“Halo selamat malam Tuan, maaf mengganggu malam Tuan. Saya sudah menangkap Wanita itu Tuan. Saya masih dalam perajalanan pulang. Saya akan sampai dalam tiga jam Tuan.” Suara berat dari Mario menenangkan hati Tuan Harun.
“Ok. Jangan tergesa-gesa, cukup pastikan kau jangan membuatnya kabur dan bawa kemari hidup-hidup.” “Tututu..” Tuan Harun menutup panggilan itu. Ia meletakkan kembali ponselnya di atas meja dan merebahkan badan di sofa tersebut.
“Akan kubuat kau kali ini bertekuk lutut padaku Riyanda.” Tuan Harun berbicara sendiri. Tak lama setelah itu ia memejamkan matanya berharap bisa tidur.
Flashback on
“Sayaanggg...” Panggilan lembut Nyonya Bella memanggil Suaminya. Tuan Harun tengah menyisir klimis rambutnya. Rambut yang didominasi dengan warna putih itu terlihat mengkilap dan rapi.
“Ada apa Sayang?” Sahut Tuan Harun tanpa membalikkan badannya. “Bukankah katamu kau akan ikut jika Aku mengajak Riyanda untuk bertemu. Kita akan membicarakan tentang Tama padanya bukan?” Nyonya Bella memeluk Suaminya dari belakang.
“Ahhh.. iya Aku lupa dengan itu. Tapi bisakah kau pergi saja sendiri sayang?” Tuan Harun meletakkan sisirnya. “Sendiri? Memangnya kau mau pergi ke mana?” Nyonya Bella melepaskan pelukannya.
Tuan Harun membalikkan badannya. Memegang kedua pipi Istrinya dengan kedua tangan. “Hari ini Aku ada janji dengan gubernur sayang. Ini pertemuan penting, bisakah kau pergi sendiri?” Tuan Harun meraih jas putih yang tergantung di sampingnya kemudian mengenakannya.
“Tidak, Aku tidak ingin pergi sendiri. Aku tidak mau disalahkan nanti jika ada sesuatu di dalam rumah tangganya Tama. Kau akan pergi dan menemuinya bersamaku, jadi Riyanda menjadi pilihan dari kita berdua.” Tegas Nyonya Bella kepada Suaminya.
“Baiklah, setelah Aku menemui gubernur pagi ini, kita akan pergi bersama menemuinya.” Tuan Harun sudah rapi dengan setelan jas yang serba putih. “Baiklah kalau begitu.” Nyonya Bella mengulas senyum di bibirnya kemudian melangkah pergi meninggalkan Suaminya.
“Bella…” Panggil Tuan Harun. “Iya ada apa sayang?” Nyonya Bella mendekati lagi Suaminya. “Tidakkah kau ingin memasangkan dasi ini untukku sayang?” Tuan Harun mengangkat sebuah dasi yang belum terbentuk itu di depan wajahnya. “Ahhh benar sayang, maafkan Istrimu ini tidak melayanimu dengan becus.” Nyonya Bella melipat dasi itu kemudian memasangkannya kepada Tuan Harun.
“Ada perlu apa kau pergi menemui Pak gubernur pagi ini sayang?” Nyonya Bella akhirnya merasa penasaran dengan urusan dari Tuan Harun. “Tidakkah kau ingin punya Suami seorang gubernur sayang?” Tuan Harun tersenyum tipis.
“Apa kau bisa menjadi gubernur sayangku? Usiamu bisa saja tidak memenuhi syarat.” Terang Nyonya Bella dengan alis yang terangkat. “Umurku belum tua sayang, hanya rambutku saja yang tua hahaha…” Tuan Harun tertawa lebar.
Nyonya Bella menyelesaikan memasang dasi itu dengan sangat rapi. “Mengesankan! Hanya kau yang bisa melipat dasi seperti ini.” Kata Tuan Harun mengencangkan dasi pada lehernya. “Baiklah, Aku akan pergi sekarang. Sampaikan pada Riyanda Kita bertemu dengannya di Restaurant Harbour.” Pesan Tuan Harun. Kemudian Bapak tua itu pergi meninggalkan Istrinya.
Nyonya Bella sedang duduk di ruang pribadi miliknya. Ruangan itu adalah ruang rahasia miliknya. Ruang yang berada di belakang lemari bajunya itu adalah satu-satu ruangan rahasia yang khusus dibuatkan untuknya. Hanya dirinya dan Tuan Harun yang mengetahui ruang itu.
Istri dari Tuan Harun itu sedang meneguk minuman beralkohol Whiskey. Gelas kecil bening nan mewah itu ia letakkan di atas meja kecil pada ruangan itu. Lalu Nyonya Bella menyentuh layar ponselnya dan melakukan panggilan suara kepada teman arisannya, Riyanda.
“Halo... apa kau sedang sibuk Riyanda?” Nyonya Bella kembali meraih gelas kecil berisi minuman beralkohol itu dan meneguknya. “Ada apa Bella? Aku sedang ada pertemuan dengan rekan bisnisku.” Sahut Riyanda pada panggilan suara itu.
“Apa Aku mengganggumu? Ada hal penting yang harus ku bicarakan padamu.” Ujar Nyonya Bella dengan tangan kiri yang masih memegang gelas itu. Isinya tinggal setengah, Nyonya Bella menggoyang-goyangkan perlahan gelas itu hingga jelas terlihat gelombang kecil pada air yang hampir mirip dengan air teh yang kurang celupan teh itu. Gelombang kecil yang naik dan turun tercipta pada gelas tersebut.
“Untuk sekarang iya, Aku sedang ada pekerjaan Bella.” Sahut Riyanda dengan nada yang sedikit tergesa-gesa. “Baiklah, bagaimana jika kita bertemu siang ini di Restaurant Harbour. Aku yang akan memesankan tempat.” Balas Nyonya Bella.
“Baiklah, sampai ketemu di sana.” Jawab Riyanda singkat dan memutuskan panggilan itu. Nyonya Bella tidak terkejut sama sekali dengan hal itu. Ia hanya melanjutkan meminum Whiskey itu sampai habis lalu merebahkan pungung pada sofa yang ia duduki. Nyonya Bella memejamkan mata dan rehat sejenak.
*
*
Sebuah restaurant mewah yang ada di tengah Kota menjadi pilihan tempat bertemunya Tuan Harun beserta Istri dengan Riyanda. Di sana telah terlihat dua orang dewasa dan satu lansia duduk di satu meja dengan sajian istimewa dari restaurant tersebut.
“Wow, pesananmu OK juga Bella.” Puji Riyanda kepada teman sosialitanya tersebut. “Iya karena ku tahu kau tak akan memakan makanan sembarangan.” Sahut Nyonya Bella. Riyanda tersenyum tipis mendengarnya. “Mari silahkan makan.” Ucap Nyonya Bella.
Ketiga orang itu menyantap makan siangnya perlahan. “Bagaimana sayang, apa tidak langsung saja kita memberitahunya tujuan kita ke sini?” Kata Tuan Harun membuka pembicaraan. “Ahh hiya benar sayang.” Nyonya Bella meletakkan sendok dan garpunya pada piring.
“Tidak, ku rasa jangan menganggu makan siang ini. Lebih baik makan dahulu, setelah itu kita bisa berbincang di taman itu.” Sahut Riyanda yang tak ingin menyudahi makan istimewanya. “Baiklah kalau begitu.” Jawab Nyonya Bella sedikit heran. Namun cepat ia tepis rasa herannya. Ia kembali mengambil sendok garpu miliknya dan melanjutkan memakan makanan yang belum ia habiskan.
Tuan Harun hanya tersenyum kala melihat Istrinya yang memakan dua kali makanannya. Karena hal itu sangatlah jarang terjadi, Dia tahu karakter Istrinya itu. Pakaian sehari-hari yang ia kenakan pun tak pernah ia pakai dua kali. Semua barang yang ia pakai hanya satu kali dan langsung dibuang. Kecuali barang-barang tertentu yang ia sukai.
Lima belas menit berlalu. Ketiga orang itu makan dengan senyap tanpa adanya percakapan sama sekali. Nyonya Bella terlihat lesu menyantap makanannya. Tuan Harun agak kesulitan menyantap makanannya karena gigi palsu yang ia kenakan. Sedangkan Riyanda terlihat begitu lahap menyantap makanan mahal tersebut.
“Okay, sekarang mari kita ke taman itu.” Riyanda menyudahi makan siangnya, ia mengakhiri makan siang itu dengan mengelap perlahan bibir merahnya. Dengan semangat Nyonya Bella pun meletakkan kembali sendok dan garpu lalu meneguk jus orange yang ia pesan, Istri dari Tuan Harun itu menyudahi makan siangnya.
Tuan Harun sendiri juga menyudahi makan siangnya. Dengan meneguk segelas air putih, ia mengkhirinya dengan mengelap bibir keriputnya dengan tissue. “Mariii…” Ajak Riyanda. Kemudian orang itu berjalan ke taman.
Taman itu adalah salah satu area dari restaurant tersebut. Pada teman itu terdapat bunga-bunga yang indah. Danau buatan dengan jembatan yang membelahnya, di isi dengan beberapa jenis ikan seperti ikan koi, dan ikan yang hampir berjenis sama. Serta pohon-pohon rindang dengan kursi di bawahnya. Ada satu gazebo di sana, ketiga orang ini pun melanjutkan langkahnya hingga duduk di gazebo itu.
“Kau tahu Riyanda, di rumahku ada banyak gazebo seperti ini. Restaurant ini memang mewah, tapi sayang gazebonya cuma satu.” Kata Nyonya Bella sambil mengibaskan kipas lipatnya. “Oh ya, ternyata seperti itu.” Jawab Riyanda santai. Mau banyak atau sedikit gazebo di rumah Bella tidak ada untung baginya.
“Begini, langsung saja ya Riyanda, biar Saya yang akan memulainya. Yang Saya tahu, kau itu adalah single parent, apa benar Riyanda?” Tuan Harun memulainya, sudah cukup lama ia menunggu hingga topik inti dari tujuannya disampaikan jua.
“Iya benar Pak--” Perkataan Riyanda terhenti lalu di potong oleh Bella. “Pak Harun.” Nyonya Bella tersenyum tipis. “Oh iya Pak Harun, ada apa dengan statusku itu? Apa itu yang menganggumu hingga kalian berdua mengundangku makan siang?” Riyanda mulai menerka-nerka sendiri.
“Tidak-tidak! Bukan seperti itu.” Tuan Harun merasa tidak enak sendiri dengan pertanyaan tadi. “Kami mengundangmu makan siang malah karena menganggapmu istimewa.” Tambah Tuan Harun.
“Istimewaa?” Riyanda menaikkan sebelah alisnya. Perkataan Bapak tua itu terdengar aneh di telinganya. “Iya kau sangat istimewa, sangking istimewanya dirimu, mau kah kau menikah dengan putra kami?” Tuan Harun to the point.
“Hahaha…” Riyanda tertawa sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan, tawanya yang seperti itu semakin membuatnya terlihat anggun. Tuan Harun membuang pandangannya dari Janda itu. Ia takut jatuh hati kepada calon menantunya sendiri.
“Apa kalian berdua sedang tidak sehat ?” Ucap Riyanda sedikit mengejek. “Tidak Riyanda, justru kami berdua sedang sangat sehat. Maka dari itu kami berdua ingin menikahkan anak kami denganmu dibandingkan dengan perawan tua guru SD yang jelek dan miskin.” Jelas Nyonya Bella.
“Perawan tua guru SD, maksudmu bagaimana Bella?” Tanya Riyanda tidak mengerti dari ucapan teman arisannya itu. “Begini Riyanda, anak kami mengidap penyakit Oedipus Complex. Itu adalah penyakit di mana seseorang akan menyukai orang yang lebih tua. Anak kami adalah seorang pria muda yang bernama Tama, umurnya masih 25 tahun. Ia menyukai seorang guru SD yang berumur 40 tahun. Sangat memprihatinkan bukan?” Terang Tuan Harun.
Riyanda mengangguk mengerti lalu Tuan Harun melanjutkan kalimatnya “Oleh karena itu, dari pada anak kami yang sangat kami sayangi itu menikah dengan guru tersebut. Mendengar kau adalah single parent jadi kami berdua berniat menjodohkanmu dengannya. Kami berdua sangat berharap kau menerimanya Riyanda”.
“Boleh ku lihat foto anakmu itu?” Riyanda ingin memastikan seperti apa wajah dari calon jodohnya itu. Nyonya Bella memberikan ponsel miliknya, tak lupa ia sudah membuka foto wajah anaknya agar dapat dilihat oleh Riyanda.
“Cukup tampan. Baiklah Aku bersedia menikah dengannya.” Kata Riyanda tanpa berpikir banyak. “Benarkah Riyanda?” Tanya Nyonya Bella tak percaya. “Benar.” Sahut Riyanda singkat.
Sepasang Suami Istri tersebut kegirangan. Mereka saling menatap satu sama lain dan tersenyum lebar. “Baiklah, acara pernikahan akan kita laksanakan bulan depan.” Pungkas Tuan Harun.
Riyanda berdiri, ia merasa cukup untuk hari ini bergaul dengan kedua orang kaya itu. Pada akhirnya, ia akan menjadi salah satu dari keluarga mereka. Namun, Riyanda menunjukkan ekspresi biasa dan tidak senang sama sekali. “Kalau begitu Saya akan pergi lebih dulu, masih banyak pekerjaan yang harus Saya urus.” Riyanda berpamitan lalu pergi meninggalkan pasutri itu.
Pasutri itu masih duduk bersama di bawah gazebo restaurant. Tuan Harun bergeser ke kiri agar bisa lebih dekat duduk dengan Istrinya kemudian merangkulnya. Nyonya Bella memperhatikan seksama dengan badan langsing dari Riyanda.
“Ada yang aneh dengannya hari ini. Walaupun ia tetap terlihat cantik, tetapi hari ini ia tidak mengenakan barang branded satupun.” Gumam Nyonya Bella. Ia melihat dengan seksama badan Riyanda dari atas sampai bawah yang telah berjalan menjauh darinya.
Flashback off
Waktu menunjukkan pukul lima, sudah tiga jam Tuan Harun menunggu dan tak tidur. Ia sangat menantikan kedatangan pengawal pribadi andalannya.
“Tok..tok..tok..” Suara ketukan pintu terdengar jelas pada pintu kamar Tuan Harun. Nyonya Bella pun terbangun dari tidurnya saat mendengar ketukan itu. “Buka pintu itu sayang.” Dengan wajah yang sembab karena baru saja terbangun ia langsung membukakan pintu itu untuk Suaminya.
“Marioooo…” Ucap Nyonya Bella senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nada Ervina
bab 4 nya jgn lama2. penasaran ni 🙏
2022-11-23
2