"Saya terima nikahnya dan kawinnya Kylie Zoe binti Axel Smith dengan maskawin tersebut, dibayar tunai.” ucap Prama dengan satu tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi, sah?"
"Sah .... ucap para tamu secara bersamaan.
...Lalu kemudian mereka memanjatkan doa untuk kedua pengantin tersebut atas pernikahan mereka....
...Kylie begitu lega karena pernikahan mereka akhirnya berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan sedikitpun. Ia diam diam menarik bibirnya kebelakang membentuk sebuah senyuman....
..."Akhirnya kamu jadi milik aku juga." batinnya bahagia....
...Meskipun pernikahan ini atas dasar perjodohan orang tua mereka dan bahkan Prama mungkin saja terpaksa menerima pernikahan ini, tetapi Kylie berjanji pada dirinya untuk menjalani bahtera rumah tangga mereka walaupun cintanya belum terbalaskan oleh pria yang sudah menjadi suaminya itu....
...Seusai pesta pernikahan Kylie dibawa terlebih dahulu oleh Axel dan juga Laura ke rumahnya, ada beberapa hal yang ingin mereka sampaikan pada putrinya itu....
...Sedangkan Prama langsung pulang ke rumahnya yang memang sudah ia beli dua tahun yang lalu, ia juga dihadiahkan orangtua serta mertuanya rumah sebagai hadiah pernikahan mereka tetapi Prama menolaknya dengan alasan ingin tinggal saja di rumahnya bersama Kylie. ...
...Oh iya sebenarnya tadi Kylie juga sempat mengajak dan memaksa Prama untuk ikut bersamanya ke rumah mertuanya, tetapi Prama menolak dengan beralasan ada hal yang harus ia kerjakan malam ini....
...Kylie pun tak bisa memaksa, ia mengerti jika suaminya butuh waktu untuk menyesuaikan ini semua. Mungkin Prama masih canggung dengannya setelah terpisah beberapa tahun, jadi Kylie mencoba memaklumi hal itu....
Keesokan harinya
...Prama diperintahkan oleh papanya untuk menjemput Kylie di kediaman Smith dan kini lelaki itu tengah mengemudikan mobilnya menuju rumah sang mertua. Sekitar satu jam perjalanan akhirnya Prama sampai di kediaman Smith, ia pun keluar dari mobil dan menekan bel rumah....
...Ting tong...
...Tak lama pintu pun terbuka dan menampakkan seorang wanita paru baya, yang sudah bisa Prama tebak jika wanita itu adalah pekerja di rumah mertuanya....
"Selamat datang Den, silahkan masuk." Ucap pelayan itu sambil membukakan pintu selebar lebarnya. Prama pun masuk dan duduk di ruang tamu, ia menatap ke-sana kemari melihat foto foto yang terpasang di dinding ruang tamu itu.
...Terlihat foto masa kecil Kylie yang sedang memegang boneka Barbienya, juga foto keluarga dan foto wisuda Kylie terpampang di dinding ruang tamu tersebut. Banyak sekali foto foto penuh kenangan terpajang rapi di-sana. ...
...Tanpa sadar Prama menarik sudut bibirnya kebelakang saat kembali melirik kearah bingkai foto masa kecil Kylie yang sangat terlihat imut....
"Prama? Tenyata kamu sudah sampai, maaf membuatmu menunggu nak" Ujar Laura pada
menantunya tersebut hingga membuyarkan Prama dari lamunannya.
"Tidak apa mam, aku juga baru aja sampai." Prama menyalami Laura saat perempuan itu mendekat dan duduk di hadapannya.
"Oh iya dimana Papi, mam?" tanyanya mencoba basa-basi.
"Papi sudah ke kantor dari jam tujuh pagi, ada meeting penting katanya." ucapnya tersenyum.
"Apa kamu sudah sarapan? Kebetulan Mami lagi masak banyak menu makanan hari ini." ucap Laura menawarkan menantunya.
"Maaf banget mam, tapi Prama udah sarapan saat mau ke sini." Prama menolak dengan sopan sambil tersenyum ramah.
"Ya udah ngga pa-pa. kalau gitu Mami panggil
Kylie dulu ya, di kamar." Prama mengangguk dan membiarkan mertuanya itu memanggil sang istri di kamar.
...Cukup lama Prama menunggu sampai akhirnya...
mertuanya turun bersama Kylie, dari jauh pun Prama bisa melihat betapa sempurnanya seorang Kylie, wanita itu bukan hanya cantik dan seksi, tapi juga pintar dalam segala hal.
...Tapi sayang, dihatinya masih belum ada cinta untuk wanita itu, ia masih memikirkan kekasihnya Lara yang masih ia cintai....
"Maaf ya, udah buat kamu nunggu lama." Ucap Kylie yang sedang berjalan sambil menarik koper yang berisi baju-bajunya.
"Ngga pa-pa, sini biar aku yang bawa koper kamu." Prama berinisiatif bangkit dari duduknya dan merebut koper itu dari tangan sang istri.
"Kalian mau pergi sekarang?" Tanya Laura dengan raut wajah sedih.
"Iya mi, Kylie harus beres beres keperluan Kylie disana. Mami jangan khawatir kita akan ke sini kapanpun kalian minta." Kylie berusaha membuat Mami nya tenang dan tidak bersedih.
"Ya udah kalau begitu, Prama mami titip putri kesayangan Mami ini sama kamu, ya nak." ucapnya sambil beralih menatap menantunya.
"Iya mam, Prama akan jagain Kylie." ucapnya sambil tersenyum.
...Kemudian mereka berdua bersalaman dengan Laura setelah itu melangkah keluar menuju mobil Prama yang sudah terparkir di depan. Keduanya memasuki mobil Prama hingga kendaraan tersebut keluar dari pekarangan rumah mami Laura....
*
*
*
...Didalam mobil mereka Prama diam tak bersuara, membuat Kylie memutuskan untuk memulai pembicaraan. Prama masih merasa canggung dengan istrinya apalagi ia pria yang tidak suka banyak bicara bisa dibilang ia pria cuek dan introver. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun mereka hanya berduaan. ...
...Jika dulu mereka sudah sering bertemu jadi Prama tidak canggung. Tapi mengingat ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun mereka berduaan membuat ia merasakan kecanggungan itu....
"kamu mau mampir dulu ke suatu tempat mas?" Tanya Kylie memecahkan keheningan diantara mereka.
"Nggak." Jawab Prama singkat.
Kylie pun menganggukkan kepalanya.
"Memangnya kamu mau mampir ke suatu tempat?" Ucap Prama yang balik bertanya pada Kylie, sembari melirik sebentar lalu kemudian menatap kedepan.
"Hmm .... ngga deh kak, kita langsung pulang aja." ucapnya setelah berpikir sebentar.
*
*
*
...Sesampainya di rumah. Prama dan Kylie pun langsung masuk ke dalam dengan Prama yang membawa koper istrinya. Lelaki itu melangkah ke arah pintu kamar mereka dan berhenti tepat di depan pintu tersebut....
"Ini akan jadi kamar kita berdua, sebenarnya masih ada banyak kamar disini. Tapi kalau kamu mau berpisah kamar dengan aku, aku akan–"
"Kita akan tidur sekamar, nggak pake alasan." Kylie langsung memotong ucapan suaminya tersebut dengan tersenyum senang.
...Sementara Prama bergeming mendengar penuturan istrinya, ia pun mengangguk dan membukakan pintu kamarnya, mereka lalu masuk ke ruangan tersebut....
...Kylie tersenyum melihat isi kamar barunya dan sang suami, warna bercat abu gelap itu semakin membuat kamarnya berkesan mewah....
"Aku akan ke ruang kerjaku dulu." Kylie mengangguk dan membiarkan suaminya keluar.
"Waktunya beres beres, ayo Kylie semangat! kamu sudah menjadi istri dari seorang Prama Artama Wirya."
Kylie terkekeh pelan.
...Ia pun langsung membereskan barang-barang didalam kopernya dan memasukan baju bajunya ke dalam lemari, menatanya dengan rapi. ...
...Sedangkan di ruang kerja, Prama kembali menyibukkan dirinya dengan pekerjaan, ia masih sedikit canggung jika bertemu dengan Kylie. ...
"Hah, kenapa aku bisa secanggung ini sih, Padahal kita udah kenal lama." gerutunya pelan.
"Tapi kenapa dia malah biasa aja ya? Apa Kylie ngga rasa canggung ketemu sama aku? Mungkin aku lupa kalau Kylie memang sifatnya kaya apa." batinnya sambil mengusap wajahnya frustasi.
...Bukan tanpa alasan ia membatin seperti itu tapi karena ia tahu bagaimana sifat Kylie, ia tidak akan malu ataupun canggung dengan dirinya mengingat wanita itu mempunyai sifat tak mau tahu dan terkesan santai dengan sesuatu hal....
...Saat ia sedang asik dengan pikirannya, bunyi telepon dari balik saku celana mengalihkan perhatiannya. Ia kemudian meriah benda tersebut tertera nama sayang di layar hpnya. Siapa lagi jika bukan kekasihnya Lara....
...Prama menghembuskan nafasnya berat. Belum juga rasa gugupnya hilang, lara kekasihnya malah menelponnya. ...
"Halo sayang, ada apa?" ucapnya berdiri dari duduknya lalu melangkah kearah jendela ruang kerjanya, menatap kebawah dimana taman belakang yang dipenuhi banyak bunga lavender.
Lara mengerutkan keningnya bingung diseberang sana saat mendengar nada suara Prama yang terdengar kesal. "Kok kamu nanya gitu sih, memangnya aku ngga boleh nelpon kamu?" tanyanya dengan nada tidak suka.
"Bu-bukan sayang, siapa yang bilang kamu ngga boleh nelpon aku?" ucapnya cepat saat menyadari nada bicaranya terdengar kesal.
"Ya terus tadi apa? Nada bicara kamu aja kayak kesal gitu saat jawab panggilan dari aku." ucapnya dengan suara terdengar sendu.
"Sayang ... aku ngga kesal sama kamu, aku cuman lagi banyak kerjaan aja makanya sedikit kesal." ucapnya berbohong.
Mendengar itu lara langsung percaya dan sedikit perihatin. "Kamu mau aku rumah ngga? Biar temanin kamu kerja." ucapnya menawarkan.
"Ah ... ngga usah ini juga udah selesai kok." sela nya cepat. Bisa gawat jika pacarnya itu ke rumahnya disaat sedang ada Kylie di rumah mereka.
...Sudah dipastikan Kylie tidak akan membiarkan lara pergi begitu saja dari rumah ini....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments