Menemaninya jalan-jalan

"Mommy" Sikap Mikayla membuat Shanum terhenyak.

Gadis kecil itu duduk di atas pangkuannya dengan kaki terlipat hingga kedua lutut nyaris menyentuh sandaran bangku di balik punggung Shanum.

"Mommy" Ucap Mikayla lagi, matanya menelisik dengan sorot serius, mengamati wajah Shanum penuh cermat,. "Yes, you're my mom. Kamu yang ada di foto besar di kamar daddy, di album pelnikahan daddy dan mommyku"

Sekali lagi Shanum di buat kebingungan sebab selain tiba-tiba anak di atas pangkuannya memanggil mommy, dia juga pintar berbahasa Indonesia.

"Ayo kita pulang mom! Kay rindu mommy" Mikayla memeluk Shanum, lalu menempelkan salah satu sisi wajah di dadanya. "Daddy juga rindu mommy"

"Tapi maaf anak manis, aku ini bukan mommymu. Kamu salah orang, sayang"

"Tidak kok, Kay tidak salah olang, ini mommy, wajahnya mirip sama yang di foto, mommyku juga pakai penutup kepala sepelti ini"

"Mungkin saja hanya mirip, aku bukan warga sini, jadi tidak mungkin aku mommymu"

Mata bulat Mikayla yang tadinya berbinar menatap Shanum, kini berganti menjadi tatapan sedih nan sendu. Sedetik kemudian terdengar tangisan pilu menyayat hati.

Suara isakan itu tentu saja berasal dari mulut anak yang rambutnya di kucir dua.

"Sssstt ... Jangan nangis!" Shanum mengusap air mata yang menggenang di pipi gembul gadis kecil itu, ia menatap sekitar dengan sorot bingung, lalu menengok ke kanan dan kiri berharap ada orang tua bocah di depannya.

Merasa tak ada tanda-tanda seseorang yang mengenal anak ini, Shanum pun kembali fokus ke wajah menyedihkan Mikayla lantas menyentuh kedua lengan mungilnya. "Ya sudah, ayo kita cari daddymu, aku bantu kamu menemukan keluargamu. Jangan nangis lagi, okay!"

"Daddy sedang sibuk!"

"Sibuk?"

"Eughh, daddy sibuk kelja"

"Lalu, dengan siapa kamu datang kemari?"

"Laosi!"

"Dimana laosimu?"

Belum sempat anak itu menjawab, Shanum mendengar teriakan seorang wanita memanggil-manggil nama Mikayla.

Keduanya pun menoleh ke arah sumber suara.

Ketika ibu guru mendapati anak yang di carinya, dia lantas menghampiri Mikayla dengan perasaan was-was campur takut.

"Kay! Untunglah kamu di sini. Entah bagaimana jika kamu hilang, apa yang akan kami katakan pada daddymu, tuan Ben"

"T-tuan Ben?" Desis Shanum sedikit tertegun. Ia merasa kalau panggilan tuan Ben tak asing di telinganya. Jantungnya juga berdebar saat dia menyebut nama pria itu.

"Iya, nona. Apa anda kerabat tuan Ben? Anda mengenal Mikayla?"

"Mikayla?" Lirihnya bingung. "Aku bahkan baru bertemu dengannya, tapi dia langsung duduk di pangkuanku, kemudian memanggilku mommy"

"Kalau begitu, saya minta maaf" Ucap guru itu tak enak hati. "Ayo Kay, turun! Kita harus lanjutkan perjalanan fieldtrip kita, bis kita sudah mau berangkat!"

"Tapi Kay mau mommy temani Kay" Dia mendongak menatap ibu gurunya.

"Mommy?" Tak hanya Shanum, sang guru pun merasa kebingungan.

Tatapan Mikayla ia alihkan ke wajah Shanum dengan penuh harapan besar.

"Ayo mom, temani Kay lihat burung merak"

"Aku nggak bisa, maaf aku bukan mommymu"

"Mikayla, ayo sayang kita sudah di tunggu teman-teman"

"Nggak mau laosi, Kay mau sama mommy" Tolaknya seraya membenamkan wajah di dada Shanum.

"Sayang, biar laosi yang temani Kay ya"

"No!" Tegasnya dengan nada tinggi. "Kay mau mommy temani Kay, titik!"

Shanum menghela napas pasrah, ia tercengang.

Wajahnya juga memucat.

"Maaf atas sikap Mikayla, nona"

"Tidak apa-apa, mungkin anak ini sedang merindukan mommynya" Ia tersenyum, lantas mengarahkan manik hitamnya tepat ke mata indah Mikayla kemudian menangkup wajahnya "Okay aku akan temani kamu lihat burung merak"

"Sungguh?"

"He'em" Shanum mengangguk-anggukkan kepalanya mantap.

"Toce (terimakasih) mommy"

"Emsai hakhe (Tak perlu sungkan)"

Huff... Tak ada pilihan lain, aku harus mengalihkan pikirannya perlahan supaya bisa kabur darinya. Aku bisa mengirim pesan pada Nonik dan menyuruhnya untuk langsung pulang lebih dulu ke apartemen.

"Nona, aku akan temani anak ini, tapi ketika ada kesempatan tolong bantu aku agar bisa meninggalkannya"

"Tentu, Nona" guru berjenis kelamin perempuan itu tersenyum sopan.

"Ayo, sayang" Shanum mengangkat tubuh Mikayla dari pangkuannya.

Mereka lantas berjalan bersisian dengan tangan saling bergandengan.

Mikayla sendiri berseru-seru bahagia, merasa senang sebab melihat-lihat binatang dengan di temani oleh orang yang mirip dengan mommynya.

Tidak, bukan mirip. Wanita itu memang mommynya, hanya saja Shanum yang kehilangan ingatannya, sama sekali tak mengingat bahwa dirinya pernah menikah, pernah mengandung dan melahirkan seorang anak perempuan.

Hampir satu jam Shanum menemani Mikayla berjalan-jalan mengitari kebun binatang seraya menikmati indahnya pesona Zoo, melihat burung merak yang mengepakkan sayapnya, serta memberi makan pada binatang-binatang yang di lindungi, membuat Mikayla merasa sangat bahagia. Namun, kebahagiaan yang sempat Kay rasakan, bertahan hanya sesaat.

Karena ketika ia sedang asik bermain dengan teman-temannya, memamerkan bahwa dirinya sudah menemukan sang mommy, Shanum langsung pergi darinya di bantu oleh guru yang terus mengalihkan perhatian Mikayla.

"I'm so sorry to bother you, ms"

"Nevermind" Jawab Shanum kembali mengulas senyum. "No problem, excuse me!" pamitnya ramah.

Shanum pun meninggalkan area kebun binatang dengan perasaan bersalah, sebab harus pergi dari hadapan anak itu dengan cara seperti ini.

Terpopuler

Comments

MeTha Pratiwi

MeTha Pratiwi

insting anak

2022-11-30

1

Lyzara

Lyzara

kasian kayla...

2022-11-28

0

Arsia

Arsia

kasihan mikayla

2022-11-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!