~Tik tok tik tok~
Waktu bergerak seakan melambat. Berkali Aji menatap kalender di jam tangannya. Masih saja bertuliskan Tuesday.
Sudah 3 hari ia melakukan perjalanan bisnis ke Singapura. Dan ia harus menambah jam terbangnya lagi? Oh ****!
Perusahaan tempat ia bekerja mendapatkan masalah lagi di Thailand.
" Yang benar saja! Ini gila! Pekerjaan sialan! Masa apa-apa harus aku yang handle. Rutuknya sembari membenarkan posisi earphone miliknya.
"Sabar sayang. Yasmin sama aku gak rewel kok. Kamu kerja aja yang bener disana. Diselesaikan dengan cepat dan finally liburan deh kita weekend ini."
Balas suara dalam earphone penuh antusias.
"Tapi sayang, aku sudah kangen banget sama kamu."
"Mas Aji, kita bukan abg lagi loh. Umur kamu aja sudah 42 tahun. Kok genit manja gitu sih.."
"Haruslah aku genit. Habisnya kamu itu bikin aku kepingin pulang terus."
"Jangan mulai deh. Kalo kepingin repot loh. Masih lama ketemunya."
"Aku pulang sebentar deh yah? Ada free time 4 jam. Aku pulang, 1 jam aja cukup kok 3 ronde."
"Genitnya! Udah ah. Jangan ngomong aneh-aneh. Buruan kerjain tugasnya . Inget, weekend ini kita liburan. Katanya mau seharian bikin dede buat Yasmin. Awas aja kalo dicancel lagi kaya bulan kemarin. Aku mutung beneran loh ya!"
"Iya sayang. Bawel bener kalo udah mulai ngomel."
"Ya sudah, aku lanjut kerja lagi yah mas. Mau meeting sama klien baru dulu. Ini big project. Jangan sampai aku telat nanti. "
" Iya sayang. Love you. "
" Bye mas. "
Tut..
Tiara menutup telpon miliknya.
1 hal yang memang paling tidak berubah sejak 16 tahun lalu. Aji yang sangat bucin. Dan itu malah yang disukai Tiara dari Aji. Seakan bukan ketergantungan 1 pihak saja. Tapi keduanya memang saling membutuhkan. Karena biasanya seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia pernikahan, rasa jenuh akan datang. Menyingkirkan perasaan cinta yang dulu menggebu-gebu. Apalagi dengan waktu bertemu yang sedikit. Membuat rumah tangga semakin hampa.
Tok tok tok
Terdengar pintu diketuk 3 kali menghamburkan lamunan Tiara. Pikirannya malah terbang entah kemana. Dan dia malah hampir melewatkan meeting pentingnya.
"Bu Tiara? Sudah saatnya meeting dengan klien bu. "
"Oke, saya segera menyusul."
Disiapkannya beberapa berkas penting terkait kontrak kerja dan tak lupa ia tenteng macbooknya berjalan cepat mengikuti Devi, asistennya.
Big project ini jangan sampai dilewatkanya. Meskipun klien kali ini sangat mudah, karena Dirut perusahaan tender kali Gunawan.
Tetapi, tetap saja siapapun kliennya Tiara akan berusaha semaksimal mungkin.
Tibalah mereka didepan pintu, dan devi pun langsung kembali ke ruangannya.
Dibuka pintu ruangan itu dengan cepat, namun betapa kaget Tiara, sampai melotot bola matanya hampir keluar.
Pantas saja, isi ruangan itu...kosong. Hanya ada dirinya dan Gunawan saja.
"Gun, kemana semua orang?"Tanyanya melangkah kebingungan.
"Oh iya , one rule that you must know if you work with me is i always neef private."
Alis sebelah kiri wanita didepannya naik.
Sebenarnya aneh, sewajarnya memang kalau meeting itu biasanya rame. Bukan cuma 2 manusia saja.
Ini meeting atau ngedate sih?
" Tiara Andini, saya tidak suka meeting dengan banyak manusia. Semakin banyak orang yang tau tentang project ini, saya semakin tidak suka. Apalagi project ini very important. For you. And for me too. Jadi semakin sedikit yang tau mengenai project ini, semakin bagus. So... Semakin kecil juga human yang bisa menghadle dan meng access project ini. Darling, private is number one in my rule. "
Tiara tetap tertegun mencerna perkataan yang didengarnya barusan.
" Jangan memperpanjang penjelasan ini please. Saya punya banyak sekali agenda untuk hari ini. "
" Whatever lah soal privasi. Yang penting pekerjaan ku selesai. Faster better. "
Simpel sekali isi otak Tiara. Mungkin juga bisa dibilang terlalu positive thinking .
Padahal ada sesuatu yang terus dipikirkan Gunawan, hal yang sangat ia inginkan sejak 17 tahun lalu.
Meeting berjalan sesuai planing. 60 menit. Dan selesai tepat pukul 4 sore.
"Jadi, bisa gak kita ngobrol gak pake saya anda lagi? Pekerjaan kita sudah selesai kan?"
Gunawan membuka pembicaraan dengan berjalan mendekati Tiara.
"Gimana kalau kita makan? Gue laper banget. Dari pagi gue cuma makan kue doang. Istri gue lagi mogok masak nih. Jadi seharian ini gue cuma makan kue doang deh."
Gunawan mengambil beberapa biji kue yang tersimpan didalam tas miliknya.
"Lo mau? Enak tau."
Tiara yang sedari tadi sibuk membereskan map hanya tersenyum melihat tingkah Gunawan yang sedikit nyeleneh itu.
Kok bisa gitu Dirut perusahaan terkenal malah makan jajanan pasar, cuma gegara istrinya mogok masak. Kenapa tidak pesan makanan restoran saja. Uangnya juga kan pasti banyak. Tidak mungkin hanya bermodal eman-eman kan?
"Buat lu aja. Biar kenyang." Jawab Tiara singkat.
"Katanya agenda lu bejibun. Gih sana lanjut. Disini biar gue yang beresin alat-alat kantornya." Tambahnya bergeser mencabuti kabel-kabel yang terhubung dengan macbook kesayangannya.
"Ti, lu kenapa menghindar?"
Posisi ini terlihat berbahaya. Gunawan menempatkan tangannya meraih lengan Tiara dan menariknya untuk menghapus jarak diantara mereka.
"Gun, inget istri lu."
Tiara berucap santai dan melepaskan tangan pria yang mendadak bisu di sampingnya.
"Tiara Andini.."
Gunawan setengah berbisik di telinga wanita didepannya. Gelora dan nafsunya sudah di ubun-ubun. Ingin sekali ia menggontong gadis ayu bersetelan putih abu-abu itu, meletakkannya diatas meja dan mencumbu nya sampai ia kehabisan nafas.
Rasanya lehernya semakin sesak, Gunawan melepaskan kancing kemejanya dan melonggarkan dasi miliknya. Otaknya sudah travelling sampai ranjang.
Dibuang nafasnya berat. Semua imajinasi liarnya semakin membuat dadanya sesak.
"Gun, jangan mepet banget lah. Gue mau beresin alat nih. Lu mah cuma ngeliatin aja. Mentang-mentang sudah jadi bos..."
"Stop. and please look at me Tiara . Tiara Andini. "
Tubuh tegap itu semakin mendekat, memotong ucapan.
Gunawan melepaskan kacamata nya dan menaruhnya sembarang.
"Iya Gunawan Sudrajat.."
Mata mereka bertemu. Gunawan menatap Tiara dalam.
Dinikmati pemandangan indah didepannya. Rambutnya yang curly indah. Mata bulatnya. Hidung kecilnya. Pipinya yang merona. Dan matanya tak bisa berhenti untuk tidak menatap bibir indah didepannya. Merah merona, terlihat sangat manis sekaligus menggoda.
Dicengkram begitu saja wajah wanita didepannya. Dihisap kuat kuat benda lunak yang menempel dibibirnya. Dinikmati dengan segenap rasa rindunya. Meski wanita yang dicumbunya meronta tak karuan ia masih belom selesai. "I want you." Ucapnya membatin.
Dihisap nya lagi dan lagi. "Kalau bisa sampai warna lipstik nya hilang." Pikirnya.
Di kecap terus manis madu di mulutnya itu . Yang sudah membuatnya hilang akal. Yang bukannya terasa tawar, malah semakin dihisap semakin nikmat.
Tiara dengan sekuat tenaga mendorong dada bidang didepannya. Akhirnya setelah dorongan yang entah sudah keberapa kali, tubuh bidang itu pun terlepas. Dengan segumpal kemarahan, tangannya bergerak sempurna. Mendarat di pipi Gunawan dengan keras.
~plak~
"Br*ngsek! Kurang ajar !" umpatnya keras-keras.
Tiara berlari keluar ruangan, meninggalkan Gunawan yang masih berdiri membatu. Memegangi pipinya yang sedikit panas.
happy Reading readers yang budiman ❤
semoga kalian suka..
Komen dong kira-kira bakal gimana lagi kisah perselingkuhan ini. menurut kalian lebih setuju mana Tiara sama Gunawan atau Aji??
ditunggu komentar nya 😘 terimakasih ❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
No Name
lbh seru lgu
2022-11-24
2