Berkelana di Bumi lain dengan Sistem Edit Video
Bab 4
Aini sampai di luar gedung Supermarket itu dengan nafas yang terengah-engah. Di Luar gedung itu sudah banyak orang yang berkumpul, tentunya pengunjung dari supermarket itu yang di evakuasi. polisi juga sudah tiba di depan Gedung itu.
Aini melihat sekeliling dan mengerutkan keningnya, karena suasana lalu lintas lancar dan gedung-gedung lain di sekitar Supermarket itu tidak ada yang runtuh, rusak bahkan lecet pun tidak, terlebih lagi getaran gempa yang sangat kuat yang terasa di dalam gedung itu setibanya di luar sama sekali tidak pernah dirasakannya.
Namun Gedung supermarket di hadapannya, terlihat berderak-derak dengan keras disertai dengan runtuhnya serpihan-serpihan kecil. Seakan-akan benar bahwa gedung itu dilanda lindu.
"ini aneh!" Membatin Aini. "Mengapa hanya gedung ini saja yang dilanda gempa. Apakah ini yang dinamakan dengan gempa lokal?" demikian pemikiran Aini.
Semua orang-orang yang berada di tempat itu juga berpikir demikian atas keanehan Aktivitas seismik hari ini yang hanya terjadi pada satu gedung saja. Sementara itu petugas dari kepolisian yang datang ke tempat itu mengarahkan khalayak ramai yang menonton untuk menjauhi gedung supermarket yang terdampak gempa aneh itu.
Di dalam gedung itu setelah beberapa saat, suasana sudah mulai sepi. Karena sudah tidak ada orang lagi yang berada di sana. hanya suara derak gedung yang diguncang gempa terdengar mencekam. Namun sesosok tubuh berjalan tergontai-gontai seraya menghindari jatuhan material dari gedung Supermarket itu, sesosok tubuh tersebut adalah Gusmon, demi memenuhi janjinya untuk mengambilkan smartphone Aini yang tertinggal di toko DVD tempat Aini bekerja tersebut.
Gusmon sebenarnya tidak menyangka bahwa gempa ini akan semakin menjadi bukannya tadi sudah mereda. Itulah tadi kenapa la mau membantu untuk mengambilkan Smartphone Aini, karena gempa biasanya setelah getaran utama maka getaran akhirnya akan semakin menurun. Dan gempa susulan biasa nya relatif lemah dari gempa utama.
Namun yang ia rasakan saat ini justru getarannya semakin menjadi, bahkan beberapa material bangunan mulai terlepas, dan berguguran ditarik gaya gravitasi bumi.
"Bumm!"
"Bummm!!"
Bunyi berdentum keras terdengar seiring runtuhnya sepotong tiang utama bangunan. Beruntung Gusmon terhindar dari himpitan tiang, keringat dingin mengucur di dahinya, ia tetap melanjutkan jalannya.
"Sial kenapa gempanya tidak ada jeda sedikit pun, malah semakin keras." Gusmon sedikit merasa aneh dengan gempa yang terjadi saat ini.
Sementara di langit cahaya merah pekat sudah semakin mendekati bumi. Cahaya itu tegak lurus menuju Indonesia tepatnya ibukota Jakarta.
Di dalam gedung supermarket itu Gusmon sudah berada di tokoh DVD Aini.
"krak!!"
"Byur!"
Sebongkah material bangunan rontok dari bidangnya dan menghantam bahu kanan Gusmón.
" Akh !"
Gusmon berteriak kesakitan, dan terduduk di lantai sambil memegangi bahu kanannya dengan tangan kirinya.
Smartphone milik Aini terletak di atas kursi di toko DVD yang berantakan itu.
"Duarr!"
"Drrrd!!"
Sebongkah material bangunan yang lebih besar, runtuh dan menutupi jalan keluar dari toko DVD itu. Seiring kejadian itu intensitas gemра semakin menggila, dan beberapa tingkat dari bangunan gedung ini pun perlahan ambruk dengan bunyi bergemuruh.
Walaupun bangunan gedung ini tahan gempa, namun diguncang terus menerus tanpa jeda dengan kekuatan magnitudo yang terus meningkat dan intensitas yang semakin menggila maka gedung itu pun perlahan hancur juga, karena sudah sampai pada batas kekuatannya.
"Gempa sialan" Gusmon memaki dengan putus asa. Ada penyesalan dalam hatinya atas keputusan nya untuk mengambilkan smartphone yang tertinggal. Terbayang senyuman Aini di matanya, ternyata benar Kecantikan itu terkadang mematikan!
"Pzz!"
"fzz … fzz!"
Terdengar suara korsleting listrik. dan beberapa sudut dan supermarket itu seketika terbakar dengan hebat.
Gusmon segera berdiri dan mengambil smartphone tersebut. Tepat saat tangannya menyentuh smartphone intensitas gempa meningkat gila-gilaan dan kekuatan magnitudo gempa meningkat drastis menjadi tidak masuk akal. Dan saat itu juga sinar merah pekat menghantam.
Hampir bersamaan dengan itu diluar terlihat banyak orang yang merekam kejadian gedung supermarket yang dihantam gempa aneh, baik itu wartawan maupun khalayak yang ingin merekam kejadian aneh itu, yakni gedung yang terkena gemра, namun gempa hanya mengguncang gedung itu seolah-olah ada semacam penghalang yang mengelilingi gedung sehingga hanya gedung itu yang menderita getaran gempa.
Melihat khalayak yang merekam dengan smartphone dan pasti akan menyebarkan di internet sebagai netizen, Aini teringat dengan smartphone nya dan juga Gusmon yang sedang berjuang di dalam sana demi dirinya. Seketika ia menjadi pucat.
Dan kilatan cahaya merah pekat yang tegak lurus dari atas ke bawah menyambar gedung itu, membuat semua orang yang menyaksikannya terkesiap dan terpana.
"Duar !!"
"Bum mm mm!"
Ketika sinar merah pekat terakhir hilang ditelan gedung itu. Ledakkan keras yang memekakkan telinga mengguncang tempat itu. Seiring dengan hancurnya gedung Supermarket itu, getaran keras disertai gemuruh mengikuti runtuhnya gedung anti gempa itu. Debu-debu beterbangan menghalangi pandangan mata.
"Gusmooon!!" Aini berteriak histeris di tempat itu melihat gedung itu sudah rata dengan tanah, la terduduk bersimpuh menghantamkan lututnya ke tanah hingga lecet. Pertahan air matanya menetes dengan deras tanpa terkendali.
Di dalam gedung, tepat ketika gedung itu runtuh, Gusmon sedang memegang smartphone milik aini ketika sebuah material gedung menghantam nya ia menahan dengan tangan nya, mengakibatkan smartphone itu sedikit hancur.
"Akhirnya juga tidak bisa diselamatkan." Gumam Gusmon sedih "namun aku sudah berusaha, mudah-mudahan niat baikku yang terakhir ini dicatat sebagai kebaikan dan penyeimbang atas dosaku" Gusmon mendesah. Dan gedung runtuh pada saat sinar merah pekat menghantam nya, saat itu juga seutas kabel listrik menyentuh kakinya, dan smartphone setengah hancur di tangan kirinya, sinar merah pekat berpadu dengan aliran listrik dan ada sesuatu yang mengalir dari tangan kirinya yang terluka dan kemudian gedung itu rata dengan tanah. ……..Gelap.
—---------------------------------------------------------
Gelap .....! Gelap !.... Gelap. Entah berapa lama Gusmon hanya melihat kegelapan saja.
"Dimana ini….."
"Араkah аku sudah mati".
"Surga ataukah neraka"
"Ah ternyata aku sudah mati" Demikian pikir Gusmon.
"Ternyata sangat sepi disini" Gusmon menghela nafas panjang.
"Ini sangat aneh kenapa aku merasa masih hidup, ah… punggungku sakit sekali….!"
"Halloooo… seseorang, bisakah menjelaskan sesuatu kepadaku!!" Gusmon berteriak, namun yang terdengar hanyalah gaungan suaranya berulang-ulang.
[ Ding!!],
Tiba-tiba saja terdengar bunyi berdenting di dalam kepala Gusmon.
"Apa itu..." Gusmon tak habis pikir tentang bunyi dentingan itu.
[ memasang OS Mandroid apakah host setuju?... ya/Tidak. ]
Kembali suara itu terdengar dalam pikiran Gusmon. Sebuah layar tiba-tiba muncul terpampang di hadapan Gusmon, layar itu tampak di depan mata dengan warna biru dan tulisan Serta opsi ya / tidak
"Mandroid OS Apaan ya?" Gusmon bingung sebab di dunianya yang ada OS Windows, Linux Android, macintosh, OS chrome yang ada di chromebook dan lain-lain.
Karena penasaran maka Gusmon menjawab Ya!
[Ding !!]
[memulai pemasangan OS Mandroid]
[1%...2%...3%...14%....30%... 70%.....99%.....100%]
[Ding! ]
[OS mandroid complete!!]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments