"
"Tapi maaf anak manis, aku ini bukan mommymu. Kamu salah orang, sayang"
"mmmn jhgjik kemudian terdengar tangisan pilu menyayat hati.
Suara isakan itu tentu saja berasal dari mulut anak yang rambutnya di kucir dua.
"Sssstt ... Jangan nangis!" Shanum mengusap air mata yang menggenang di pipi gembul gadis kecil itu, ia menatap sekitar dengan sorot bingung, lalu menengok ke kanan dan kiri berharap ada orang tua bocah di depannya.
Merasa tak ada tanda-tanda seseorang yang mengenal anak ini, Shanum pun kembali fokus ke wajah menyedihkan Mikayla lantas menyentuh kedua lengan mungilnya. "Ya sudah, ayo kita cari daddymu, aku bantu kamu menemukan keluargamu. Jangan nangis lagi, okay!"
"Daddy sedang sibuk!"
"Sibuk?"
"Eughh, daddy sibuk kelja"
"Lalu, dengan siapa kamu datang kemari?"
"Laosi!"
"Dimana laosimu?"
Belum sempat anak itu menjawab, Shanum mendengar teriakan seorang wanita memanggil-manggil nama Mikayla.
Keduanya pun menoleh ke arah sumber suara.
Ketika ibu guru mendapati anak yang di carinya, dia lantas menghampiri Mikayla dengan perasaan was-was campur takut.
"Kay! Untunglah kamu di sini. Entah bagaimana jika kamu hilang, apa yang akan kami katakan pada daddymu, tuan Ben"
"T-tuan Ben?" Desis Shanum sedikit tertegun. Ia merasa kalau panggilan tuan Ben tak asing di telinganya. Jantungnya juga berdebar saat dia menyebut nama pria itu.
"Iya, nona. Apa anda kerabat tuan Ben? Anda mengenal Mikayla?"
"Mikayla?" Lirihnya bingung. "Aku bahkan baru bertemu dengannya, tapi dia langsung duduk di pangkuanku, kemudian memanggilku mommy"
"Kalau begitu, saya minta maaf" Ucap guru itu tak enak hati. "Ayo Kay, turun! Kita harus lanjutkan perjalanan fieldtrip kita, bis kita sudah mau berangkat!"
"Tapi Kay mau mommy temani Kay" Dia mendongak menatap ibu gurunya.
"Mommy?" Tak hanya Shanum, sang guru pun merasa kebingungan.
Tatapan Mikayla ia alihkan ke wajah Shanum dengan penuh harapan besar.
"Ayo mom, temani Kay lihat burung merak"
"Aku nggak bisa, maaf aku bukan mommymu"
"Mikayla, ayo sayang kita sudah di tunggu teman-teman"
"Nggak mau laosi, Kay mau sama mommy" Tolaknya seraya membenamkan wajah di dada Shanum.
"Sayang, biar laosi yang temani Kay ya"
"No!" Tegasnya dengan nada tinggi. "Kay mau mommy temani Kay, titik!"
Shanum menghela napas pasrah, ia tercengang.
Wajahnya juga memucat.
"Maaf atas sikap Mikayla, nona"
"Tidak apa-apa, mungkin anak ini sedang merindukan mommynya" Ia tersenyum, lantas mengarahkan manik hitamnya tepat ke mata indah Mikayla kemudian menangkup wajahnya "Okay aku akan temani kamu lihat burung merak"
"Sungguh?"
"He'em" Shanum mengangguk-anggukkan kepalanya mantap.
"Toce (terimakasih) mommy"
"Emsai hakhe (Tak perlu sungkan)"
Huff... Tak ada pilihan lain, aku harus mengalihkan pikirannya perlahan supaya bisa kabur darinya. Aku bisa mengirim pesan pada Nonik dan menyuruhnya untuk langsung pulang lebih dulu ke apartemen.
"Nona, aku akan temani anak ini, tapi ketika ada kesempatan tolong bantu aku agar bisa meninggalkannya"
"Tentu, Nona" guru berjenis kelamin perempuan itu tersenyum sopan.
"Ayo, sayang" Shanum mengangkat tubuh Mikayla dari pangkuannya.
Mereka lantas berjalan bersisian dengan tangan saling bergandengan.
Mikayla sendiri berseru-seru bahagia, merasa senang sebab melihat-lihat binatang dengan di temani oleh orang yang mirip dengan mommynya.
n cara seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
MeTha Pratiwi
insting anak
2022-11-30
1
Lyzara
kasian kayla...
2022-11-28
0
Arsia
kasihan mikayla
2022-11-27
0