Bab 2 Aku membencimu

Namira berjalan keluar butik khusus untuk baju pengantin milik Rista dengan sedikit tergesa-gesa, kemudian setengah berlari menuju taxi online yang sudah di pesannya saat masih berada di dalam tadi.

"tujuannya sesuai aplikasi ya pak" Namira berkata kepada supir taksi online setelah masuk ke dalam mobil.

"baik kak" balas pengemudi taksi online ramah lalu mulai menurunkan hand rem dan menjalankan mobilnya.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang ke tempat tujuan yang sudah di tentukan oleh Namira. Dia berencana akan menemui seorang teman yang ahli dalam bidang fotografi untuk membuktikan tentang keaslian foto-foto yang di kirimkan oleh nomor tak di kenal kepadanya.

Di dalam hati dia terus berdoa agar hasilnya negatif dan menyatakan bahwa itu adalah foto palsu hasil editan saja. Rasanya hatinya sudah benar-benar tidak sabar untuk mengetahui jawabannya secepat mungkin.

Beberapa menit kemudian akhirnya Namira sampai di tempat yang di tuju. Rumah minimalis modern dengan banyak tanaman hias di halamannya.

"ini pak. terima kasih" Namira mengulurkan uang lembaran biru pada pak supir kemudian mendorong pintu mobil agar terbuka.

"sebentar kembaliannya kak" pengemudi itu berkata sambil merogoh kantong celananya untuk mengambil uang kembalian.

"nggak usah pak, ambil saja kembaliannya" ujar Namira sambil turun dari mobil dengan terburu-buru seperti tidak sabar untuk segera menemui temannya agar bisa cepat mengetahui kebenaran itu.

"terima kasih kak" seru supir itu setengah berteriak agar perempuan yang barusan menggunakan jasa transportasinya itu mendengar yang ia katakan.

Namira sudah tak perduli dengan apapun lagi, dengan cepat dia berlari memasuki pekarangan rumah bercat abu abu itu dan memencet belnya berkali-kali.

Tak lama setelah itu, pintu terbuka. Muncul lah seorang pria berpawakan tambun berpakaian santai,menyapa Namira dengan akrab.

"ih.. nggak sabaran banget sih yang mau nikah!" ledek pria yang umurnya berada di bawah Namira, dia adalah Dito,adik kelasnya semasa SMA dulu yang masih berteman baik hingga sekarang.

"gue butuh bantuan Lo,Dito. udah baca pesan chat dari gue kan?" Namira berucap dengan wajah serius.

"iya udah Na, ayo masuk" pria bernama Dito itu membuka pintu lebar-lebar.

Namira menjawabnya dengan anggukan kemudian masuk ke dalam rumah itu, mengikuti langkah Dito.

"duduk dulu ya,gue ambilin minum dulu"

"udah nggak usah To, gue buru-buru nih"

"yaelah.. gitu amat, baru juga mampir ke rumah gue"

"serius nih To,gue bener-bener pengen cepet tau hasilnya, karena ini penting banget buat gue"

"seurgent itu ya?! ya udah mana fotonya? biar gue kerjain"

"ini" Namira menyerahkan ponsel pada temannya itu. Dito menerimanya dengan rasa penasaran,foto seperti apa yang membuat temannya terlihat seperti orang kebingungan begitu.

"ya ampun Namira, bukannya ini tunangan Lo?" tanggapan Dito persis seperti Rista,dia sangat terkejut setelah melihat foto di dalam ponsel yang di berikan Namira.

"iya To,makanya gue butuh bantuan Lo buat nyari tau keaslian foto itu"

"oke Na,gue kerjain sekarang. gue bawa dulu handphone Lo ke ruang kerja gue ya. Lo mau ikut apa gimana?"

"gue tunggu di sini aja to"

"oke. gue tinggal bentar ya,kalo haus ambil aja minuman di kulkas!" Dito pergi ke ruang kerjanya setelah mendapatkan balasan anggukan dari Namira.

Waktu terasa semakin lama saat sedang menunggu sesuatu, itulah yang di rasakan Namira sekarang. Dari tadi dia mondar mandir dengan perasaan kalut menanti hasil kerja dari Dito. Ia yakin bisa mengandalkan temannya itu,karena kemampuannya memang tak di ragukan lagi.

Sudah hampir satu jam ia menunggu, akhirnya yang di tunggunya muncul juga batang hidungnya. Dito berjalan ke arah Namira dengan ekspresi wajah sedih. perasaan Namira pun semakin tak enak melihat pemandangan itu.

"gimana hasilnya To?" rasa penasaran Namira seperti sudah tak terbendung lagi saat ini.

"foto ini asli Na" jawaban yang keluar dari mulut Dito berhasil membuat tubuh Namira terasa lemas seketika. Dia sampai jatuh terduduk di sofa hitam yang berada di ruangan itu.

Sebenarnya lelaki bernama Dito itu sudah mendapatkan hasilnya dari tadi,tapi dia belum siap untuk keluar. Dia bingung bagaimana cara menyampaikan kenyataan yang menyakitkan itu pada temannya. Dia tak sampai hati membuat perempuan itu terluka.

Tapi setelah berpikir cukup lama, akhirnya dia memutuskan untuk memberitahukan kebenaran itu karena jika menyimpannya malah akan semakin membuat hidup Namira semakin hancur karena menikahi orang yang salah. Dan dia tak mau kalau itu sampai terjadi.

"jadi Alvan beneran khianatin gue" Namira meracau tidak jelas. Matanya kembali mengembun mengetahui kenyataan pahit yang baru di ketahuinya. Hatinya terasa semakin perih seperti tertusuk ribuan duri.

"Lo yang sabar ya Na" Dito menepuk pundak temannya itu perlahan berusaha menenangkan. Dan dia berharap itu akan sedikit membantu sedikit mengurangi kesedihan Namira,walau hanya secuil saja.

"makasih ya To atas bantuan Lo. berapa yang harus gue bayar?" Namira berkata setelah berhasil mengendalikan perasaannya. Dia mengusap sisa air mata yang membekas di pipi mulusnya.

"udah nggak usah,kayak sama siapa aja Lo" sejujurnya dia tak tega melihat wajah murung temannya itu.

"ya udah kalo gitu gue balik dulu ya to, sekali lagi makasih" Namira beranjak dari duduknya untuk segera pergi.

"sama-sama na,kalo Lo butuh teman ngobrol,Lo bisa hubungi gue kapanpun Lo mau"

"oke To, thanks banget ya!"

Namira pun pergi dengan membawa perih di hatinya. Rasanya ia ingin segera mengunci diri ke dalam kamar kemudian menangis sepuasnya, karena hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini.

Dia berjalan gontai menuju kamarnya dengan perasaan tak karuan setelah turun dari mobil miliknya yang di kemudian oleh pak Mamat, supir pribadi keluarga Namira.

Dia menelpon minta di jemput saat berada di rumah Dito tadi,dan untungnya pak Mamat sedang standby di rumah karena mamanya tadi hanya minta di antar saja tanpa harus menunggu.

Namira sedikit bernafas lega karena di saat keadaannya kacau seperti ini ia tak berhadapan langsung dengan mamanya. Karena menurut informasi dari pak Mamat,mamanya sedang arisan dan minta di jemput nanti sore.

Rasanya ia belum siap menceritakan hal buruk yang terjadi pada kedua orang tuanya. Dia tak mau membuat mereka khawatir dan terlalu memikirkannya.

Namira melempar tas selempangnya asal kemudian menjatuhkan diri ke ranjangnya. Tak tau sudah berapa kali air matanya tumpah,tapi sepertinya air mata itu tak habis juga. Masih dengan mudahnya mengalir tanpa bisa di kendalikan.

Dia hanyalah perempuan biasa,yang tak bisa menahan sakit sedalam ini dan akan merasa kecewa bila di khianati. Dia tak tau langkah apa yang akan di lakukan selanjutnya untuk menyelesaikan masalah yang menimpanya. Rasanya dia ingin berteriak meluapkan amarahnya.

Alvan,aku membencimu...

Episodes
1 Bab 1 Kejutan menyakitkan
2 Bab 2 Aku membencimu
3 Bab 3 Keputusan Namira
4 Bab 4 Akhiri Saja Hubungan Ini
5 Bab 5 Kisah cinta yang hancur
6 Bab 6 Penyelidikan Alvan
7 Bab 7 Berusaha Move on
8 Bab 8 Gaun pernikahan
9 Bab 9 Rahasia yang terbongkar
10 Bab 10 Permintaan papa
11 Bab 11 Pertemuan Pertama
12 Bab 12 Namira Vs Rafka
13 Bab 13 Kesepakatan
14 Bab 14 Kedatangan Alvan
15 Bab 15 Kekecewaan mendalam
16 Bab 16 Pesta Pernikahan
17 Bab 17 Malam pengantin
18 Bab 18 Lingerie
19 Bab 19 Kehidupan baru
20 Bab 20 Pacar Alena
21 Bab 21 Kecurigaan Rafka
22 Bab 22 Cinta yang tak di restui
23 Bab 23 Dilema
24 Bab 24 Rencana Namira
25 Bab 25 Pertemuan Namira dan Alvan
26 Bab 26 Pembuktian
27 Bab 27 Kebenaran yang terungkap
28 Bab 28 Awal mula petaka di mulai
29 Bab 29 Penyesalan yang datang terlambat
30 Bab 30 Terlambat menyadari
31 Bab 31 Kemarahan Alena
32 Bab 32 Kepergian Alena
33 Bab 33 Pencarian dan permohonan
34 Bab 34 Bercerailah dengannya
35 Bab 35 Putus
36 Bab 36 Rasa bersalah
37 Bab 37 Titik terang
38 Bab 38 Bertepuk sebelah tangan
39 Bab 39 Kabar buruk
40 Bab 40 Antara hidup dan mati
41 Bab 41 Usaha Namira
42 Bab 42 Keajaiban
43 Bab 43 Cinta yang rumit
44 Bab 44 Terjebak rasa
45 Bab 45 Kekacauan
46 Bab 46 Kembali kritis
47 Bab 47 Alvan Vs Rafka
48 Bab 48 Cemburu
49 Bab 49 Isi hati Namira
50 Bab 50 Perhatian
51 Bab 51 Kejadian yang langka
52 Bab 52 Pulang bersama
53 Bab 53 Misi yang berhasil
54 Bab 54 Seribu Cara
55 Bab 55 Rencana yang gagal
56 Bab 56 Seteru abadi
57 Bab 57 Keinginan Alena
58 Bab 58 Kembalikan dia untukku
59 Bab 59 Pertahanan yang mulai goyah
60 Bab 60 Terjebak
61 Bab 61 Perhatian Namira
62 Bab 62 Kedatangan Orang Tua Namira
63 Bab 63 Terbongkarnya Sebuah Rahasia
64 Bab 64 Situasi yang rumit
65 Bab 65 Penyesalan
66 Bab 66 Menginterogasi Alvan
67 Bab 67 Kenyataan pahit
68 Bab 68 Lupakan dia untukku
69 Bab 69 Mari kita berpisah
70 Bab 70 Kepergian Namira
71 Bab 71 Tertawa di atas penderitaan
72 Bab 72 Terasa berbeda
73 Bab 73 Lebih bahagia jika bersamanya
74 Bab 74 Wanita misterius
75 Bab 75 Sebuah Dendam
76 Bab 76 Tragedi
77 Bab 77 Rela berkorban
78 Bab 78 Kedatangan mami Alvan
79 Bab 79 Kecemasan Namira
80 Bab 80 Senjata makan tuan
81 Bab 81 Menemui Rafka
82 Bab 82 Rasa yang berbeda
83 Bab 83 Momen langka
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kejutan menyakitkan
2
Bab 2 Aku membencimu
3
Bab 3 Keputusan Namira
4
Bab 4 Akhiri Saja Hubungan Ini
5
Bab 5 Kisah cinta yang hancur
6
Bab 6 Penyelidikan Alvan
7
Bab 7 Berusaha Move on
8
Bab 8 Gaun pernikahan
9
Bab 9 Rahasia yang terbongkar
10
Bab 10 Permintaan papa
11
Bab 11 Pertemuan Pertama
12
Bab 12 Namira Vs Rafka
13
Bab 13 Kesepakatan
14
Bab 14 Kedatangan Alvan
15
Bab 15 Kekecewaan mendalam
16
Bab 16 Pesta Pernikahan
17
Bab 17 Malam pengantin
18
Bab 18 Lingerie
19
Bab 19 Kehidupan baru
20
Bab 20 Pacar Alena
21
Bab 21 Kecurigaan Rafka
22
Bab 22 Cinta yang tak di restui
23
Bab 23 Dilema
24
Bab 24 Rencana Namira
25
Bab 25 Pertemuan Namira dan Alvan
26
Bab 26 Pembuktian
27
Bab 27 Kebenaran yang terungkap
28
Bab 28 Awal mula petaka di mulai
29
Bab 29 Penyesalan yang datang terlambat
30
Bab 30 Terlambat menyadari
31
Bab 31 Kemarahan Alena
32
Bab 32 Kepergian Alena
33
Bab 33 Pencarian dan permohonan
34
Bab 34 Bercerailah dengannya
35
Bab 35 Putus
36
Bab 36 Rasa bersalah
37
Bab 37 Titik terang
38
Bab 38 Bertepuk sebelah tangan
39
Bab 39 Kabar buruk
40
Bab 40 Antara hidup dan mati
41
Bab 41 Usaha Namira
42
Bab 42 Keajaiban
43
Bab 43 Cinta yang rumit
44
Bab 44 Terjebak rasa
45
Bab 45 Kekacauan
46
Bab 46 Kembali kritis
47
Bab 47 Alvan Vs Rafka
48
Bab 48 Cemburu
49
Bab 49 Isi hati Namira
50
Bab 50 Perhatian
51
Bab 51 Kejadian yang langka
52
Bab 52 Pulang bersama
53
Bab 53 Misi yang berhasil
54
Bab 54 Seribu Cara
55
Bab 55 Rencana yang gagal
56
Bab 56 Seteru abadi
57
Bab 57 Keinginan Alena
58
Bab 58 Kembalikan dia untukku
59
Bab 59 Pertahanan yang mulai goyah
60
Bab 60 Terjebak
61
Bab 61 Perhatian Namira
62
Bab 62 Kedatangan Orang Tua Namira
63
Bab 63 Terbongkarnya Sebuah Rahasia
64
Bab 64 Situasi yang rumit
65
Bab 65 Penyesalan
66
Bab 66 Menginterogasi Alvan
67
Bab 67 Kenyataan pahit
68
Bab 68 Lupakan dia untukku
69
Bab 69 Mari kita berpisah
70
Bab 70 Kepergian Namira
71
Bab 71 Tertawa di atas penderitaan
72
Bab 72 Terasa berbeda
73
Bab 73 Lebih bahagia jika bersamanya
74
Bab 74 Wanita misterius
75
Bab 75 Sebuah Dendam
76
Bab 76 Tragedi
77
Bab 77 Rela berkorban
78
Bab 78 Kedatangan mami Alvan
79
Bab 79 Kecemasan Namira
80
Bab 80 Senjata makan tuan
81
Bab 81 Menemui Rafka
82
Bab 82 Rasa yang berbeda
83
Bab 83 Momen langka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!