Keputusan papa Andre

Pagi itu di rumah keluarga Wirya, Prama sedang duduk berhadapan dengan papanya.

"Kylie sudah balik dari new York jadi kamu ngga punya alasan lagi untuk menolak pernikahan ini." Ucap Andre dengan tegas.

Prama bergeming, ia sudah menebak sang papa akan mengucapkan hal tersebut. Andre memang sudah mewanti-wanti dirinya agar mengingat perjodohan itu tetap dilakukan.

"Apa yang membuat papa ingin menikahkan aku dengan Kylie?" Tanya Prama berusaha tetap tenang.

"Papa sama mama ingin menantu dari sahabat yang sudah papa kenal baik orangnya selain menyatukan kedua keluarga besar, perjodohan itu juga mempererat hubungan keluarga Wirya dan juga keluarga Smith. Papi tau kamu masih menjalin hubungan dengan pacar kamu itu, dan papi membiarkan semua itu demi melihat kamu bersenang senang sebentar dengannya tapi untuk sekarang tidak lagi ... kamu harus putuskan dia, masih banyak pria lain untuk wanita itu.

"Papa, pernikahan bukanlah sebuah mainan Pa, Prama ngga mau nikah sama Kyle karena ngga ada cinta diantara kita, aku ngga mau nantinya Kyle yang akan tersakiti dalam pernikahan ini." Tolak nya dengan selembut mungkin.

"Papa tetap dengan pilihan papa, kamu pasti sudah tau gimana sifat Kylie bukan? karena dia tidak akan mempermasalahkan soal cinta. Cinta akan tumbuh dalam pernikahan kalian seiring berjalannya waktu. Kylie wanita cantik dan pintar, jadi untuk apa dipermasalahkan. Papa sudah mengenalnya dari kecil, dia tidak akan mengecewakan kamu." jelas papa Andre penuh yakin.

Prama memijit pelipisnya yang terasa pusing, ia tak bisa mengelak lagi. Ia tidak tahu harus mengatakan apa untuk kekasihnya Lara.

"Apa Kylie terima perjodohan ini?"

"Iyah, dia sudah menginginkan hal ini sejak lama. Bahkan dia begitu bahagia dengan kabar perjodohan ini.

Prama menghembuskan nafas berat, sejujurnya ia sangat tidak ingin dengan perjodohan ini.

"Tapi aku nggak mau Pa." Tolak nya lagi.

Mendengar penolakan putranya sontak membuat papanya membulatkan kedua bola matanya.

"Apa selama ini Papa menuntut banyak hal sama kamu? Papa hanya meminta kali ini saja terima perjodohan ini. Papa tau yang terbaik untuk kamu nak, dan papa pastikan itu." Pinta papa Andre.

Mendengar papanya yang memohon seperti itu membuat ia tak tega, apalagi dulu ia berjanji pada sang papa akan menikah dan memberikan cucu untuk beliau. Tapi yang ia maksud menikah dengan wanita yang ia cintai bukan Kyle.

Prama diam sejenak, hatinya masih dilanda kebingungan yang teramat dalam. Lara akan kecewa mendengar kabar ini.

"Prama!

"Baiklah, Prama serahkan semuanya sama papa."

Jawab Prama dengan lugas.

Andre langsung tersenyum senang mendengar jawaban putranya.

"Bagus? Kamu memang anak papa. Papa senang sekali mendengarnya." Seru Andre yang langsung memeluk tubuh putranya.

Flashback on.

Andre dan Medina yang tak lain adalah istrinya tengah berkunjung ke rumah sahabatnya yang baru saja tiba satu hari yang lalu dari Amerika, dan sudah pasti mereka adalah orang tua Kyle.

"Kapan kalian tiba kenapa baru mengabari aku kalau kalian sudah di Indonesia? Tanya Andre dengan nada antusias.

"Kemarin, itu pun tidak direncanakan. Jadi sebenarnya jadwal awalnya tuh bulan depan karena aku juga masih ada beberapa urusan pekerjaan di new York kan, ya tapi bagaimana lagi putri aku udah nggak bisa sabar dan maksa cepat cepat untuk ke Indonesia." sahut Axel sambil menggelengkan kepalanya mengingat rengekan Kyle.

"Mungkin aku juga akan menetap disini beberapa tahun." Sambungnya lagi.

"Akhirnya kamu akan menetap beberapa tahun di Indonesia." Sahut Andre pada sahabatnya itu.

"Ya mau bagaimana lagi, istri aku udah rindu sama tanah kelahirannya. Apalagi setiap hari dia selalu merengek untuk menetap di sini." Kedua pria bule dan Asia itu tergelak bersama-sama.

"Oh iya, apa Kylie juga sudah ikut kesini? Sudah lama sekali dia tidak ke Indonesia sejak memutuskan pergi menempuh pendidikannya di Amerika. Pasti dia sudah menjadi wanita yang sangat cantik sekarang." Imbuh Medina istri Andre.

"Iya, Kylie juga akan tinggal disini. Dia baru saja menyelesaikan S2 nya di new York." sahut mami Laura.

"Yang benar? Wah ... Hebat sekali." puji Medina dengan wajah senangnya.

"Kita juga dengar kalau Prama sudah memimpin perusahaan, apa benar?"

Medina dan Andre tersenyum. "Iya, dia yang mengambil keputusan itu setelah menyelesaikan pendidikan bisnisnya."

"Itu bagus untuk seorang pria, karena Prama juga tidak beda jauh dengan kamu yang punya sifat pekerja keras dan ambisius." ucap Axel terkekeh.

Ditengah-tengah perbincangan mereka tiba-tiba suara sepatu terdengar dari arah tangga dan menampakkan seorang wanita cantik yang turun dari sana dengan begitu elegan.

"Kyle, come here. There's Uncle Andre and Aunt Medina here (Kylie, kemarilah. Ada Om Andre sama tante Medina disini)." Ucap Laura pada putrinya itu.

Wanita itu berjalan mendekati empat orang paru baya di sana.

"Hi future mother-in-law and father-in-law, how are you Have the invitations been sent out? ( Hai calon mama mantu dan calon papa mantu, apa kabar? Apa undangannya sudah disebarkan?" kata Kylie dengan candaan.

Hal itu sontak membuat kedua pasangan baru baya itu tergelak. Kylie memang tidak pernah berubah, sifatnya tetap Kylie yang dulu.

"Kylie what are doing!" Tegur maminya. Yang ditegur malah tersenyum tanpa dosa.

"I'm sorry mommy, Kylie cuman bercanda kok." Kylie lalu mendudukkan dirinya disofa.

"Ngga pa-pa kok, kita malah senang karena Kylie tetap seperti dulu. Suka bercanda kalau ketemu." sahut medina dan dibenarkan juga oleh suaminya.

"Iya kita malah senang." sahut papa Andre.

"Sudah lama sekali kita tidak ketemu, Kylie bahagia banget bisa ketemu lagi sama kalian." sahut Kylie dengan sangat amat sopan.

"Terimakasih Kylie, kamu sangat cantik banget sekarang. Sini duduk di samping Tante." Pinta Medina pada putri sahabatnya tersebut.

Kylie pun berpindah duduk di samping calon mertuanya.

"Apa kabar nak? Bibi dengar kamu baru aja menyelesaikan S2 kamu di Amerika."

"Iya Tante, aku baru lulus S2." Jawab Kylie yang membenarkan ucapan Medina tadi.

"Kamu kuliah ambil jurusan apa nak?" Tanya Andre kali ini.

"Aku mengambil jurusan fashion design, Om."

"Itu sangat luar biasa, kamu sudah cantik pintar pula. Pasti banyak lelaki yang sangat terkagum-kagum sama kamu." sela Medina.

"Hahaha Tante bisa saja, aku malah nungguin Prama buat nikahin aku." Jawab Kylie tanpa malu sedikitpun diselingi tawa kecilnya.

"Prama memang akan menikahi kamu, iyah kan pa?." Sahut Medina menatap kearah Andre.

"Iya dan itu sudah pasti." sahut suaminya sambil tersenyum. Kylie hanya tersenyum kecil mendengar perkataan sahabat orang tuanya. Mereka pun berbincang-bincang bersama-sama, menceritakan semua hal yang mereka lalui satu sama lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!