Pov Abizar ....
Aku sangat bahagia, nilai kelulusanku yang begitu tinggi hingga memudahkanku masuk ke dalam perusahaan besar yang diidam- idamkan semua teman - temanku.
Disini lah aku bekerja saat ini. Dengan gaji yang cukup besar ,aku bisa menghidupi keluargaku, Ayah ,ibu dan kedua adikku yang masih bersekolah , Abida dan Ardian.
Oh ya aku belum memperkenalkan diriku, namaku Abizar, saat ini umurku sudah menginjak 25 tahun. Sejak lulus aku sudah bekerja di sini , di Hard Corp , milik Pak Haris.
Aku memang pekerja keras , apalagi aku memang punya tujuan yang ingin aku capai . Aku harus berhasil agar bisa mempersunting gadis pujaanku...Ya meskipun aku hanya tau namanya saja , aku harap dia lah jodohku.
Fia, nama gadis itu. Pertama kali bertemu dengannya ketika aku menolongnya dari seorang jambret. Waktu itu aku baru pulang kerja, kulihat seorang gadis sedang mengejar laki- laki yang ternyata telah menjambret tasnya.
Orang- orang sekitar sepertinya tidak perduli dengan hal itu. Aku pun bergerak cepat ku tikung penjambret itu dengan motor ku.
Bruggg.....penjambret itu jatuh setelah menabrak motor ku. Penjambret itu lebih memilih meninggalkan tas yang ia jambret lalu berlari meninggalkan tempat itu untuk menyelamatkan diri.
" Gak usah dikejar Mas , tas aku juga sudah kembali dan alhamdulillah isinya masih komplit ". ia melarangku mengejar penjambret itu , kulihat ia berbicara sambil mengorek isi tasnya dan ternyata tidak ada yang hilang.
Satu orang gadis datang menghampiri kami dengan nafas terengah - engah. " Busyet dah , elo larinya kenceng amat sih Fi !".
" Bukan gue yang kenceng larinya , tapi elo yang memang gak bisa lari karena keberatan beban ". ucapnya sambil terkekeh.
" Fiaaa....elo ngatain gue gendut ".
" Engga Tania sayang...elo gak gendut kok , tapi booohhaayyyyy ". Gadis yang dipanggil Tania itu ikut tertawa setelah tadi nampak cemberut.
" Ayo Fi kita mampir ke cafe dulu , lapar nih...habis lari ngejar elo tadi ".
" Dih alesan, emang elo nya yang gak tahan lapar ". Tania menarik tangan Fia.
Dari tadi aku hanya tersenyum mendengar perdebatan dua gadis di depanku ini. Apa mereka tak sadar kalo masih ada aku yang berdiri menonton mereka secara live , aku seperti tak kasat mata bagi mereka , dicuekin.
" Eh tunggu...tunggu...Mas , makasih ya !". teriak Fia.
Aku hanya mengangguk pasrah , padahal aku ingin berkenalan dengannya, dalam hati semoga kita bertemu lagi.
Eh tapi apa dia akan mengenaliku, aku belum melepas helm dan juga masker ...aduh, bodohnya aku.
Tapi memang mungkin aku berjodoh dengannya , seminggu kemudian aku bertemu lagi dengan gadis itu, Fia...ya Fia namanya. Bagaimana tidak hapal namanya selalu aku sebut di sepertiga malamku.
Lagi - lagi aku kurang beruntung , kulihat dia sedang mendekati seorang pedagang makanan di pinggir jalan , dia mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah, setelah itu ia memanggil beberapa anak - anak jalanan dan juga para tukang ojek.
Dengan cepat ia dikerumuni banyak orang dan juga anak - anak. Raut wajah mereka terlihat senang ,dan sepertinya semua mengucapkan terima kasih sambil membungkukkan badannya. Lalu Fia pun terlihat meninggalkan tempat itu dengan melambaikan tangannya.
Maksud hati ingin menghampirinya , tapi aku sadar , aku berhenti di lampu merah. Karena penasaran , setelah lampu hijau aku menjalankan motor ku dan menepi di pinggir jalan.
Aku berjalan mendekati bapak penjual makanan itu , aku bertanya pada seorang anak yang sedang asik makan.
" Dek !".
" Ada apa Mas , Mas mau..". ia menunjukkan makanan yang ada di tangannya ." Minta aja sama Pak De , gratis kok Mas , semuanya sudah dibayar sama Kak Fia ".
" Jadi Kak Fia yang sudah mentraktir kalian semua ?" . tanyaku.
" Iya ".
" Sepertinya kalian sudah kenal dengan Kak Fia ?".
" Kenal lah , Kak Fia itu orangnya baik banget Mas , suka memborong makanan terus dibagikan ke semua orang, kadang juga bagi sembako juga alat - alat sekolah ". ujarnya.
Makin terlope - lope aku sama sosok Fia ini ." Kamu tau tempat tinggal Kak Fia ,dek ?".tanyaku lagi.
" Gak tau Mas ".
" Oh ya sudah , lanjutkan makanmu !". Itu hari terakhir aku bertemu dengannya.
Sampai....kejadian itu...aku harus menikahi Bu Sofea, atasanku. Aku tidak tau takdir apa lagi ini ,Bu Sofea mengandung dan menuduhku yang menghamilinya , jangankan menghamili, menyentuh pun aku tidak pernah , dia atasan ku yang aku hormati dan aku segani.
Tapi itu dulu , setelah kejadian yang menimpaku hilang semua kekagumanku pada Bu Sofea. Dan disaat ijab qobul itulah aku melihat Fia , gadis pujaanku yang ternyata adalah adik dari bu Sofea.
Hancur sudah impianku , kenapa aku harus terjebak dalam permainan keluarga Pak Haris. Aku sudah menolak , dan berbicara jujur, tapi semua ucapanku tak ada artinya, Pak Haris tentu saja lebih mempercayai putri kandungnya.
Ancaman yang mereka utarakan pun memang tak main - main , demi keluarga ku , aku rela berkorban termasuk mengorbankan perasaan dan impianku.
Menurut teman sekantorku aku begitu beruntung bisa mendapatkan Bu Sofea , mereka tidak tau saja , kalo aku tersiksa dengan pernikahan ini...maafkan aku Tuhan.
Kini Sofea terbaring lemah karena komplikasi pasca melahirkan, entah aku harus sedih atau bahagia....apalagi setelah hari ini , ia meminta Fia supaya mau menikah dengan ku , jujur aku sangat kaget sekaligus bahagia jika memang aku bisa menjadikan Fia sebagai istriku.
Fia tentu saja menolak, akupun kecewa, tapi aku masih diam ...aku ingin lihat drama apa lagi yang akan dimainkan bu Sofea.
Benar saja , Pak Haris dan Bu Elma malah memarahi dan menyalahkan Fia , belum sempat aku membelanya , Fia sudah lebih dulu keluar dari ruangan rawat Bu Sofea.
Aku tau , Safia memang diperlakukan berbeda dengan Bu Sofea .Yang aku lihat Safia seperti anak yang tak dianggap, dan aku pun baru tau , kalo Fia malah bekerja di perusahaan orang lain.
Aku heran kenapa Bu Sofea tidak memberi penjelasan pada kedua orang tuanya agar tidak menyalahkan Fia terus- terusan, mungkin ini bagian dari rencananya , entahlah aku tidak tau.
Dan sepertinya mereka akan berbicara penting sampai mengusirku dari ruangan ini.
" Mas , belikan aku bubur ayam yang ada di depan rumah sakit ini !". pinta Bu Sofea.
" Kamu dengar apa permintaan putriku , cepat sana , jadi lelaki kok lelet banget sih !". suara Bu Elma sungguh merdu di telingaku . Dengan langkah cepat aku pun berlalu dari sana tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Kalian bingung kenapa aku tidak marah , sama seperti Fia , akupun sudah terbiasa dihina seperti itu. Jadi lebih baik menghindar dari pada ikutan gak waras.
Justru ketika aku sampai di luar, pemandangan di depan matakulah yang malah membuat panas hatiku. Fia terlihat sedang berbicara dengan seorang dokter laki - laki.
Nampak dokter itu sesekali tersenyum, aku tidak dapat melihat expresi Fia ,karena ia berdiri membelakangi ku.
Fia....ucapku lirih, akankah mimpiku dulu jadi kenyataan....memiliki dirimu...semoga....
Pov Abizar end.
Jangan lupa dukungannya ya....
Makasih yang sudah mampir.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sandisalbiah
punya orang tua kurang waras otaknya ya jd kek Shafia ini nasibnya.. miris banget..
2024-04-30
0
Ernadina 86
tuh kan bener s pea jahat
2024-03-14
0
Lia Bhawell
kok aku kurang suka yaa sama abidzar ini
2024-01-25
0