Bab 4 Akhiri Saja Hubungan Ini

"Selamat sore bu Namira" Sapa Linda, dia adalah orang kepercayaan Namira di butik ini. Jika Namira sedang tidak ada di tempat, Linda lah yang mengurus pekerjaan di sini. Seperti menghandle pesanan pelanggan dan juga mengawasi kinerja para karyawan yang bekerja di butik ini.

"selamat sore Lin"

"ada yang perlu saya bantu bu?"

"untuk sekarang tidak ada Lin. saya mau langsung ke ruangan saya aja,oh iya kalo pak Alvan kesini, langsung suruh masuk menemui saya ya!" Namira memberi pesan pada karyawan kepercayaannya.

"Baik bu" jawab Linda patuh.

Namira berjalan memasuki ruang kerjanya yang bernuansa serba ungu,mulai dari cat tembok hingga perabotnya.

Dia mulai memeriksa hasil laporan penjualan hari kemarin yang belum sempat di periksa nya. Dia terlalu sibuk mengurusi persiapan pernikahan hingga pekerjaannya sedikit terbengkalai. Untungnya ada Linda yang bisa di andalkan,jadi Namira sebagai owner hanya tinggal memeriksa hasil laporannya saja.

Tok.. Tok.. Tok..

Namira mendongakkan kepalanya saat mendengar suara pintu yang di ketuk. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Bukan karena jatuh cinta, melainkan karena kekalutan yang menguasai diri.

"masuk!" seru Namira setengah berteriak.

Gagang pintu terlihat bergerak. Dan seorang laki-laki masuk ke dalam ruangan itu dengan senyum manis yang menghiasi wajah tampan nya. Dia adalah Alvan, seseorang yang di tunggu kedatangannya oleh Namira sejak tadi. Pria itulah alasan kenapa dia berada di sini sekarang.

"maaf agak lama sayang, soalnya jalanan macet banget jam segini" ujar Alvan sedikit ngos-ngosan dengan wajah bercucuran keringat.

Sepertinya dia berlari dari parkiran butik menuju ruangannya yang berada di lantai dua ini. Butik milik Namira memang cukup luas, jadi pasti lumayan melelahkan jika harus berlari dari pintu utama menuju ruang kerjanya ini.

Kalau dulu, mungkin Namira akan sangat terharu dengan perjuangan yang di lakukan Alvan agar bisa cepat menemuinya. Dia pasti akan langsung memeluk lalu mengusap keringatnya menggunakan tissue.

Tapi tidak dengan sekarang, apapun yang di lakukan Alvan ia sama sekali tak perduli. Dia hanya duduk diam memandangi lelaki di depannya yang berjalan semakin mendekat.

"bunga yang indah untuk perempuan yang paling cantik" Alvan mengeluarkan sebuket bunga mawar merah yang di sembunyikannya di balik punggung,lalu memberikannya pada Namira.

Dengan penuh keraguan Namira menerima bunga yang tampak cantik itu,lalu meletakkannya di atas meja begitu saja. Tidak seperti biasanya yang akan langsung menciumi bunga yang di berikan oleh calon suaminya itu.

Alvan merasa heran melihat sikap Namira yang tak seperti biasa. Dia pikir tunangannya itu pasti marah karena ia datang terlambat.

"kamu nggak suka bunganya sayang? kalo nggak suka nanti aku belikan yang lain lagi ya!"

Namira hanya diam tak menanggapi. Tatapan mata nya seperti kosong. Dia ingin membuka mulutnya untuk bicara tapi rasanya sangat susah. Bibirnya seperti terkunci tak mau di gerakkan.

"maafin aku ya,aku janji nggak akan telat kayak gini lagi. udah dong sayang marahnya" Alvan sudah berjongkok di depan Namira yang sedang duduk di kursi kerjanya, berusaha merayu agar kemarahan wanita tercintanya bisa memudar.

Tak ada jawaban dari Namira. Dia masih saja diam membisu tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

"jangan marah lagi dong sayang, kalo kamu kayak gini jadi tambah gemesin loh. Makin cantik kalo di liat!" Alvan mencubit mesra pipi tunangannya itu,tapi tak ada reaksi apapun dari Namira. Perempuan itu seperti terhanyut dalam lamunannya sendiri.

Alvan mulai mendekatkan wajah, bergerak semakin maju seperti akan mencium perempuan yang teramat di cintainya. Namira pun tersentak dari lamunannya dan refleks menampar pipi lelaki itu.

Tiba-tiba saja bayangan Alvan saat tidur dengan wanita lain terlintas di benak Namira karena perbuatan yang di lakukan calon suaminya barusan. Dia merasa tak sudi di cium oleh orang yang sudah memberikan ciumannya kepada wanita lain juga.

"kamu kenapa sayang? kenapa nampar aku?" Alvan memegang pipinya yang terasa nyeri karena tamparan keras yang di berikan Namira.

"karena kamu pantas mendapatkannya!" Namira bangkit dari duduknya dengan tatapan penuh amarah. Seperti seekor singa yang siap untuk mencabik daging mangsanya saat itu juga.

"ada apa dengan kamu? kenapa bersikap aneh gini?" Alvan masih belum memahami situasi yang terjadi. Pria itu sedikit kesal melihat perubahan sikap wanitanya, yang awalnya manis menjadi tak karuan seperti ini, padahal tadi siang saat fitting baju pengantin, semuanya baik-baik saja.

Alvan tak tahu saja setelah kepergiannya tadi siang,ada hal tak terduga yang membuat hati Namira berubah seratus delapan puluh derajat padanya. yang awalnya mencintai menjadi sangat membencinya.

Dia bertanya-tanya dalam hati. Apa hanya karena kesalahan kecil saja Namira bisa sampai semarah ini. Perasaannya mulai tak enak sekarang. Dia takut kalau Namira mengetahui sesuatu yang sudah di sembunyikannya.

Pria itu merasa sangat takut kehilangan cinta Namira karena dia sungguh sangat mencintai perempuan itu dengan segenap jiwanya. Membayangkannya saja rasanya sudah tak sanggup. Apalagi jika semua yang di takutkannya itu menjadi nyata. Dia sungguh sangat tidak mengharapkan itu terjadi.

Namira mengambil ponselnya, mengotak-atiknya sebentar lalu melemparkannya ke arah Alvan.

"kamu jahat" hanya itu kalimat yang di ucapkan Namira.

Alvan langsung mengambil ponsel Namira yang jatuh tepat di dekat kakinya. Ia mulai menyentuh layar ponsel itu dan melihat apa yang ada di dalamnya.

Seketika keringat dingin mulai mengalir. Alvan merasa sangat terkejut melihat foto yang ada dalam benda pipih itu. Di sana terlihat Alvan tidur dengan wanita lain di sebelahnya. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Namira akan mengetahui hal yang di rahasiakan olehnya dengan cara seperti ini.

Alvan berpikir keras siapa yang sudah mengirimkan foto sialan ini pada calon istrinya. Dia pun menduga-duga pasti ada orang yang ingin merusak kebahagiaannya bersama Namira. Karena dia tak pernah menyangka ada yang mengambil fotonya di saat kejadian malam itu.

"ini nggak seperti yang kamu lihat sayang. Aku bisa jelaskan semuanya!" Alvan menggapai tangan Namira,tapi perempuan itu menepisnya dengan kasar seakan jijik bersentuhan dengan tunangannya.

"nggak ada yang perlu di jelaskan. Kalo kamu memang mencintai wanita lain,akhiri saja hubungan ini!" satu tetes air mata berhasil lolos membasahi pipi Namira.

"nggak ada wanita lain yang aku cintai selain kamu Namira. Kamu adalah satu-satunya wanita yang aku cintai di dunia ini" Alvan berkata dengan penuh emosional. Bahkan matanya sampai berkaca-kaca mengucapkan hal itu.

"bohong. Kalo kamu mencintai aku,kenapa menyakiti aku seperti ini? kamu udah berkhianat dan itu nggak bisa di maafkan. Batalkan saja pernikahan kita, karena aku nggak bisa hidup dengan orang yang udah menghancurkan hidupku" Mata Namira nyalang menatap tajam ke arah calon suami yang sekarang statusnya sudah berubah menjadi mantan.

Episodes
1 Bab 1 Kejutan menyakitkan
2 Bab 2 Aku membencimu
3 Bab 3 Keputusan Namira
4 Bab 4 Akhiri Saja Hubungan Ini
5 Bab 5 Kisah cinta yang hancur
6 Bab 6 Penyelidikan Alvan
7 Bab 7 Berusaha Move on
8 Bab 8 Gaun pernikahan
9 Bab 9 Rahasia yang terbongkar
10 Bab 10 Permintaan papa
11 Bab 11 Pertemuan Pertama
12 Bab 12 Namira Vs Rafka
13 Bab 13 Kesepakatan
14 Bab 14 Kedatangan Alvan
15 Bab 15 Kekecewaan mendalam
16 Bab 16 Pesta Pernikahan
17 Bab 17 Malam pengantin
18 Bab 18 Lingerie
19 Bab 19 Kehidupan baru
20 Bab 20 Pacar Alena
21 Bab 21 Kecurigaan Rafka
22 Bab 22 Cinta yang tak di restui
23 Bab 23 Dilema
24 Bab 24 Rencana Namira
25 Bab 25 Pertemuan Namira dan Alvan
26 Bab 26 Pembuktian
27 Bab 27 Kebenaran yang terungkap
28 Bab 28 Awal mula petaka di mulai
29 Bab 29 Penyesalan yang datang terlambat
30 Bab 30 Terlambat menyadari
31 Bab 31 Kemarahan Alena
32 Bab 32 Kepergian Alena
33 Bab 33 Pencarian dan permohonan
34 Bab 34 Bercerailah dengannya
35 Bab 35 Putus
36 Bab 36 Rasa bersalah
37 Bab 37 Titik terang
38 Bab 38 Bertepuk sebelah tangan
39 Bab 39 Kabar buruk
40 Bab 40 Antara hidup dan mati
41 Bab 41 Usaha Namira
42 Bab 42 Keajaiban
43 Bab 43 Cinta yang rumit
44 Bab 44 Terjebak rasa
45 Bab 45 Kekacauan
46 Bab 46 Kembali kritis
47 Bab 47 Alvan Vs Rafka
48 Bab 48 Cemburu
49 Bab 49 Isi hati Namira
50 Bab 50 Perhatian
51 Bab 51 Kejadian yang langka
52 Bab 52 Pulang bersama
53 Bab 53 Misi yang berhasil
54 Bab 54 Seribu Cara
55 Bab 55 Rencana yang gagal
56 Bab 56 Seteru abadi
57 Bab 57 Keinginan Alena
58 Bab 58 Kembalikan dia untukku
59 Bab 59 Pertahanan yang mulai goyah
60 Bab 60 Terjebak
61 Bab 61 Perhatian Namira
62 Bab 62 Kedatangan Orang Tua Namira
63 Bab 63 Terbongkarnya Sebuah Rahasia
64 Bab 64 Situasi yang rumit
65 Bab 65 Penyesalan
66 Bab 66 Menginterogasi Alvan
67 Bab 67 Kenyataan pahit
68 Bab 68 Lupakan dia untukku
69 Bab 69 Mari kita berpisah
70 Bab 70 Kepergian Namira
71 Bab 71 Tertawa di atas penderitaan
72 Bab 72 Terasa berbeda
73 Bab 73 Lebih bahagia jika bersamanya
74 Bab 74 Wanita misterius
75 Bab 75 Sebuah Dendam
76 Bab 76 Tragedi
77 Bab 77 Rela berkorban
78 Bab 78 Kedatangan mami Alvan
79 Bab 79 Kecemasan Namira
80 Bab 80 Senjata makan tuan
81 Bab 81 Menemui Rafka
82 Bab 82 Rasa yang berbeda
83 Bab 83 Momen langka
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kejutan menyakitkan
2
Bab 2 Aku membencimu
3
Bab 3 Keputusan Namira
4
Bab 4 Akhiri Saja Hubungan Ini
5
Bab 5 Kisah cinta yang hancur
6
Bab 6 Penyelidikan Alvan
7
Bab 7 Berusaha Move on
8
Bab 8 Gaun pernikahan
9
Bab 9 Rahasia yang terbongkar
10
Bab 10 Permintaan papa
11
Bab 11 Pertemuan Pertama
12
Bab 12 Namira Vs Rafka
13
Bab 13 Kesepakatan
14
Bab 14 Kedatangan Alvan
15
Bab 15 Kekecewaan mendalam
16
Bab 16 Pesta Pernikahan
17
Bab 17 Malam pengantin
18
Bab 18 Lingerie
19
Bab 19 Kehidupan baru
20
Bab 20 Pacar Alena
21
Bab 21 Kecurigaan Rafka
22
Bab 22 Cinta yang tak di restui
23
Bab 23 Dilema
24
Bab 24 Rencana Namira
25
Bab 25 Pertemuan Namira dan Alvan
26
Bab 26 Pembuktian
27
Bab 27 Kebenaran yang terungkap
28
Bab 28 Awal mula petaka di mulai
29
Bab 29 Penyesalan yang datang terlambat
30
Bab 30 Terlambat menyadari
31
Bab 31 Kemarahan Alena
32
Bab 32 Kepergian Alena
33
Bab 33 Pencarian dan permohonan
34
Bab 34 Bercerailah dengannya
35
Bab 35 Putus
36
Bab 36 Rasa bersalah
37
Bab 37 Titik terang
38
Bab 38 Bertepuk sebelah tangan
39
Bab 39 Kabar buruk
40
Bab 40 Antara hidup dan mati
41
Bab 41 Usaha Namira
42
Bab 42 Keajaiban
43
Bab 43 Cinta yang rumit
44
Bab 44 Terjebak rasa
45
Bab 45 Kekacauan
46
Bab 46 Kembali kritis
47
Bab 47 Alvan Vs Rafka
48
Bab 48 Cemburu
49
Bab 49 Isi hati Namira
50
Bab 50 Perhatian
51
Bab 51 Kejadian yang langka
52
Bab 52 Pulang bersama
53
Bab 53 Misi yang berhasil
54
Bab 54 Seribu Cara
55
Bab 55 Rencana yang gagal
56
Bab 56 Seteru abadi
57
Bab 57 Keinginan Alena
58
Bab 58 Kembalikan dia untukku
59
Bab 59 Pertahanan yang mulai goyah
60
Bab 60 Terjebak
61
Bab 61 Perhatian Namira
62
Bab 62 Kedatangan Orang Tua Namira
63
Bab 63 Terbongkarnya Sebuah Rahasia
64
Bab 64 Situasi yang rumit
65
Bab 65 Penyesalan
66
Bab 66 Menginterogasi Alvan
67
Bab 67 Kenyataan pahit
68
Bab 68 Lupakan dia untukku
69
Bab 69 Mari kita berpisah
70
Bab 70 Kepergian Namira
71
Bab 71 Tertawa di atas penderitaan
72
Bab 72 Terasa berbeda
73
Bab 73 Lebih bahagia jika bersamanya
74
Bab 74 Wanita misterius
75
Bab 75 Sebuah Dendam
76
Bab 76 Tragedi
77
Bab 77 Rela berkorban
78
Bab 78 Kedatangan mami Alvan
79
Bab 79 Kecemasan Namira
80
Bab 80 Senjata makan tuan
81
Bab 81 Menemui Rafka
82
Bab 82 Rasa yang berbeda
83
Bab 83 Momen langka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!