Bab 5

Mario menggendong Kirana pada bahunya. Ia sedang membawa gadis itu ke ruangan make up pengantin. Kirana mencoba untuk bergerak sebisa mungkin agar bisa lolos dari badan kekar Mario, namun apa daya gadis korban penculikan itu tidak dapat melawan ataupun melepaskan dirinya dengan kondisi kaki dan tangan yang diikat.

Rasanya ingin sekali Kirana untuk berteriak minta tolong. Lakban hitam yang menempel pada bibir nya membuat dirinya membisu. Saat tiba di dalam ruangan itu, Mario mendudukkan Kirana di sebuah kursi.

“Untunglah aku telah menjauh darinya. Badannya sungguh bau! Jika aku tidak dengan segera sampai ke ruangan ini maka aku akan pingsan lagi seperti saat ia memberiku kaos kakinya.” Kata Kirana dalam hati, ia menghela nafas lega kala dirinya terduduk sendiri di sofa itu.

Ruangan make up pengantin adalah ruangan khusus yang ada di kediaman Tuan Harun. Dalam waktu sebulan, dengan membayar arsitek ternama di kota itu, ia berhasil menyelesaikan beberapa bangunan untuk kepentingan acara pernikahan putra kesayangannya.

Beberapa bangunan yang dibangun seperti, sebuah rumah yang berada di samping halaman belakang yang luas. Rumah itu ditujukan untuk keperluan pengantin Wanita, dimana terdapat ruang ganti baju, ruang make up, ruang tunggu pengantin, ruang tunggu make up artist beserta asisstennya, ruang tunggu para designer yang mengatur pakaian pengantin Wanita, serta ruang tunggu lainnya untuk beberapa keluarga dekat pengantin.

Disetiap ruangan pada rumah khusus pengantin Wanita itu terdapat luas ruangan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan setiap ruangan memiliki akses pintu yang tersambung satu sama lain. Sama seperti ruang make up yang disatukan dengan koridor dan pintu terhadap ruang ganti baju.

Sama seperti rumah khusus untuk pengantin Wanita, Tuan Harun membangun pula rumah untuk mempelai laki-laki. Rumah itu dibangun persis seperti rumah pengantin Wanita dan posisi rumah pengantin pria berseberangan serta berhadapan dengan rumah pengantin Wanita.

Di antara kedua rumah pengantin itu ada sebuah halaman luas dengan rumput yang hijau, yang mana di tengah halaman luas itu ada kolam renang yang membelah halaman itu menjadi dua. Lingkungan kediaman Tuan Harun sangatlah luas, luas kediaman Tuan Harun beserta dengan bangunannya sekitar kurang lebih sepuluh hektar. Jadi, untuk membangun dua rumah untuk keperluan acara itu baginya hal yang kecil.

Mario tampak menunduk dan mendekati Kirana. Tangannya menyentuh kancing baju pajamas yang dikenakan oleh Kirana. Kirana berteriak sekuat tenaga “Tolong… tolong siapapun tolong Aku”. Namun yang terdengar di kuping Mario hanyalah suara kerongkongan.

“Kau jangan bergerak hai gadis manja. Percuma saja, tidak ada seorang pun yang bisa mendengarmu disini.” Mario menatap Kirana dari ujung kaki hingga ujung rambut. “Betapa mulusnya kau!” Mario seakan mengences kala melihat gadis cantik seperti Kirana.

Pengawal pribadi Tuan Harun ini seakan berniat melakukan hal yang buruk kepada Kirana. Setelah mendengar bahwa gadis yang ia bawa itu bukanlah calon istri dari Tuan Mudanya, ia merasa bahwa sangat disayangkan jika ia tak mencicipinya terlebih dahulu.

Mario meraih kancing baju Kirana secara lamban dan perlahan. Dengan tangan kekar yang menyentuh kancing bajunya, sontak Kirana berusaha semaksimal mungkin untuk melepaskan ikatan tangannya. Ia tak peduli lagi harus merasakan sakit dan perih pada kulitnya yang terkena gesekan tali tersebut.

Kancing pertama behasil dibuka oleh Mario. Kini ia melanjutkan membuka kancing kedua. Sembari membuka kancing kedua itu perlahan, ia mendekatkan dirinya kepada Kirana untuk menghirup aroma badan Kirana yang sangat menaikkan birahinya.

Saat Mario masuk ke ruangan itu tadi, lelaki berbadan besar itu menggunakan sepatu boot hitam yang tidak ia lepas. Sembari mendekatkan diri dan menghirup aroma Kirana, tiba-tiba saja kakinya terpeleset oleh keramik yang licin itu hingga badannya menimpa badan Kirana.

“Arrrghhh..” Kirana mengerang. Badan besar itu terasa sangat berat. Namun pada kesempatan itu Kirana mengambil sebuah pisau kecil yang ada di pinggang Mario. Lekas saja Kirana memotong tali pada pergelangan tangannya tanpa sepengetahuan Mario.

Mario kembali berdiri, dia mendudukkan kembali Kirana yang terbaring jatuh kelantai sesaat setelah ditimpa oleh dirinya. “Maaf sayang, sepatu bootku terlalu mahal jadi lantai murah seperti ini tak bisa menyentuhnya.” Ujar Mario sombong. Tangannya kembali meraih kancing kedua Kirana.

Anak dari Riyanda itu masih saja terus memotong tali itu hingga berhasil. Tak sempat Mario berhasil membuka kancing yang kedua, Kirana langsung menampar Mario dengan kuat.

Plak!

Mario terkejut dan beranjak dari sofa itu, ia sedang memegangi pipinya sekarang. Kirana lekas membuka lakban pada bibirnya. “jangan coba-coba kau ingin menyentuhku.” Berang Kirana. Dengan segera ia juga membuka tali pada kakinya dan berdiri berniat untuk kabur.

Kirana berlari menuju pintu namun dengan sigap Mario menangkapnya dan memeluknya dari belakang. “Tolonggg…. Tolong Aku, siapapun tolong Aku!” Kirana berteriak sekuat tenaga. Langsung saja Mario menutupi mulut Kirana menggunakan telapak tangannya.

Tapi Kirana tak pantang menyerah, ia menggerakkan seluruh badannya agar bisa terlepas. “Hahaha..” Mario tertawa sinis. “Tenagamu sangatlah lemah sayang…” Mario makin memeluk erat gadis itu hingga badan Kirana merasakan kesakitan.

“Aku bukan anak Ibuku jika Aku pantang menyerah.” Kirana menyeru dalam hati. Langsung saja dia menendang benda pusaka dari Mario. “Arghh…” seketika Mario berteriak kesakitan dan melepaskan Kirana. Pengawal berbadan besar dan kekar itu memegangi satu burungnya dengan kedua telurnya. “Gadis sialan!” Umpat Mario.

Kirana berhasil berlari keluar dari pintu. Ia terus berlari mencoba untuk melarikan diri. “Akhirnyaaa…” Gumam Kirana saat melihat sebuah pintu terbuka. Saat tiba pada pintu keluar belakang rumah itu tiba-tiba saja Mario menghadangnya.

“Mau kemana kau gadis sialan?” Mario tersenyum sinis. Dengan mudah dia bisa sampai ke pintu manapun karena pintu di rumah khusus pengantin Wanita itu memang memiliki pintu yang terhubung satu sama lain hingga Mario berjalan melawati pintu yang paling dekat dan membuatnya sampai lebih dulu dibandingkan Kirana.

“Tolongggg… tolong Aku!” Kirana berteriak histeris. Mario kembali menangkap Kirana dengan sigap. “Dasar gadis gila.” Berang Mario. Mario tak tahan lagi dengan gadis itu yang selalu berteriak dan berusaha kabur. Mario meraih sesuatu di kantong celananya. Sebuah suntikan berisi cairan bius langsung saja ia tancapkan kepada bahu Kirana. Seketika Kirana melemas dan tak sadarkan diri.

Sementara itu pada waktu yang sama Tumiyem sedang berjalan menuju ke rumah khusus pengantin Wanita. Ia berencana untuk membersihkan rumah itu sebelum para tamu, panitia, dan pengantin Wanita datang pagi ini.

Sesaat setelah Tumiyem memasuki rumah itu, ia mendengarkan sebuah teriakan minta tolong. Tumiyem lekas mencari sumber suara tersebut. Tak sengaja ia mendapati seorang gadis di depan pintu bersama dengan Mario. Ia juga menyaksikan aksi Mario yang membius gadis tersebut.

Secara sembunyi-sembunyi Tumiyem mengikuti Mario dari belakang. Mario masuk ke ruangan tunggu, disana sudah ada sofa yang lebih empuk. Mario meletakkan Kirana pada sofa itu dengan posisi yang terbaring.

Mario melanjutkan aksinya, ia berhasil membuka kancing kedua. Tumiyem yang menyaksikan itu berdecak kaget. “Uhuk-uhuk.” Tumiyem berpura-pura batuk. Langsung saja Mario membalikkan badannya dan memastikan siapa yang sedang masuk.

“Apa yang kau lakukan Mario?” Tanya Tumiyem memberanikan diri. “tidak ada, aku hanya berniat untuk menggantikan baju gadis ini.” Kata Mario. Giginya begesekan satu sama lain, lobang hidungnya membesar, ia kesal karena aksinya batal ia teruskan.

“bukankah ini ruang tunggu Mario? Ada ruang ganti pakaian di sana.” Terang Tumiyem. Pembantu Tuan Harun itu sebenarnya takut dan sedikit gemetaran, dia memberanikan diri untuk memulainya dengan percakapan ringan terhadap Mario. Karena jika dia langsung histeris dan melawan untuk menyelamatkan gadis itu, dia tidak akan bisa menang melawan pria berbadan besar seperti Mario.

“Oh iya aku lupa.” Sahut Mario singkat. Lekas Mario menggendong Kirana dengan kedua tangannya. Pengawal itu menggendong Kirana tak lagi pada bahunya. Kirana di gendong dengan kedua tangan tepat di depannya, seakan ia telah menggendong seorang Cinderella.

“Sebenarnya siapa gadis yang kau bawa itu Mario? Mengapa kau membawanya ke rumah khusus pengantin ini” Tumiyem memberanikan diri untuk bertanya lagi. “Karena gadis ini adalah pengantinya Tumiyem.” Sahut Mario santai.

Setelah sampai pada ruang ganti pakaian, Mario kembali meletakkan Kirana. Mario melirik ke arah Tumiyem yang ada di belakangnya. “masih saja si Miyem itu mengikutiku.” Mario berdecak kesal.

Pengawal pribadi itu masih saja melanjutkan aksinya untuk membuka kancing baju yang ketiga. “Mario…” Tumiyem tak sanggup melihat perilaku Mario terhadap calon istri Tuan Mudanya. “Bukankah lebih baik aku yang mengganti pakaian nona itu?” Kata Tumiyem yang mendekati Kirana terbaring tak sadarkan diri.

“Baiklah.” Mario menghela nafas dengan kasar. “Aku akan menunggu di luar. Jangan lupa basuh badannya dengan air hangat terlebih dahulu agar terlihat bersih. Jika sudah selesai panggil Aku lagi.” Pesan Mario.

Tumiyem melakukan perintah dari Mario. Dimulai dengan membasuh seluruh badan Kirana, ia membersihkan gadis itu. Kemudian memakaikan Kirana kemben berwarna putih, pakaian dalam dan mengenakannya sot pakaian dalam yang berwarna kulit. Lalu Tumiyem memakaikan pakaian dress berbahan sutera sepaha yang berwarna peach.

Tumiyem juga tampak mencuci rambut Kirana, dengan menggunakan ember. Pembantu itu membasahi rambut Kirana dan memberikannya sampo. Setelah selesai dibilas, Tumiyem memberikan krim dari creambath rambut beraroma strawberry. Sembari memijat lembut kulit kepala Kirana, Tumiyem menatap wajah gadis yang ada di hadapannya itu.

“Sungguh cantik parasmu Nonya, hanya saja kenapa ada sendu disana.” Gumam Tumiyem. Tumiyem mulai menyadari ada hal yang aneh dari gadis itu. Semenjak ia menyentuhnya, entah mengapa gadis itu tidak merespon dan selalu saja diam sambil memejamkan mata.

“Apa gadis ini mati?” Tanya Tumiyem dalam hati. Jari tengah dan jari telunjuk pembantu itu menempel pada leher Kirana. Tumiyem ingin memastikan apakah gadis yang ia sentuh itu masih hidup atau sudah mati. “Sepertinya ia hanya tertidur. Mungkin saja gadis ini lelah.” Gumam Tumiyem setelah mendapati sensasi denyut nadi pada jemarinya.

Sementara itu diluar ruangan, para panitia acara telah berdatangan. Make up artist dan designer khusus pengantin Wanita pun sudah datang beserta dengan krunya. Mereka semua bergegas untuk menemui calon mempelai wanita.

“Permisi Pak, apa pengantin wanitanya sudah datang?” Tanya make up artis yang baru saja datang. “Sudah. Silahkan tunggu disini.” Sahut Mario.

Mario masuk ke ruang ganti, ia mendapati Tumiyem yang baru saja membilas rambut Kirana dan mengeringkannya. “Apa sudah Miyem? Orang-orang sudah datang untuk mendandani gadis ini.” Terang Mario.

Kemudian Mario memberikan sebuah kacamata hitam kepada Tumiyem. “Pastikan gadis ini selalu memakai kacamata hitam ini saat di dandani atau dipakaikan baju. Gadis ini sedang tidak enak badan. Jadi dia minum obat yang berefek samping bikin kantuk dan tidur. Dan kau Miyem, pastikan dirimu untuk mendampingi gadis ini hingga ke pelaminan nanti. Dia tidak akan sadarkan diri sebelum acara pernihakahan selesai.” Jelas Mario panjang lebar.

“Baik.” Jawab Tumiyem singkat. Mario kembali keluar ruangan. “Silahkan masuk, pengantin siap untuk di dandani.” Ucap Mario kemudian berlalu meninggalkan rumah itu.

“Hai selamat pagiii..” Kata MUA yang bersemangat mendandani pengantin wanitanya. Bagaimana tidak semangat jika dandanannya kali ini dihargai dengan harga yang sangat fantastis. MUA ternama yang bernama Fetta Sati ini sekali make up dihargai dengan 99 juta rupiah. Belum lagi para designernya, mereka semua dibayar rata-rata pada harga sembilan puluhan juta ke atas.

Tuan Harun beserta Nyonya Bella ingin mengadakan pesta luar biasa yang tidak tanggung-tanggung. Mereka berharap pestanya nanti menjadi pesta pengantin nomor satu pada kota itu, mengingat memang keluarga Harun adalah orang terkaya di provinsi tersebut.

Pesta pernikahan dari putranya ini menghabiskan uang sebesar 10 Milyar rupiah. Yang mana uang 5 milyar telah habis untuk membangun rumah khusus pengantin pria dan Wanita serta segala keperluan untuk kelancaran berlangsungnya acara pernikahan putra Tuan Harun.

Uang 5 Milyar lainnya adalah uang mahar yang diberikan kepada Riyanda sebagai syaratnya untuk menikahi putra Tuan Harun.

Flashback on

Seminggu setelah pertemuan Riyanda bersama Bella dan suaminya, mereka tidak pernah bertemu lagi atau saling sapa. Pada pertemuan arisan hari ini pun tidak ada kehadiran dari Riyanda.

“Rihanna apa kau tau mengapa Riyanda tak hadir arisan kita saat ini?” Tanya Gigi kepada teman arisannya itu. “Aku tidak tahu, bukankah yang paling dekat dengannya di antara kita semua adalah Bella?” sahut Rihanna.

Ketiga anggota dari arisan itu kini menatap kepada Bella. Tatapannya tajam seakan menunggu sebuah jawaban. Namun, jawaban apa yang bisa Bella berikan jika dirinya pun tidak tahu penyebab dari absennya Riyanda.

“Aku pun tidak tahu. Kenapa tidak coba untuk menghubunginya saja?” Ujar Nyonya Bella. “kami bertiga tidak memiliki nomor Riyanda. Apa kau punya nomornya?” Tanya Ralinsyah. “Tidak, Aku tidak punya. Untuk apa Aku menyimpannya.” Sanggah Nyonya Bella.

Terpopuler

Comments

Andi Munawwirah

Andi Munawwirah

Wkwkw kaos kakinya itu luar biasa busuk!

2022-11-25

0

Nada Ervina

Nada Ervina

bersenjata kan kaos kaki 😅

2022-11-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!