Setelah menceritakan semuanya yang terjadi pada kakaknya, Najla memutuskan untuk menemui Natah suaminya keesokan harinya.
Pagi harinya sebelum Najla beragkat menemui Nathan, ke alamat yang diberikan mertuanya. Najla di minta kakaknya Siti untuk menemani dirinya terlebih dahulu, berbelanja ke pasar yang tak jauh dari rumah Siti.
Mungkin lima belas menit menggunakan motor mereka sudah sampai di pasar. Najla sudah memiliki ke putusan, setelah menemani kakaknya dari pasar dia akan langsung pergi menemui Nathan.
"Na ayo bergakat keburu siang." Ajak Siti.
Hari ini kakak Najla itu akan memebli banyak barang kebutuhan dapurnya dan juga kebutuhan kantin yang sudah menipis.
Najla cepat berjalan ke luar rumah sambil menjawab ucapan kakak nya barusan. "Iya kak, Najla sudah siap." Sahutnya.
Siti yang tak melihat keberadaan Kayla bertanya terlebih dahulu pada Najla, takut Kayla mencari keberadaan Najla saat mereka masih di pasar.
"Kayla sama siapa Na?" tanya Siti memastikan.
"Sama Andri kak, katanya biar dia yang jangan Kayla juga mau sama Andri."
"Ya sudah ayo berangkat, kakak tenang kalau Kayla ada yang menjaga, Aldo pasti sudah di rumah tetangga." Ujar Siti.
Lalu kakak beradik itu menaiki motor bersama dengan Siti yang memboceng Najla, Najla juga sebenarnya bisa mengenadari motor hanya saja dia masih begitu kaku.
Najla dan Siti setelahnya segera berangkat membeli kebutuhan pokok di pasar. "Mbak banyak yang mau di beli ya?" tanya Najla memastikan saat motor sudah melaju dengan kecepatan sedang.
"Iya Na, soalnya semua sudah pada habis di rumah." Balas Siti agak sedikit berteriak, karena suaranya kalah dengan angin.
Sampai di pasar keduanya langsung membeli bahan-bahan yang Siti butuhkan.
Pertama mereka membeli bahan-bahan dapur terlebih dahulu, yang kebetulan tukang jual sayurnya berada di dekat tokoh-tokoh besar yang ada di pasar, seperti tokoh emas, kabel listrik masih banyak yang lainnya.
Saat Najla sedang sibuk memilih-milih dia melihat sosok yang tak asing bagi dirinya.
Sosok laki-laki yang sudah 7 bulan ini dia rindukan, sosok yang selalu Najla nanti kabarnya. "Mas Nathan." Ucap Najla lirih.
"Kakak Najla kesan sebentar ya." Pamit Najla dia langsung pergi begitu saja, tanpa menunggu jawaban dari Siti. Najla berjalan tergesa-gesa agar dia dapat menyusul orang yang begitu dia kenali tadi.
"Mau kemana Na?" tanya Siti tapi dia sudah telat karena Najla sudah tak terlihat lagi. Najla sama sekali sudah tak mendengar ucapan Siti, karena Najla menghilang di keramaian pasar.
Najla ternyata mengejar laki-laki yang hampir mirip dengan Nathan tadi saat memilih cabe dia tak sengaja melihat orang itu, tapi Najla sendiri tidak tahu itu Nathan ataukah bahkan. Dia tak bisa memastikan jika orang itu benar-benar Nathan?.
Maka dari itu yang bisa Najla lakukan dia harus memastikan apakah dirinya tak salah lihat barusan, jika benar Najla tak tahu harus bereaksi bagaimana.
"Kemana mas Nathan kenapa cepat sekali perginya." Keluh Najla,
"Ayo Na, kamu harus temukan orang tadi yang begitu mirip dengan mas Nathan!" semangatnya pada diri sendiri.
Najla tak lelah dia yakin Nathan masih berada disekitar pasar itu, Najla sangat yakin sebenarnya jika dia tidak salah lihat, tapi untuk memastikan Najla harus bisa menemukan orang tadi.
"Kemana ya mas Nathan." Ucap Najla lagi namun saat Najla berbalik dia melihat suaminya bersama seorang perempuan baru saja keluar dari toko emas.
Najla terpaku sejenak melihat pemandangan yang sama sekali tak pernah ingin Najla lihat, bagimaan tidak suaminya itu terlihat mesra dengan perempuan di sebelahnya, keduanya bergandengan tangan layaknya pasangan yang baru mengenal cinta. Dada Najla kembali terasa sesak dengan penuh keberanian di keramaian pasar, Najla memanggil nama suaminya sambil berjalan mendekat ke arah mereka berdua.
"Mas Nathan." Teriak Najla, dia tak peduli jika dirinya akan menjadi tontonan banyak orang.
Sontak semua orang yang berada disekitar Najla, menatap dirinya dengan berbagai macam tatapan, karenanya teriakan Najla, mungkin untuk pertama kalinya ada orang yang menjerit-jerit di pasar dengan beraninya.
Najla melangkah dengan cepat untuk mendekati Nathan dan seorang wanita, dia tak peduli dengan tatapan orang-orang itu, Najla memasang kuping tebal, dia juga mendengar bisik-bisikan orang-orang di pasar membicarakannya dengan kata-kata yang tak enak.
"Najla." Ucap Nathan lirih. Perempuan yang berada dibelah Nathan menatap Najla yang berjalan ke arah mereka dengan tatapan tanda tanya.
"Kenapa dia bisa ada disini?" batin Nathan tak menyangka jika Najla akan menyusulnya ke ibu kota.
"Mas Nathan kenapa kamu tak memberi aku dan anak-anak kabar?" tanya Najla tiba-tiba saja saat sudah berada di hadapan Nathan.
"Bukankah kalian sudah bercerai jadi untuk apa kamu masih mencari suami saya?" bukan Nathan yang menjawab melainkan perempuan yang berdiri tepat di sebelah Nathan.
Najla tak menyangka jika yang dikatakan oleh mertuanya itu benar, padahal sebelumnya Najla mengira bahwa mertuanya berbohong, sayangnya semua itu benar jika laki-laki yang masih sah menjadi suaminya itu sudah menikah lagi tanpa sepengetahuan dirinya.
"Cerai? Sejak kapan kita pernah bercerai mas? Hah? Sejak kapan? Apakah sejak kamu meminta izin padaku dan anak-anak pergi ke ibukota untuk meminjam uang dengan kedua orang tuamu agar bisa melunasi semua hutang-hutangmu di kampung!"
Najla tak sanggup dia sudah meneteskan air matanya, tanpa permisi, bahkan suaminya itu tak mengeluarkan sepatah kata pun pada dirinya, Nathan menganggap Najla seperti orang yang asing bagi dirinya.
"Jika kamu memang tidak mencintaiku lagi, setidaknya pikirkan kedua buah hati kita mas." Maki Najla.
Kali ini bukan hanya Najla yang menjadi gosip tapi juga Nathan dan istrinya barunya.
"Apa ini mas, kamu bilang padaku kalian sudah berpisah? Tapi kenapa perempuan kampung ini masih mengakui dirimu sebagai suami." Ejek perempuan itu pada Najla, dia tak terima jika Najla masih menganggap Nathan suaminya.
"Kami memang sudah berpisah, jadi sayang tolong jangan dengarkan omongan perempuan ini." Ucap Nathan yang menatap Najla sekaan jijik.
Jlab!
Bak disambar petir di siang hari rasanya Najla, saat dengan enteng Nathan mengatakan jika mereka sudah bercerai. Ini lebih sakit daripada mertuanya yang mengatakan jika dirinya dan Nathan sudah bercerai. Lebih sakit ucapan yang keluar dari suaminya sendiri mengatakan jika mereka sudah bercerai.
Siapa sangka Najla malah bertemu dengan suaminya yang bernama Nathan saat di pasar padahal Najla sudah berniat menemui Nathan setelah ini untuk menanyakan semaunya pada Nathan apakah benar yang dikatakan oleh mertuanya jika Nathan sudah menikah lagi, Najla ingin meluruskan semua ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments