Hampir 10 jam Najla dan kedua anaknya berada di perjalanan menuju ibukota akhirnya mereka sampai juga di rumah kakaknya.
"Assalamualaikum mbak." Sapa Najla ketika sudah sampai di depan rumah kakaknya yang bernama Siti.
"Wa'alaikumsalam ayo masuk Na." Ajak Siti, Siti dan suaminya membantu membawakan barang Najla.
Setelah beristirahat sejenak Siti menyuruh Najla untuk membersihkan diri, setelah itu mereka akan makan bersama.
"Mandi dulu Na, ajak Aldo sama kayla abis itu kita makan, pasti kalian lapar lama di perjalanan."
"Iya kakak." Kata Najla sambil membawa Kayla dan mengajak Aldo untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
"Kamar kamu ada di belakang ya Na, dekat dapur, sebelah kamar Andri." Instruksi Siti pada adiknya itu.
"Iya kakak." Sahut Najla lagi sedaanya, Najla maklum jika kakaknya memberikan kamar yang paling belakang, karena Najla sadar diri dia hanya menumpang, lagipula rumah kakaknya tidak terlalu besar.
"Habis selesai mandi kita makan dulu Na, kakak sudah masak banyak." Najla mengangguk tanda menyetujui ucapan kakaknya.
Sudah biasa bagi orang-orang seberang untuk memasak yang enak jika ada keluarga atau teman yang lama tidak berkunjung, akhirnya mereka berkunjung kembali.
Setelah berbincang sebentar dengan Siti Najla segera membersihkan diri, tak lupa dia juga memandikan Kayla, semenatar Aldo sudah biasa mandi sendiri.
"Ibu, tante Siti baik ya nggak kayak tante Erni." Ujar Aldo saat masih mandi.
"Seet, Aldo nggak boleh ngomong gitu." Tegur Najla.
"Hehehe, iya ibu Aldo minta maaf." Sesalnya.
"Sudah tidak papa jangan ulangi lagi." Najla berkata sambil membantu Aldo mengenakan handuk.
"Salinnya di kamar yang tadi ya Al." kata Najla sebelum Aldo beranjak dari kamar mandi.
"Iya bu."
Setelah selesai mengurusi Aldo, Najla kembali membersihkan dirinya dan Kayla, tak lama mereka juga menyusul Aldo yang sudah lebih dulu selesai mandi.
Saat Najla dan kedua buah hatinya sudah selesai membersihkan diri, Siti mengajak mereka untuk makan bersama seperti apa yang Siti katakan sebelumnya pada Najla.
Mereka makan sambil berbincang-bincang. "Jadi kapan kamu akan menemui Nathan Na?" tanya Siti disela-sela makannya.
Najla yang masih menyuapi Kayla makan, pergerakannya berhenti sebentar sebelum menjawab pertanyaan yang Siti lemparkan pada dirinya. Najla berpikir sejenak sampai akhirnya dia menjawab pertanyaan Siti. "Besok Insya Allah Najla akan langsung menemui mas Nathan mbak."
"Mbak terserah sama kamu aja Na, kalau besok biar Andri antar kamu kesana, Kayla sama Aldo jangan dibawa dulu, biarkan dengan kakak disini."
"Iya mbak, terima makasih banyak." Ucap Najla sungkan pada Siti, kakak pertama Najla ini memang baik sekali, sifatnya berbanding terbalik dengan kakak Najla yang berada di desa.
Siti memang sudah mengetahui masalah adiknya itua, Siti tahu jika Nathan sudah lama berada di ibu kota dari Erni, karena Erni suka cerita sana-sini jika rumah tangga adiknya itu bermasalah.
Najla sendiri sudah biasa jika orang-orang tahu tentang rumah tangganya pasti Najla sudah dapat menebak, kakaknya Erni lah yang menyebar luaskan semua itu.
"Tadinya Najla mau cerita, masalah rumah tangga Najla dengan mbak Siti, tapi sepertinya mbak Siti sudah tahu dari mbak Erni masalah rumah tangga Najla sekarang seperti apa."
"Sudah Na tidak papa, kamu tahu sendirikan seperti apa mbakmu itu."
"Iya mbak, Najla juga sudah maklum, mungkin sifat mbak Erni memang seperti itu."
"Sudah ayo teruskan makan." Suruh Siti, lalu mereka meneruskan makan yang belum usai.
***
Pagi-pagi sekali Najla sudah bersiap untuk berkunjung ke rumah mertuanya mau bertemu dengan suaminya yang sudah 7 bulan tidak berjumpa.
Najla berangkat diantar oleh Andri anak dari kakaknya. "Mbak Najla sudah siapa?" tanya keponakannya memastikan.
"Sebentar Dri." Sahut Najla.
"Iya mbak, Andri tunggu di depan ya." Najla mengangguk setelah Andri menunggu diluar, Najla mendekati kakaknya Siti.
"Mbak titip Kayla sama Aldo dulu ya." Ujar Najla.
"Iya Na, tak usah sungkan dengan mbak." Ujar Siti sambil menggendong Kayla agar ikut dengan nya, sementara Aldo sudah pergi bermain dengan anak tetangga Siti, anak pertama Najla itu memang cepat akrab dengan orang baru.
"Aku berangkat kak, Assalamualaikum." Pamit Najla.
"Waalaikumsalam Na, bilang sama Andri, hati-hati gitu bawa motornya jangan ngebut." Pesan Siti.
"Insya Allah mbak, Najla berangkat ya."
50 menit Najla lalui bersama Andri keponakannya, akhirnya mereka sampai di rumah mertua Najla.
Najla disambut baik oleh kedua mertuanya. "Kenapa tidak bilang Na, kalau mau main kesini." Ucap Ketlin ibu dari Nathan, mereka berbincang-bincang seperti biasanya.
"Iya ma, maaf soalnya aku sudah tidak memiliki nomor mama dan papa, nomor mas Nathan juga sudah lama tidak aktif." Najla menjelaskan kronologi kenapa dia sudah lama tak menghubungi mertuanya itu.
Ketlin mengerutkan dahinya mendengar ucapan Najla. "Bukan Nathan sudah memberitahumu jika dia sudah menikah lagi, jadi dia sudah lama mengganti nomornya."
Deg….deg…deg…!
Nafas Najla teras berhenti saat mertuanya mengatakan jika suaminya itu sudah menikah lagi, dadanya terasa sesak, bahkan mulutnya seolah keluh untuk berbicara. Mendengar apa yang mertuanya katakan membuat Najla merasa sudah dikhianati oleh suaminya itu.
Padahal selama ini Najla tahu betul sifat suaminya yang setia, tapi kenapa tiba-tiba saja tak ada angin, tak ada hujan suaminya menikah lagi dengan perempuan lain, tanpa sepengetahuannya.
"Apa ma, m-e-n-i-k-a-h l-a-g-i?" ucap Najla terbata.
"Kenapa kamu kaget begitu Na, bukankah kamu dan Nathan sudah bercerai?" tanya Dika bingung saat melihat wajah menantunya yang seperti orang syok.
"Bercerai?" Najla mengulangi kata-kata mertuanya.
Najla seakan tak percaya, bagaimana bisa suaminya mengatakan dengan mertuanya jika mereka sudah bercerai, Najla sangat ingat sekali kejadian 7 bulan lalu, kenapa suaminya harus kembali ke Jakarta, karena berniat meminjam uang pada mertuanya untuk melunasi semua hutang-hutang suaminya yang terus menumpuk setiap harinya.
"Kenapa Na, benar bukan kalian sudah bercerai?" sahut Ketlin dengan ekspresi yang tak bisa diartikan.
Air mata Najla luluh begitu saja, dia tak sanggup berkata apa-apa dengan pertanyan mama mertuanya, sakan dia tak sanggup mengatakan apapun.
"Bahkan aku dan mas Nathan tak pernah bercerai ma, jangankan bercerai bahkan mas Nathan sekalipun tak pernah mentalak ku." Najla sudah tak kuasa untuk bicara.
"Mama dan papa tak tau menahu masalah itu Na, jika Nathan sudah mengatakan kalian bercerai kami bisa apa." Sahut Dika dengan enteng.
"Boleh aku tau mas Nathan tinggal dimana?" tanya Najla dengan penuh harapan.
Ketlin memberikan alamat rumah Nathan dengan istri barunya, lebih tepat istri kedua Nathan, tak lama setelah itu Najla bersama Andri pamit pulang. Tak disangka hanya kecewa yang Najla dapat kabar tentang suaminya.
Bahkan bertemu saja tidak, padahal Najla sedari rumah Siti, sudah berapa akan disambut bahagia oleh suaminya, karena dia datang memberikan kejutan, tapi dialah yang terkejut.
"Kami pulang ma, pa terima kasih untuk semuanya." mungkin ini terakhir kalinya Najla mau bertemu dengan mertuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments