Girang bukan kepalang. Akhirnya setelah 16 tahun tidak bertemu, Gunawan bisa bertemu wanita pujaannya lagi. Tiara Andini. Gadis manisnya. Yang dulu selalu ia goda saat melewati jalan kostnya. Yang selalu ia tunggu gerak kaki jenjangnya melewati perbatasan gang saat ia hendak bekerja. Yang saat ia sapa, lesum pipinya terlihat dengan pipinya yang kemerahan. Wanita ayu yang ia selalu tunggu didepan kontrakannya selama setahun penuh. Yang mampu membuat jantungnya berdegup hebat padahal baru berjarak 1 meter.
" Tiara Andini, manisku, wajahmu masih tetap ayu. Matamu yang indah, berkali-kali aku menatapnya betah saja rasanya. "
Gunawan masih saja mesem memandang wanita manis yang duduk didepannya.
"Gunawan? Hallo... "
Tiara melambaikan tangannya didepan wajah Gunawan, yang sedari tadi mesam mesem gak jelas. Entah apa saja yang ada di otaknya.
"Jangan menghalangi pandangan ku. Aku ingin menatapmu lebih lama."
Gunawan menahan tangan Tiara dan menempelkannya di pipinya.
"Lepas!" dengan kasar Tiara menarik tangannya.
"Gila luh Gun! Udah deh! Gak usah pegang-pegang gue! Udah tua juga kita, bukan abg lagi. Bewok lu tuh aja udah sewajah. Gak lucu ah guyon main fisik. "
"Iya, iya, maaf. Tapi kalo ngeliatin doang, gak papa kan?"
"Iya iya. Ngomong- ngomong, darimana lo tau gue lagi meeting dan ngajakin PT lo kerjasama? Tau-tau nongol aja kayak setan. Gue kira, PT yang lagi naik daun itu bukan PT lo. Soalnya setau gue. Banyaaaak kali yah nama Gunawan Sudrajat di Indonesia. Gak mesti lo. Eh taunya elo. Asli! Beneran gak nyangka lo bisa sesukses ini. Padahal dulu lo itu paling males gue suruh kerja. Kalo ketemu didepan gang aja. Elo palingan lagi duduk nyawangin aja cewek-cewek pada lewat. "
"Iya.."
Jawab Gunawan singkat dengan wajah yang semakin berbunga.
"Asem lo yah. Gue ngomong panjang lebar cuma dijawab iya doang?"
"Iya Tiara." Jawab Gunawan sedikit menambahi.
"Bener-bener lu yah! Udah ah. Gue pulang aja. Males ngobrol Gak disahutin. "
Seketika tangan Tiara tertahan sesuatu.
"Jangan! Jangan pergi, lu ngomong apa aja terserah. Ngomel aja terserah. Maki gue terserah. Yang penting jangan pergi. Gue kangen banget sama lu. Bisa kan duduk 10 menit lagi?"
Darah di tubuh Tiara mendadak berdesir. Tatapan itu, tatapan yang seakan-akan sangat menginginkan dirinya. Membuatnya lemah. Ada cinta dimatanya. Tapi ada sedikit kesedihan juga yang tersimpan.
Mendengar ucapan Gunawan barusan, seakan membuat tubuh Tiara meleleh dan memaksa tiap tulangnya untuk duduk kembali.
" Makanya lo tuh nyaut kalo gue ngomong. Kan gue BT kalo ngomong sendiri. "
Tiara melepaskan tangannya dan melipat kedua tangannya didada.
meskipun manyun, Tiara mengalihkan pandangannya. Bahaya kalau ada arus listrik diantara mereka. Bagaimanapun juga perasaan cinta itu telah dibuang 17 tahun lalu sekuat tenaga olehnya. Jangan sampai ada desiran aneh datang lagi.
"Tiara," Gunawan kembali berwajah serius.
"Hmmm.." Jawabnya sekenanya.
"Jangan manyun gitu."
"Suka suka gue! Mulut mulut gue!"
"Kalo lo manyun gitu, nambah gemes gue!"
"Hmm.. Jangan mulai lagi deh Gun."
"Asli. Bikin gue s*nge."
"Sialan! Gunawan edan!!"
Tawa mereka pun pecah seketika. Diantara rintik hujan sore itu. Rajutan canda yang dulu hilang dan terlupakan kini seakan tersambung kembali. Yang tanpa mereka sadari perasaan keduanya terasa menghangat secara bersamaan. Memunculkan perasaan nyaman yang dulu mereka simpan dalam-dalam. Perasaan layaknya segelas wine. Yang terlihat bening, bersih. Tetapi sangat memabukkan.
Bulan sudah menunjukkan indahnya. Tepat pukul 7 malam Gunawan melangkah pulang, membuka pintu rumahnya yang bernuansa monokrom.
" Dari mana saja. Kok baru pulang ? "
Suara cempreng menyambutnya, menggema diantara sudut ruang tamu.
"Tadi ketemu temen lama dijalan. Jadi ngopi sebentar."
Gunawan bergegas melepaskan dasi dan kemejanya. Tubuhnya terasa pengap dan rasanya ingin mandi. Membuang keringat nya yang mulai lengket, melekat di sekujur tubuhnya.
"Kok langsung pergi gitu aja sih! Aku belom selesai ngomong mas!"
Nada bicara Amelia putri semakin tinggi. Ia sungguh tidak suka saat dia berbicara dan lawan bicaranya malah pergi, tak menghiraukan.
"Amel,, aku capek. Bisa kan nanyainnya setelah aku mandi?"
Gunawan tak kalah ngegas. Dengan rasa dongkol ia pergi meninggalkan Amelia yang emosinya masih belom stabil.
"Benar-benar tidak bisa menghargai istri!"
Amelia Menghentakan kaki dan melenggang masuk ke kamar. Saking dongkolnya sampai untuk sekedar memasak saja ia tidak mood.
" Bodo amat mas Gun mau makan apa. Salah sendiri, masa aku ngomong malah maen pergi gitu aja. Kan kurang ajar. "
Amelia menarik selimutnya dan memejamkan matanya .
20 menit berlalu. Gunawan telah selesai membersihkan seluruh badannya. Dan melenggang ke ruang makan. Dengan masih menggunakan piyama handuk, ia membuka lemari makanan.
Sore tadi ia benar-benar tidak napsu untuk memakan sesuap nasi pun. Yang ingin dilakukannya hanya menatap Tiara selama mungkin.
"Kriuukk..."
Cacing dalam perutnya seakan berdemo. Namun ternyata zonk!
Lemari makanan kosong. Kulkas pun hampir kosong. Hanya ada makanan instant yang tersedia.
"Amel ingin aku cepat mati apa? Bisa-bisanya tidak ada makanan."
Gunawan merutuk dan berjalan cepat menuju kamar. Mencari istrinya yang ternyata sudah terlelap.
Ia menghela nafas panjang. Tanpa pikir panjang, ia berganti pakaian dan bergegas keluar mencari makanan diluar.
Namun saat Gunawan tengah membuka pintu, ada suara yang menghentikan langkah kakinya.
"Loh.. Papah mau kemana?"
Sapa pria muda berwajah tampan yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya.
"Papah keluar dulu yah Jar, papah laper mau makan."
Gunawan mengarahkan tangannya ke perutnya. Mencoba memberi tahu anaknya ia akan makan diluar malam ini.
"Kamu mau ikut makan diluar sama papah gak? Kayaknya mamah gak masak. Cape paling baru pulang dari kantor."
"Gak ah pah. Nanti Fajar beli lewat aplikasi aja."
"Ya sudah. Papah duluan. Oh ya nak, nanti bilang ke mamah kalo bangun. Suruh cepet nyari pengganti buat bi Imah sama bi Atun. Masa punya 2 IRT mudik semua."
"Oke pah. Siap laksanakan tugas pak boss."
Gunawan hanya tersenyum melihat lawakan anaknya yang memanggilnya pak bos.
Tak lama kemudian, mobil Pajero berplat B terparkir didepan sebuah restoran pinggir jalan. Restoran yang sama di kala ia duduk menatap Tiara selama 30 menit sore tadi. Dan menu yang pesan pun sama, nasi goreng seafood dan jus melon.
Semenjak bertemu Tiara, wajah ayunya terus terbayang. Kecantikannya benar-benar mengalihkan dunianya. Wajah yang sering ia mimpikan diam-diam tanpa sepengetahuan istrinya.
Meski sudah terpisah 17 tahun lamanya, tetapi rasa itu masih tetap kental. Melekat rapi, seperti terpatri di hatinya.
🥰 cast pemeran :
nama : Aji Nugroho
usia : 42 tahun
menikah dengan Tiara andini sejak 16 tahun silam.
nama : Tiara Andini
usia : 40 tahun
menikah dengan Aji Nugroho sejak 16 tahun silam.
nama : Gunawan Sudrajat
usia : 42 tahun
menikah dengan Amelia Putri sejak 17 tahun silam
nama : Amelia Putri
usia :42
Menikah dengan Gunawan Sudrajat sejak 17 tahun lalu.
nama : fajar Sudrajat
usia : 16 tahun
anak sulung dari amelia Putri dan Gunawan Sudrajat.
nama : Yasmin Nugroho
usia : 15 tahun
anak semata wayang pasangan Tiara Andini dan Aji Nugroho.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments