Berkelana di Bumi lain dengan Sistem Edit Video
Bab 2
Aini mengaktifkan wifi di Handphone Kentang milik Gusmon dan menyambungkannya dengan wifi supermarket itu, kemudian membuka aplikasi youtube. Walaupun ia melakukannya dengan cepat, namun karena HP Kentang yang lemot akibatnya tetap saja memakan waktu.
Beberapa saat kemudian, aplikasi youtube benar-benar terbuka, dan tanpa ragu-ragu Aini segera melakukan subscribe di channel youtube miliknya sendiri dengan menggunakan Handphone Kentang milik Gusmon.
"Jangan pernah mengunsub ya... kalau ketahuan kamu mengunsub channel aku. Aku akan benci kamu selamanya". Aini mengancam Gusmon seolah-olah ia sudah sangat akrab dengan Gusmon. Padahal la baru ketemu dan lagi Gusmon pergi ke tempat itu sebagai pengunjung.
Gusmon hanya menyeringai mendengar ancaman Aini yang jelas bukan seperti ancaman baginya. Kemudian menatap Handphonenya melihat channel milik Aini dan terkekeh kecil. Karena jumlah keseluruhan Subscribenya ternyata hanya 87 subscribe.
"Subscriber Kamu kok masih dikit ya?" Gusmon bertanya dengan prihatin, Aini sedikit cemberut mendengarnya.
"makanya bantuin buat promosikan channel youtube aku." Kata Aini lirih. Lagi-lagi Gusmon tersentak. Nih cewek enak saja menyuruh orang untuk kepentingannya seolah-olah aku ini pacarnya, "eits!! jangan-jangan dia naksir aku lagi". Pikiran Gusmon sedikit traveling keliling dunia atas sikap sok akrab dari Aini.
"Permisi!, Apa ada jual DVD Game Berburu Hantu untuk PC dengan Operating System Windows!" Terdengar suara Seseorang yang bertanya seputar DVD Game Windows. Suara seorang laki-laki. Hal itu segera menyadarkan Gusmon dari pikirannya yang traveling.
Sementara itu Aini tampak tersenyum dengan manis, seraya berdiri melayani calon pembeli. Gusmon melihat laki-laki Calon Pembeli itu tampak familiar wajahnya. Siapa itu ya…
"Heris...". Gusmon bergumam pelan, ingin menyapa teman satu SMAnya dulu yang terkenal tajir dan sedikit arogan, namun Gusmon menahan Sapaannya dikarenakan sudut matanya menangkap Sosok lain di balik pintu toko DVD di supermarket itu.
"Suci...!" tanpa sadar Gusmon berucap ketika melihat Sosok ramping itu. Hal itu membuat Heris yang sedang melihat-lihat deretan DVD Game bersama Aini, memalingkan wajah ke arahnya.
"Hei... Gusmon!, nggak nyangka kita ketemu disini, kamu kerja di sini sekarang?" Heris yang tidak menyangka akan bertemu Gusmon disini mengajukan sapaan, ada sedikit senyum penghinaan terpancar di wajahnya. Sementara Aini hanya memperhatikan, apakah pembeli ini akan membeli ataukah sama ZONK nya dengan Gusmon menyebalkan itu?. Demikian pemikiran dari Aini.
"Tidak, aku disini tadinya mau melihat-lihat DVD film terbaru". Jujur ucapan dari Gusmon kepada teman Sekelasnya waktu SMA itu.
"wow, ternyata cuma mau lihat-lihat saja" kata Heris disertai dengan tawa renyah.
"Aku kira kamu adalah salah satu pegawai di sini, temannya Mbak cantik ini. Ternyata cuma lihat-lihat saja. Sudahlah kamu silahkan pilih DVD film yang kamu suka biar Aku yang membayarkan." Heris mengeraskan suaranya dengan gaya yang dibuat seberwibawa mungkin, sehingga Suci yang berada diluar toko DVD itu mendengarnya, dan kemudian beranjak masuk.
Sesaat Kemudian Suci terpana.
"Gusmon.. Kenapa kamu ada di sini?" Suci bertanya dengan heran. Gusmon hanya tersenyum pahit.
"Oh... Gusmon ini cuma mau lihat - lihat DVD Sayang" kata Heris dengan mesra.
"Tapi karena Aku teman sekelas dan baik hati, Aku mau membayarkan DVD yang dia suka. Kata Heris sambil menggandeng tangan Suci seakan ingin memamerkan Pacarnya yang cantik kepada semua orang.
Gusmon hanya tersenyum. seakan tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan oleh Heris. Sementara itu suci memandang nya dengan berbagai perasaan, apalagi mendengar ucapan Heris yang sedikit memprovokasi tiba-tiba saja pandangan Suci menjadi jijik kepada Gusman.
"Ah... Sayang untung saja kamu sudah putus dengannya, jika tidak hidupmu bisa tenggelam dalam kesengsaraan bila masih dengan cowok pengangguran miskin dan tidak kuliah seperti Gusmon ini" Kata-kata keris terasa pedas di telinga Gusmon.
"Maaf Saya bukan sengkuni!" Kata Gusmon dengan tegas. Karena kelihatannya kedua orang ini telah bersiap dengan perundungannya. Tentu saja Gusmon berniat menghindar. Sementara itu Aini hanya memandangi tak tahu harus berbuat apa. "Apakah akan terjadi perang" Demikian kata hati Aini.
Gusmon segera melangkah keluar dari toko DVD itu. Namun tertahan tatkala ada teriakan di belakangnya.
"Hei, kenapa kamu keluar tiba-tiba." Kata Suci dengan intonasi tinggi
"Karena Aku bukan Sengkuni makanya aku keluar" Gusmon menimpali dengan dingin.
"Dari tadi sengkuni - sengkuni melulu. Sok bijak kata-katanya." Suci mendengus kesal
"maklum Yang..., dia kan murid terpintar di SMA makanya bahasanya kelas tinggi. nggak seperti kita yang Anak kuliahan, bahasa kita tetap sederhana" Heris menimpali dengan kata-kata yang memprovokasi. Gusmon mengatupkan giginya, Ia memang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dikarenakan tidak punya biaya. Tidak seperti kedua orang yang ada di depannya ini. Yang baru saja masuk perguruan tinggi ternama, meskipun dengan uang kedua orang tuanya.
"Ngomong-ngomong jadi nggak beli DVDnya!" Tiba-tiba saja Aini menyela di situasi yang genting.
"Tenang saja Mbak ntar saya beli yang banyak, tidak seperti orang itu yang pergi kesini cuma untuk lihat-lihat doang!" Tampaknya Heris memang sengaja untuk memancing keributan dengan Gusmon buktinya setiap ucapannya selalu dengan mode provokasi terhadap Gusmon.
"Entah apa masalah mu dengan Ku. kenapa kau selalu menggangguKu. Padahal dulu baik-baik saja" Kata Gusmon dengan prihatin. Dia ingat bahwa dulunya meski Heris tetaplah seorang yang Arogan namun ia tidak pernah memprovokasi Gusmon seperti yang terjadi saat sekarang ini.
"Kenapa, kurang senang! " Tantang Heris dengan meremehkan.
"Hh!" Gusmon hanya mendesah sambil menggelengkan kepalanya, kemudian beranjak untuk pergi namun Heris lagi-lagi mencegahnya.
"Sebenarnya aku sudah lama ingin menghajarmu. tapi karena Suci ingin memanfaatkanmu untuk pekerjaan Sekolahnya dan agar dia bisa lulus SMA dengan nilai yang memuaskan makanya aku tahan keinginan itu." Dingin Suara Heris terdengar di telinga Gusmon.
"Apa !" Gusmon mengangkat alisnya kesabarannya hampir habis karena dari tadi terus diprovokasi, namun ia coba untuk menahannya karena keluarga Heris cukup kaya dan terpandang. Dia tidak ingin urusan ini menjadi panjang nantinya, mengingat keluarganya yang hanya pas-pasan.
Sekarang ia paham kenapa Suci bunga sekolah itu mau menganggap nya sebagai pacar. ternyata memang semata-mata hanya untuk ingin memanfaatkan nya.
Perlahan Heris mendekatkan wajahnya ke telinga Gusmon dan berbisik,
"kau tahu, bahkan ketika ia menjadi pacarmu ia sudah tidur denganku". bisikan Heris itu bagaikan halilintar di tengah hari. Langsung memukul harga diri Gusmon.
Tampak Heris tersenyum puas, namun sesaat. Karena saat itu juga Gusmon sudah berbalik dan sebuah bogem mentah melayang kewajah Heris
"Duagh!"
"Augh!!" Heris berteriak kesakitan tidak sempat menghindar, kemudian beberapa pukulan kembali bersarang di kepalanya tanpa sempat ia membalas hingga kepalanya bengkak seperti kepala babi, padahal menurut ucapan dari Heris bahwa ia yang sudah lama ingin menghajar Gusmon. Namun ternyata kini justru ia juga yang kena hajar oleh Gusmon
Melihat keributan itu pecah beberapa Satpam yang ada di sekitar ttempat itu bergegas bertindak, ada juga Pegawai Supermarket dari Toko lain termasuk Aini dan juga Suci. Sementara itu kamera CCTV jelas marekam adegan tersebut.
Aini langsung memegangi tangan Gusmon sementara Suci berdiri di depan Heris. Beberapa Satpam langsung berdiri di tengah arena dan menenangkan mereka, kemudian menggiring mereka berdua termasuk Suci ke Kantor Keamanan Supermarket. Sedangkan Aini tetap menjaga toko DVD tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments