Suami Warisan Kakak
Seorang gadis tengah berjalan dengan cepat menyusuri lorong rumah sakit , kadang ia pun berlari - lari kecil.
Dialah Shafia , untuk urusan fisik gadis berhijab itu jangan diragukan lagi , wajah cantik dengan dua lesung pipi dan juga gigi gingsulnya, tubuh tinggi dengan body bak gitar spanyol, namun ia tutupi dengan bajunya yang longgar.
Tapi untuk urusan otak ia kalah dengan sang kakak , Shofea. Shofea lebih dibanggakan oleh sang Papa karena selalu mendulang prestasi. Karena hal itulah , Shafia merasa selalu dikucilkan oleh kedua orang tuanya.
Apapun permintaan Shofea tak pernah ditolak oleh sang Papa , termasuk dengan memilih pujaan hatinya Abizar sebagai pendamping hidupnya.
Tidak seperti dirinya , Fia harus rela melepas cita - citanya hanya untuk memenuhi perintah sang Papa untuk masuk kuliah dengan jurusan sesuai pilihan Papanya.
Fia berhenti berlari ketika sampai di sebuah kamar VVIP. Ia terpaku melihat Mamanya menangis sesenggukan yang tengah dipeluk Papa Haris. Ia tau pasti terjadi sesuatu pada kakaknya.
" Pa..Ma..". panggil Fia lirih , air matanya pun sudah ikut menetes keluar.
" Kemana saja kamu Fia, kakakmu sudah menunggu dari tadi , kamu sengaja ya...!".
Salah , dan selalu begitu, apapun pasti ia yang akan disalahkan , itu sudah bisa baginya jadi tak perlu kaget lagi.
" Fia mau lihat kakak dulu !". dari pada menjawab dan makin salah , lebih baik menghindar dari pertanyaan selanjutnya.
" Anak itu kebiasaan...". ucap Mama Elma langsung dipotong Papa Haris.
" Sudahlah Ma , nanti darah tinggi Mama kumat lagi !".
" Mama kesal Pa sama Fia ".
" Papa juga sama , tapi ini di rumah sakit jangan bikin gaduh , nanti yang malu malah kita.
Fia masih mendengar ucapan kedua orang tuanya, miris...itu yang ia rasakan , sakit hati ...mungkin sudah tidak dirasakan lagi bagi Fia .
Ceklek..pintu ia buka perlahan....
" Kak Fe , ini Fia kak ".
" Kesini Fi , mendekat ke Kakak !". Sofea berbicara lirih .ia mengkode dengan matanya agar Fia mendekat.
" Kak Fe , seharusnya kakak beristirahat , kenapa harus memanggil Fia kesini, aku pasti datang kok , kan jatah jaga malam seperti biasa ".
Fea menggelengkan kepalanya, " Kakak ada perlu sama kamu Fi ".meski suaranya lirih tapi masih jelas terdengar di telinga Dia.
" Sangat pentingkah, sampai tak bisa menunggu aku nanti malam ?".
" Tidak bisa, mungkin waktu kakak tak banyak lagi Fia ".
" Kakak gak boleh ngomong seperti itu ,kakak harus kuat ,kakak pasti sembuh , terutama buat Mikayla, putri kakak !".
" Dengarkan kakak Fia, maukah kamu memenuhi permintaan kakak yang terakhir ini?".
" Apapun yang kakak minta , InsyaAllah Fia akan berusaha memenuhinya , semampu Fia..Kak ".
" Kamu sayang kakak kan Fi?" Fia mengangguk.
" Kamu sayang Mika juga kan ?" lagi - lagi Fia mengangguk , ia masih berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah.
" Kalo begitu menikahlah dengan Mas Abizar !".
What......Fia tak percaya apa yang barusan diucapkan kakaknya itu.
" Kakak , tidak adakah permintaan selain ini ".
" Katanya kamu mau mengabulkan permintaan kakak , kakak hanya minta itu Fi ".
" Fia sayang sama Mika , dan itu untuk selamanya, tidak perlu sampai harus menikah dengan bang Abizar , lagi pula dia masih suami sah Kak Fea ". jelas Fia menolak permintaan kakaknya itu.
" Kalo begitu biar Mas Abizar menceraikan kakak saja dulu , biar kamu mau menikah dengannya ! ".
" Fea !!! jaga ucapanmu nak ". suara tegas dari Papa Haris , ia baru masuk bersama istrinya dan mendengar ucapan Fea yang membuatnya geram.
" Apa ini kamu yang minta Fia, tega sekali ketika kakakmu sedang sakit begini malah menyuruh untuk bercerai dengan suaminya !". Mama Elma tak kalah marahnya.
" Ma , Pa , bukan seperti itu...Fia...". belum selesai Fia menjelaskan sudah dipotong oleh sang Papa.
" Sudahlah , sebaiknya kamu keluar saja , bukannya memberi kakaknya semangat ,ini malah makin membuat down ".
" Kamu sebaiknya tidur Fea , jangan berfikir yang macam - macam, kamu pasti sembuh ". ucap Papa Haris lagi.
" Nanti malam kamu tidak perlu jaga Fea , Mama takut kamu menghasut dan meminta apa- apa lagi sama Fea...sana !". usir Mama Elma.
Fia menurut , sebelum keluar ia memeluk dan mencium kakaknya , lalu berjalan dengan cepat untuk keluar...ia sempat melirik sekilas ke arah Abizar, suami kakaknya itu...yang ia herankan kenapa Fea tak menjelaskan kejadian sebenarnya pada kedua orang tuanya.
" Siapa yang minta kakak untuk cerai , siapa juga yang mau menikah dengan bang Abizar, kenapa kakak juga tidak ngomong kalo itu permintaannya....kenapa...aarrgghhhh". gerutunya sampai tak sadar menendang tong sampah.
" Maaf Mbak, tong sampah nya salah apa ya , kok sampai ditendang begitu , untung tidak sampai tumpah ". tegur seorang lelaki berjas putih, ia pastikan pasti seorang dokter.
Fia menengok ingin juga memaki orang yang menegurnya , maklum hatinya masih panas...tapi urung ketika melihat pria didepannya ini penuh dengan kharisma, seketika nyalinya ciut turun drastis seperti perosotan .
" Eh maaf dok , Fia gak sengaja , salah sendiri tong sampahnya ada di depanku jadi ya kena tendang deh ". Fia mengusap kepalanya yang tertutup hijab.
Lucu sekali gadis ini , tong sampah yang ia kambing hitamkan. " Oh jadi tong sampahnya yang salah...kalo begitu saya wakilin minta maaf buat embaknya dari tong sampah ini ya , maklum dia kan gak bisa gerak dan gak bisa ngomong ".
Muka Fia memerah menahan malu. " dokter bisa aja , maaf kalo kelakuan Fia tadi bikin gaduh dan menganggu kenyamanan rumah sakit...sekali lagi maaf ya dok ..ter....". Fia mencoba membaca name tag sang dokter dengan sedikit memajukan wajahnya.
" Edzard....panggil saja Ed !". dokter itu langsung menyebutkan namanya dengan cepat untuk menghilangkan kecanggungannya , entah mengapa jantungnya berdetak sangat cepat ketika melihat wajah Fia yang begitu dekat.
" Oohhh..dokter Edzard, sudah sekali nama anda dok , tapi saya senang berkenalan dengan anda , kalo saya ...".
" Fia kan ?".
" Loh kok dokter sudah tau namaku , padahal belum aku kasih tau ".
" Kamu lupa , dari tadi kamu menyebutkan nama kamu sendiri tanpa harus saya bertanya ". jelas sang dokter.
" Eh iya...lengkapnya Shafia dok , bulan depan aku ulang tahun , siapa tau kan dokter mau ngasih aku kado , bye dokter Ed...aku pergi dulu ya ". kekesalannya tadi menguap sudah ketika Fia berbicara dengan dokter Edzard.
dokter Edzard masih tersenyum sendiri setelah Shafia berlalu pergi.." Gadis manis dan lucu ". gumamnya dan ia berharap akan berjumpa lagi dengan gadis itu.
Dari jauh Abizar tampak mengepalkan tangannya ,hatinya panas, ia tidak suka ada orang yang mendekati Fia, adik ipar sekaligus gadis yang telah mencuri hatinya dan juga gadis pujaannya dari sejak lama....jauh sebelum menjadi suami Sofea.
Bersambung....
Selamat datang di karyaku yang ke - 6, Semoga pada suka ya.....
Mohon dukungannya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sandisalbiah
kali org tua mempunyai ank yg lebih terasa istimewadi hatinya itu hal yg wajar tp kalau orang tua sampai sebegitu membedakan, membandingkan kasih sayang dan perhatian itu sungguh keterlaluan krn setiap ank terlahir dgn kekurangan dan kelebihan masing²,seharusnya sebagai orang tua harus bisa mendampingi mereka, membimbing mereka dan menghargai setiap usaha dr anknya itu...
2024-04-30
0
Ernadina 86
si pea jahat deh kayaknya..playing victim
2024-03-14
0
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
mampir thor...
lahhh...kl suka knp nikah SM kakak nya...aneh ni lakik...
2023-06-20
2