Keyla menuju kamarnya agar bundanya itu tak mengganggunya. Gadis itu duduk di tepi ranjangnya dan langsung menghubungi Antoni untuk menanyakan ponselnya namun usahanya sia-sia karena ponselnya tidak ada pada Antoni. Pria itu mengatakan mungkin ponselnya jatuh di mobil pria yang membawanya ke rumah sakit.
Keyla menghela napas panjang karena keinginannya untuk segera menghubungi sahabatnya itu gagal total. Nomer ponsel Ziva juga sahabatnya yang lain ada pada ponselnya dan itu membuatnya sedikit kesal. Niatnya untuk segera memberitahu kepulangannya pupus sudah.
Keyla lalu terpikir untuk menghubungi ponselnya mungkin saja pria itu akan mengangkat teleponnya.
Beberapa kali Keyla menelpon tidak ada jawaban hingga panggilan yang terakhir dijawab seseorang.
"Halo." Sapa orang diseberang telepon itu.
"Anda yang saya tabrak tadi kan?maaf ini ponsel saya bisa saya-"~Keyla.
Tut ....
Tut ....
Tut ....
Sambungan teleponnya tiba-tiba diputus begitu saja membuat Keyla tidak habis, pikir pria macam apa yg sedang berbicara dengannya di telepon itu.
"Sial!" Keyla mengumpat lalu melempar ponselnya di ranjang.
Drt ....
Ponsel Keyla bergetar menandakan notifikasi masuk. Seketika Keyla yang nampak emosi mengambil ponselnya dan langsung membaca notifikasi dari orang yang membawa ponselnya. Pesan itu berisi tentang alamat dimana dirinya bisa mengambil ponselnya.
"Ok ok, i will go." Keyla bangkit dari ranjangnya beranjak pergi menuju tempat itu.
"Mau kemana, Key," pekik Jeni.
"Kamu baru aja pulang apalagi kepala kamu luka seperti itu." Jeni tak habis pikir putrinya itu seperti tidak ada lelahnya.
"Mm ... Key cuma ingin jalan-jalan ke taman Bunda.Taman kita." Keyla mencoba meyakinkan Bundanya hanya akan disekitar rumahnya.
Jeni pun mengangguk begitu saja dan membiarkan putrinya itu pergi.
.
.
Keyla turun dari taxi setelah alamat yang ditujunya sampai. Keyla melihat sebuah gedung perkantoran namun ia tak tahu harus mencari siapa karena orang itu hanya memberinya alamat.
"Aku lupa tidak menanyakan namanya aku juga tidak membawa ponsel tadi," monolog Keyla. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena tidak tahu harus bagaimana.
Sementara di tempat lain seorang pria duduk menatap jendelanya cukup lama. Pria itu hanyut dalam pikirannya. Alvin Abimanyu, CEO of Agung Handoyo Grup.
Tok tok tok
"Masuk," sahut pria itu.
Seorang wanita masuk tak lain Sekretarisnya, Kayla Angelica. Kayla memiliki wajah yang cantik, penampilan feminim juga fashionable.
"Kamu tidak makan siang?" tanya Kayla.
Kayla dan Alvin sudah lama bersahabat menjadikan mereka terbiasa dengan bahasa teman bukan bahasa atasan dan bawahan.
Pria itu hanya menggeleng dengan ekspresi datarnya.
"Kau merindukannya, temui dia untuk apa kau disini diam saja tidak melakukan sesuatu bahkan menyiksa diri sendiri dengan tidak makan!" Kayla begitu kesal selama beberapa tahun sahabatnya itu masih saja tidak bisa melupakan seseorang yang sekarang sudah bahagia.
"Kau harus melanjutkan hidupmu Al." Kayla menggenggam tangan pria itu namun seketika pria itu menepis tangannya dan langsung pergi begitu saja.
"Kau memang keras kepala, pria berhati dingin!" umpat Kayla.
Alvin keluar dari lobby namun tiba-tiba langkahnya dihentikan oleh seorang gadis membuat Alvin menajamkan pandangannya.
"Maaf aku ingin-"
"Kayla kau," sergah Alvin memotong ucapan Keyla. Alvin menatap gadis di depannya itu dengan seksama benar saja wajahnya sangat mirip dengan Kayla hanya saja penampilan mereka berbeda Kayla berambut panjang feminim, gadis di depannya ini berambut pendek dan sedikit tomboi dengan penampilannya
"Mungkin mereka mirip saja," gumam Alvin.
"Kau mau apa?" Pria itu melihat jam di pergelangan tangannya.
Keyla hanya menatap pria itu tanpa berkedip. Bisa dipastikan Keyla terpesona pada pandangan pertama saat melihat ketampanan pria di depannya dengan senyum yang perlahan merekah.
Alvin yang tidak sabar meninggalkan begitu saja wanita itu karena hanya membuang-buang waktunya.
"Tunggu!aku ingin mengambil ponselku mungkin ada pada salah satu karyawan di kantor ini." Keyla berucap dengan cepat.
Pria itu langsung berhenti lalu memutar langkahnya merogoh saku jasnya memberikan ponsel yang dimintanya.
"Ponselku." Keyla berdecak senang menatap ponselnya yang kini sudah berada di tangannya.
"Jadi kau yang-" Belum lagi menyelesaikan ucapannya pria itu pergi begitu saja membuat Keyla mengerutkan keningnya namun sesaat karena setelah itu senyumnya kembali merekah.
"Ziva, i'm coming." Keyla berlari senang karena saat itu gadis itu sudah tidak sabar ingin menemui sahabatnya baiknya.
Keyla segera menghubungi Antoni untuk mengantarkannya. Lima belas menit kemudian mobil Antoni datang. Ya pria berusia 35 tahun itu selalu dibuat pusing akan tingkah nonanya itu.
"Kita mau pergi kemana Nona, bukannya Nona masih sakit," keluh Antoni.
Saat itu Antoni sudah mengendarai mobilnya selama satu jam namun belum juga sampai.
nonanya bahkan tidak menjawab karena sepanjang perjalanan terus saja berbicara di telepon.
Setelah perjalanan tiga jam akhirnya mereka sampai di sebuah rumah mewah bergaya Eropa.
"Wah hebat Oppa ganteng, rumahnya keren." Keyla berdecak kagum melihat rumah mewah di depannya.
Belum lagi masuk ke dalam rumahnya Keyla sudah disambut sahabatnya yang langsung berlari memeluknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments