Henrietta meletakan secangkir kopi di dekat Henry saat tahu jika pria itu sudah berada di meja makan.
Tanpa mengatakan apapun Henry langsung menyeruput kopi yang masih mengepul itu, sedangkan Henrietta akan kembali lagi ke dapur untuk mengambil tehnya.
"Nyonya ini teh anda," ujar Della yang datang menghampiri Henrietta sambil membawa teh milik Henrietta.
"Terima kasih Della," ucap Henrietta dan mendudukkan dirinya.
Henrietta meniup teh itu sebelum dia menyeruputnya.
Dua pelayan menghampiri mereka dan menaruh dua piring pancake di depan Henry dan Henrietta.
Henry langsung memakan pancake yang dilumuri dengan sirup maple itu, baru saja memakan sesuap Henry langsung menghentikan makannya.
Henrietta yang melihat reaksi Henry pun mulai membuka suaranya. "Apakah tidak enak?" tanya Henrietta.
"Rasanya sedikit berbeda dengan yang sering aku makan," ini adalah kalimat terpanjang yang pernah di dengar oleh Henrietta sejak kemarin mereka menikah.
"Aku sendiri yang membuatnya," ujar Henrietta menampilkan senyumannya.
Sebenarnya Henrietta tak mau terlalu berharap akan suatu hubungan, apalagi ini hanya sementara. Tapi, jika Henry memperlakukan dirinya dengan baik selama mereka menikah maka Henrietta akan menjadi istri yang baik pula.
"Tentu di bantu oleh bibi Ely dan juga Della," sambung Henrietta.
"Ini enak," ucap Henry dan kembali melanjutkan makan paginya.
Dan begitupun dengan Henrietta dia kembali melanjutkan makannya dengan lahap.
Setelah selesai sarapan Henry langsung pergi ke perusahaan-nya, harusnya dia mengambil cuti hari ini karna baru menikah.
Semua orang juga sudah tahu jika Julia tunangan Henry mengalami kecelakaan sehari sebelum mereka menikah, keluarga Julia juga memberitahu jika pernikahan Julia dan Henry akan di tunda sampai Julia sembuh.
Dan tak ada yang tahu jika sebenarnya Henry sudah menikah dengan orang lain, kecuali kedua orang tua Henry dan Julia.
Saat Henry sudah pergi Henrietta memutuskan untuk berkeliling mansion Henry dengan di temani oleh Della.
"Kau punya keluarga Della?" tanya Henrietta.
"Punya, saya masih memiliki ayah, tapi dia sudah menikah lagi dan tinggal bersama istri dan anak tirinya," jawan Della.
"Apa ayah-mu baik padamu?" Henrietta mengalihkan perhatiannya pada Della.
"Ya, dia sangat baik dan begitupun dengan ibu dan adik tiri saya,"
"Berapa usia adik tirimu?"
"15 tahun nyonya," jawab Della.
"Kau sangat beruntung, setidaknya walau ayahmu menikah lagi tapi dia mendapatkan istri yang baik dan ibu tiri yang baik untukmu," terdengar nada lirih yang keluar dari mulut Henrietta.
"Lalu kenapa kau bekerja disini?" Henrietta bertanya lagi pada Della dan Della menjawabnya dengan senang hati.
"Saya hanya ingin melanjutkan sekolah dan tak ingin membebani mereka, maka dari itu saya bekerja," jawab Della dengan senyuman menghiasi wajahnya.
"Sudah berapa lama kau bekerja disini?" tanya Henrietta.
"Baru lima bulan nyonya," tungkas Della.
Tak terasa sudah lebih dari tiga puluh menit mereka berjalan-jalan di sekitar mansion luas milik Henry.
Saat sampai di taman belakang Henrietta melihat sebuah pohon besar yang terdapat ayunan yang menyerupai kursi, dia berjalan kearah pohon itu dan di ikuti oleh Della.
"Duduklah Della," ujar Henrietta menepuk tempat kosong yang ada di sebelahnya.
Dengan ragu-ragu Della pun mengikuti perintah nyonya mudanya.
"Selama kau bekerja disini apakah Julia sering kemari?" tanya Henrietta pada akhirnya, dia sangat penasaran karna tak menemukan foto Julia dimana pun.
"Setahu saya nona Julia tidak pernah datang kemari, lebih tepatnya tuan tidak pernah membawa wanita selain ibunya kemari, hanya anda yang pertama," sahut Della.
Henrietta menyatukan alis indahnya dengan bingung.
"Kenapa begitu?" tanya Henrietta.
"Saya kurang tahu nyonya. Tapi, menurut pelayan lain karna nona Julia belum menjadi istri tuan, karna bagi tuan rumah adalah tempat pribadinya sekalipun semua orang tahu jika nona Julia adalah tunangan tuan tapi bagi tuan jika belum menjadi istri maka dia tak boleh datang kemari," jelas Della.
Henrietta menganggukkan kepalanya menyikapi penjelasan yang di berikan oleh Della.
"Apakah menurut-mu Henry sangat mencintai Julia?" tanya Henrietta tiba-tiba.
"Saya kurang tahu nyonya ... Mungkin, jika dilihat di berbagai media cara tuan memperlakukan nona Julia bisa saja tuan sangat mencintainya," Della memberikan jawaban logis bagi Henrietta.
Itu terbukti saat Henry mengadakan pertunangan besar-besar yang bahkan diliput oleh media media terkenal, dan bagaimana cara pria itu memperlakukan Julia bagaikan ratu di hadapan semua orang.
"Nyonya kenapa anda bertanya seperti itu?" tanya Della yang merasa heran dengan nyonya-nya.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin tahu saja," jawab Henrietta.
Cukup lama Henrietta berada disana, dia sangat fokus menikmati hamparan rumput hijau dan memandangi bunga mawar yang tertiup angin.
"Cuaca hari ini sangat cerah," ucap Henrietta.
"Cocok untuk piknik," sambungnya.
"Ya ... Anda benar nyonya," Della juga mengakui jika hari ini cuaca sangat cerah.
"Bagaimana kalau besok kita piknik? Tak perlu jauh-jauh, disini saja cukup," usul Henrietta dengan wajah cerianya.
Henrietta sangat suka sekali pergi piknik, waktu Henrietta tinggal di Swiss dia sering mengajak anak-anak panti asuhan untuk pergi piknik bersamanya.
Dan Della pun mengangguki ucapan Henrietta.
Dikarenakan ini sudah masuk musim panas jadi cuaca cukup terik, tak seperti beberapa hari yang lalu yang turun hujan lebat.
Henrietta melihat ponselnya dan ada pesan masuk dari sahabatnya, Lucy.
"Ayo Della kita kembali ke dalam, aku harus bertemu dengan temanku," ucap Henrietta.
Della pun mengikuti Henrietta kembali masuk kedalam mansion.
Jarak dari taman belakang ke mansion utama lumayan cukup jauh, itu dikarnakan Henry memiliki lahan lumayan luas, dia bahkan bisa membuat satu mansion besar lagi disana.
Henrietta langsung menuju kamarnya untuk mengganti pakaian dan mencuci mukanya, karna dia sudah mandi pagi-pagi sekali, sedangkan Della kembali melakukan pekerjaannya yang sempat tertunda karna harus menemani Henrietta berkeliling mansion.
Henrietta tampak menuruni anak tangga setelah 15 menit dia habiskan untuk bersiap.
Henrietta memakai dress model sabrina berwarna putih dengan panjang selutut, dan heels setinggi 3 cm dengan warna senada, rambut panjangnya dia biarkan terurai, dan wajahnya hanya di make-up tipis.
"Nyonya anda mau keluar?" tanya bibi Ely yang melihat Henrietta baru turun dari tangga dan terlihat sudah rapi.
Henrietta menyunggingkan senyum indahnya dan menjawab perkataan bibi Ely. "Iya ... Aku ada janji dengan sahabatku,"
"Kalau begitu, saya akan menyuruh supir untuk mengantar anda," ujar bibi Ely.
"Tidak perlu, aku sudah memesan taksi, dan taksi-ku sudah menunggu di depan," tolak Henrietta.
"Tapi nyonya, anda akan lebih aman jika di antar oleh supir," usul bibi Ely yang takut terjadi sesuatu pada Henrietta.
"Tidak akan terjadi apapun, aku hanya sebentar saja, tak usah khawatir," kata Henrietta meyakinkan.
"Tapi nyo--"
Sebelum bibi Ely melanjutkan perkataannya Henrietta sudah memotongnya.
"Bye bibi Ely, aku akan pulang sebelum makan malam," sahut Henrietta yang sudah berjalan kearah pintu utama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Jhuwee Bunda Na Alfaa
jdi kepingin piknik nie
2023-01-11
1