SADARNYA YANG MULIA RATU PANCAWATI

Di zaman modern.

Di rumah sakit,tepatnya di ruang ICU.

"Bos cepatlah sadar, kami sangat membutuhkanmu. " Ungkap Alex orang kepercayaan nya Adelia.

Di luar sana,di kediaman Adelia.

"Hahaha... akhirnya dengan selangkah lagi, aku akan mewarisi semua harta ini. Kenapa dia masih bisa bertahan, padahal jelas-jelas jurang itu sangatlah tinggi. " Ucap seorang pria paruh baya, ia adalah paman Adelia adik dari orang tua yang mengadopsi Adelia sejak kecil. Dia bernama paman Anwar.

"Kalau kamu inginkan dia cepat lenyap, kenapa tidak kamu habisi saja dia. Tak perlu lah kamu repot-repot seperti ini. " Usul sang istri yang bernama bibi Klara.

"Jika saja itu mudah, pasti sudah aku lakukan dari dulu. Lagipula aku tetaplah pamannya, paman yang Adelia hormati. " Ucap paman Anwar dengan tersenyum simpul.

"Ya, ya, ya paman yang ingin menghabisi keponakannya sendiri, walaupun dia hormati. " Jawab bibi Klara dengan mencibir.

"Jaga ucapanmu Klara, atau kau akan aku tampar...! " Seru paman Anwar kepada bibi Klara, istrinya sendiri.

Bibi Klara pun seketika terdiam,karena mendapat ancaman dari sang suami.

"Siapa dia berani mengancamku...! " Batin bibi Klara.

"Aku mau pergi ke rumah sakit, menjenguk keponakanku tersayang. Apa kau mau ikut denganku Klara...? " Tawar Anwar kepada istrinya.

"Tidak, aku ada acara hari ini. Jadi lain kali saja. " Jawab bibi Klara beralasan.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. " Pamit Anwar kepada istrinya.

Setelah kepergian paman Anwar, bibi Klara pun mengambil ponsel pintarnya dan menghubungi seseorang.

"Dia sudah pergi,lebih baik cepatlah datang. " Ucap bibi Klara kepada seseorang di balik telepon.

"Baiklah sayang, aku akan datang sekarang. " Sahut seseorang tersebut.

Tidak lama kemudian datanglah seorang lelaki dengan postur tubuh gagah,tampan dan masih sangatlah muda. Lelaki tersebut adalah pacar gelap bibi Klara.

"Sayang aku datang... " Ucap lelaki pacar gelap bibi Klara yang bernama Dandi.

"Hai sayang,kemarilah." Sambut bibi Klara dengan tersenyum bahagia.

"Dimana suamimu, sayang...? " Tanya Dandi kepada bibi Klara.

"Tua bangka itu tengah sibuk mengurusi keponakannya. " Jawab bibi Klara.

"Baiklah jangan dipikirkan,ayo sayang kita sekarang bersenang-senang saja.Aku sudah merindukanmu sejak lama. " Ucap Dandi kepada bibi Klara dengan senyuman nakal.

"Ayo, ayo, aku pun juga sudah merindukan belaian lembutmu sayang. " Jawab bibi Klara dengan nada bicara yang dibuat manja.

Mereka pun masuk ke dalam kamar yang sudah di siapkan oleh bibi Klara. Seperti yang sudah-sudah mereka pun bergelut, bercumbu mesra bagaikan pemuda pemudi yang sedang di mabuk cinta.

Di zaman kuno.

"Aku akan pastikan kalau yang mulia ratu tidak akan sadarkan diri untuk selama lamanya. Sebab ramuan yang dibuat oleh tabib itu, sudah aku ganti dengan ramuan lain. Mungkin saja ramuan yang bisa membuatnya untuk tidur selamanya. Hahaha... " Ucap selir Praweswari dengan tertawa bahagia.

"Malam ini akan menjadi malam terakhir untuk yang mulia ratu. Karena setelah malam ini beliau akan berpindah alam, hahaha... " Sahut seorang lelaki paruh baya yang tidak lain adalah ayah dari selir Praweswari yang bernama Sutanto.

"Benar romo, karena itulah yang kita inginkan. " Ungkap selir Praweswari dengan tersenyum sinis.

"Karena setelah kematian yang mulia ratu, akulah yang akan menjadi ratu di Kerajaan ini, romo. " Ucap selir Praweswari kemudian.

"Kau memang cerdik anakku,sebab itulah romo mengirimmu ke mari. " Kata ayah sang selir.

"Kita harus balaskan kematian kakakmu, agar kematiannya tidak sia-sia.Kau harus balaskan kematiannya,sebab dia adalah kakak lelakimu. " Perintah Sutanto kepada putrinya selir Praweswari.

"Siap romo,karena ratu lah kakakku harus mengakhiri hidupnya. Sebab itu aku sangat membencinya, aku akan melenyapkan dirinya. " Ujar selir Praweswari dengan nada bicara penuh dendam.

Di tempat ratu Pancawati.

Kedua dayang ratu dengan setia dan penuh kesabaran merawat sang ratu. Mereka sedih melihat ratu junjungannya tergeletak tak berdaya karena ulah seseorang.

"Yang mulia ratu,cepatlah sadar. Hiks... hiks... hiks... " Ucap dayang Siti sembari menangis.

"Kita doakan saja semoga yang mulia ratu Pancawati segera sembuh. " Jawab dayang Sumi.

"Beliau orang baik,aku tidak pernah mengira kalau ada orang yang tega meracuni yang mulia ratu. Selama ini kita mengira kalau yang mulia ratu sedang sakit biasa,tapi ternyata selama ini yang mulia ratu telah di racuni seseorang yang tidak tanggung jawab. " Ucap dayang Siti.

"Dimana kita selama ini,kenapa kita tidak bisa menyadari nya. " Ungkap dayang Sumi menimpali ucapan dari dayang Siti.

Mereka berdua pun selalu siaga di dekat yang mulia ratu yang tengah berbaring tak sadarkan diri. Tanpa sadar mereka pun malah ikut tertidur.

"TIDAAAAK....!! " Teriak yang mulia ratu dengan tiba-tiba. Sehingga membuat kedua dayang tersebut kaget sekaligus senang karena mendengar suara junjungannya.

Kedua dayang tersebut pun langsung menghampiri yang mulia ratu.

"Yang mulia ratu sudah sadar...!? " Seru dayang Sumi dengan tersenyum sumringah.

"Yang mulia ratu. " Ucap dayang Siti tak kalah bahagia, melihat yang mulia ratu Pancawati sadarkan diri.

"Siti, cepat kabari yang mulia raja dan tabib istana. " Perintah dayang Sumi kepala dayang Siti.

"Baiklah mbak yu, " Jawab dayang Siti yang lebih muda dari dayang Sumi.

Dayang Siti pun dengan bahagia memberitahu kabar baik ini kepada yang mulia raja dan tabib istana.

Sedangkan di dalam kamar yang mulia ratu, dayang Sumi masih setia disamping yang mulia ratu yang baru sadarkan diri itu.

Adelia bingung dengan keadaannya,kenapa dirinya bisa berada di tempat seperti ini.

"Yang mulia ratu. " Ucap dayang Sumi memanggil junjungannya.

"Yang mulia ratu,,,? " Jawab Adelia dengan menunjukkan jari telunjuknya ke arah dirinya sendiri.

"Apa yang mulia ratu masih pusing...? " Tanya dayang Sumi kepada Adelia.

Tapi bukannya menjawab pertanyaan dari dayang Sumi, Adelia malah berkata yang lain.

"Siapa kamu...? Dan kenapa kamu memanggilku dengan kata yang mulia ratu...?? " Tanya Adelia dengan penuh tanya kepada dayang Sumi.

Dayang Sumi pun terkejut dengan pertanyaan junjungannya itu.

"Apakah yang mulia ratu kehilangan ingatan...? " Jawab dayang Sumi dengan panik.

"Di mana aku sekarang ini...? " Tanya Adelia lagi kepada dayang Sumi.

"Yang mulia ratu ada di istana Atmaja, kerajaan Atmaja Jaya. " Jawab dayang Sumi menerangkan.

"Apa...?? Di Kerajaan Atmaja Jaya...? " Kaget Adelia dengan mulut menganga.

Dayang Sumi yang melihat junjungannya berlaku demikian pun merasa gelisah, karena baru pertama ini ia melihat junjungannya bertingkah aneh.

Belum sempat Adelia hilang kebingungan nya datang lah yang mulia raja.

"Yang mulia raja Anton Atmaja telah tiba. " Teriak seorang prajurit kerajaan.

Mendengar itu, Adelia pun bergumam. "Apa lagi ini...? " Ucap Adelia dengan pelan.

Pintu kamar yang mulia ratu pun di buka oleh kedua dayang ratu Pancawati. Dengan tunduk mereka menghadap yang mulia raja.

"Hormat kami yang mulia raja. " Ucap mereka berdua kepada sang raja.

Sang raja hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan dan melihat keadaan istrinya ratu Pancawati. Diikuti dengan tabib yang berada di belakang yang mulia raja.

"Bagaimana dengan keadaanmu yang mulia ratu...? " Tanya baginda raja kepada Adelia.

Adelia menatap wajah baginda raja.

"Tampan." Satu kata terucap dari bibir Adelia atau yang mulia ratu.

Mendengar ucapan yang mulia ratu, raja pun tersenyum.

"Apa kau baru menyadari, ketampanan suamimu ini yang mulia ratu....? " Goda yang mulia raja kepada sang ratu.

Adelia yang tertangkap basah pun langsung mengalihkan pandangannya.

"Tabib tolong periksa keadaan yang mulia ratu,..! " Titah yang mulia raja kepada sang tabib.

"Baik yg mulia raja. " Jawab sang tabib dengan hormat.

Tabib istana pun hendak memeriksa kening Adelia namun Adelia segera menipisnya.

"Singkirkan tanganmu itu, atau aku akan membunuhmu...! " Ucap Adelia dengan suara lantang.

Semua orang terkejut dengan ucapan ratu Pancawati,karena selama ini ratu Pancawati dikenal dengan sosok yang lemah lembut, dan berwibawa. Bukan seperti ini, apalagi mengancam ingin membunuh seseorang.

"Aku tidak perduli desa apa yang kalian pikirkan. Aku ingin pergi dari tempat ini. " Ucap Adelia. Dia pun bangun dari tempat tidur dan hendak pergi dari sana.

"Hentikan yg mulia ratu...! " Perintah yang mulia raja.

Para pengawal pun mencoba menghentikan langkah yang mulia ratu. Namun mereka salah karena sudah berani menyentuh kulit Adelia.

"Kau berani menyentuhku...!! " Teriak Adelia dengan lantang.

Dengan gesit Adelia pun mampu menumbangkan pengawal kerajaan. Saat Adelia ingin menghabisi salah satu pengawal tersebut.

"Hiyaaaa...! " Teriak Adelia.

"Hentikan ratu Pancawati...! " Ucap yang mulia raja.

Adelia pun nampak kesal dibuatnya ia pun meninggalkan tempat itu.

"Sejak kapan yang mulia ratu bisa bela diri...? " Ucap dayang Sumi kepada dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

KrisTie Lyiee

KrisTie Lyiee

lawa lagi itu nama pembatu dia

2023-02-22

0

KrisTie Lyiee

KrisTie Lyiee

kenapa nama dia ni tidak lawa

2023-02-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!