tadi yang mulia ratu bilang apa,bi Sumi...? "Tanya dayang Sumi kepada junjungannya itu.
" Ya,aku lebih suka memanggilmu dengan panggilan bibi ketimbang memanggilmu dengan panggilan dayang. Jadi apakah kamu keberatan bi Sumi...? "Ucap Adelia kepada dayang Sumi.
" Tidak ratu, saya merasa senang dengan panggilan itu. "Jawab dayang Sumi kepada junjungannya itu.
Adelia pun tersenyum simpul. Ia pun kemudian menuju tempat mandi untuk dirinya. Namun dayang Sumi dengan setia masih membuntuti nya dibelakang. Adelia pun menoleh ke belakang.
" Kenapa kamu mengikuti aku bi Sumi...? "Tanya Adelia dengan bingung.
Dayang Sumi pun menundukkan kepalanya, " Maaf yang mulia ratu, bukankah yang mulia ratu Pancawati mau mandi. "Ucap dayang Sumi kepada ratu Pancawati.
" Ya,tapi kenapa kamu mengikutiku bi Sumi...? "Tanya Adelia kepada dayang Sumi.
Dayang Sumi pun menjawab. " Biasanya yang mulia ratu Pancawati selalu menyuruh saya untuk menemani yang mulia ratu Pancawati mandi. "Terang dayang Sumi kepada Adelia.
" Apa...? Menemani mandi, maksudnya...? "Tanya Adelia dengan terkejut.
Dayang Sumi pun menganggukkan kepalanya.
" Baiklah, tidak untuk saat ini. Tapi jika nanti aku membutuhkanmu, aku akan memanggilmu. "Ucap Adelia.
" Baik yang mulia ratu Pancawati. "Jawab dayang Sumi kepada yang mulia ratu Pancawati.Dayang Sumi pun pergi dari sana.
Sudah beberapa menit berlalu,namun Adelia belum juga keluar dari dalam kamar pemandaiannya. Dayang Sumi pun tiba-tiba panik, sebab teringat masa yang lalu. Masa dimana yang mulia ratu di serang oleh musuh. Ia pun bergegas melihat keadaan sang ratu.
" Yang mulia ratu, apakah yang mulia ratu baik-baik saja di dalam sana...? "Tanya dayang Sumi dengan nada kawatir.
Adelia tidak mendengar ucapan dayang Sumi, sebab dirinya tengah menikmati mandi nya. Karena sudah beberapa hari terakhir ini, ia belum mandi sama sekali.
Mendapati panggilannya tidak ada jawaban, dayang Sumi pun memaksa masuk ke dalam kamar mandi yang mulia ratu.
" Braaak... "(Suara pintu dibuka).
Sedangkan Adelia pun kaget, karena tiba-tiba pintu terbuka.
Adelia melihat dayang Sumi dengan ngos-ngosan berdirinya di depan nya.
" Apa yang kamu lakukan di sini bi Sumi...? "Tanya Adelia desa terkejut.
" Hukumlah hamba yang mulia ratu, sebab hamba sudah lancang masuk kemari. "Ucap dayang Sumi.
" Apa yang telah terjadi, sehingga kamu sampai menerobos masuk ke dalam kamar mandi saya...? "Tanya yang mulia ratu Pancawati.
" Maafkan hamba yang mulia ratu Pancawati, hamba pikir yang mulia ratu Pancawati di culik lagi oleh musuh kita. Sebab itulah hamba berani masuk ke dalam kamar mandi yang mulia ratu. Karena sedari tadi hamba memanggil yang mulia ratu Pancawati, namun tidak ada sahutan dari yang mulia ratu Pancawati. "Ucap dayang Sumi menjelaskan maksud dari kenapa dirinya sampai menerobos masuk ke dalam kamar mandi yang mulia ratu Pancawati.
Mendengar penjelasan dari dayang Sumi, Adelia pun malah tersenyum.
" Terima kasih sudah mau menghawatirkan aku bi Sumi. Tadi aku ketiduran, maka dari itu aku tidak mendengar panggilan darimu. "Jawab Adelia dengan tersenyum.
" Syukurlah kalau begitu yang mulia ratu Pancawati, hamba mohon pamit. "Ucap dayang Sumi kemudian.
Setelah kepergian dayang Sumi.
" Terima kasih sudah mau mengkhawatirkan diriku bi Sumi. Aku akan mencari tahu siapa dalang dibalik penculikan ratu Pancawati, yang sampai membuat dayang Sumi secemas itu."Gumam Adelia pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
KrisTie Lyiee
kenapa lah diselitkan cerita masa depan dan masa kuno. otak nya ada masalah
2023-02-22
0