Shōrai No Tsuma Ni Tsuite Hanasu

Sesampainya di kantor Yuoru, dia langsung mengecek dokumen yang sudah ada di atas meja nya. Sementara Eiji dan Ayuna berdiri di samping meja sambil memperhatikan dokumen yang sedang dilihat oleh Yuoru.

Yuoru meletakkan kembali dokumen di meja sambil memejamkan matanya. Tanda bahwa dirinya tidak puas dengan kinerja bawahannya untuk mendapatkan sebuah bukti.

" Maaf, Yuoru-Sama. Bolehkah saya melihat berkasnya? " tanya Ayuna.

Yuoru mengangguk seraya membuka mata.

Ayuna melihat isi yang ada di dalam dokumen itu, dia juga tak banyak bereaksi.

" Tampaknya bukti yang didapat tidak akan berguna untuk penyelidikan. " ucap Eiji.

" Di dalam sini hanya menjelaskan beberapa benda yang kemungkinan besar berhubungan dengan pembunuhan itu. Sebenarnya tidak akan membantu, tapi saya akan mencari tahu dari sudut pandang lain. Saya meminta izin untuk menyimpan dokumen ini bersama saya untuk diteliti lagi, Yuoru-Sama. " jelas Ayuna dengan wajah datar.

" Sukina yō ni yaru. "

" Hai, arigatōgo, Yuoru-Sama. "

Karena Yuoru merasa bukti yang tadi tidak akan membantu, di situ lah tugas Ayuna sebagai asisten. Ayuna akan menyelidiki lebih lanjut mengenai dokumen yang tidak bernilai itu, karena dia yakin ada sesuatu yang nantinya berguna untuk menyelidiki kasus pembunuhan Kokoro o korosu.

" Eiji, tunjukkan meja kerja Tanaka-San! " perintah Yuoru dingin.

" Hai, Yuoru-Sama. Tanaka-San, ikuti saya. " ucap Eiji sopan.

Ayuna mengangguk seraya mengikuti Eiji dari belakang. Mereka berdua keluar dari ruang kerja Yuoru, karena meja tempat Ayuna bekerja sebagai sekretaris akan ada di ruangan yang tepat di sebelah kanan kantor Yuoru.

Ruang kerja Ayuna dibuat dengan setengah dinding dan tanpa pintu, supaya disaat ada tamu yang akan menemui Yuoru, semua orang itu akan berhadapan dulu dengan Ayuna. Karena tidak sembarangan orang yang diperbolehkan bertemu langsung dengan Komisaris Jenderal Raito, ditambah lagi saat ini dia sedang menangani kasus besar yang pastinya membahayakan nyawa. Jadi, wajar saja di setiap sudut selalu ada petugas yang mengawasi.

" Tanaka-San, di sini meja kerja Anda. " tunjuk Eiji.

Ayuna menatap dengan saksama sekelilingnya. " Ada apa, Tanaka-San? " tanya Eiji dengan wajah bingung.

Ayuna menggeleng. " Tidak apa-apa, Saito-Sama. Saya hanya melihat-lihat saja. " jawabnya datar.

" Oh, begitu. Baik, kalau begitu saya tidak mengganggu Anda. Saya akan kembali ke dalam, Yuoru-Sama pasti sudah menunggu. Jika ada yang mau ditanyakan, langsung hampiri saya saja Tanaka-San. " ucap Eiji sambil tersenyum.

" Hai, Saito-Sama. Terima kasih sudah menunjukkan meja kerja saya. " Ayuna membungkuk.

Selesai menunjukkan ruang kerja Ayuna, Eiji kembali masuk ke ruangan kerja Yuoru untuk membahas lebih lanjut tentang pekerjaan. Sementara itu, Ayuna masih berdiri seraya menatap kosong ruangan yang akan menjadi tempatnya bekerja.

Bagi Ayuna, tempat itu terasa asing. Dia belum pernah ke kota, makanya dari pakaian sampai setiap kata dan gerakannya sangat teliti. Walau masih kaku dengan lingkungan, Ayuna tetap berusaha sebaik mungkin bersikap baik, karena Kaisar yang memintanya, dia harus bekerja untuk membantu Yuoru di kepolisian.

Cukup lama berdiri, Ayuna akhirnya mencoba berjalan masuk ke dalam ruangan seraya melihat benda-benda yang ada di atas meja kerjanya. Tentu saja ada Komputer, papan nama, dan beberapa dokumen di amplop cokelat yang di segel menggunakan cap kepolisian Raito.

Dia pun duduk perlahan-lahan di kursi kerja dan melihat dokumen yang ada di atas meja. " Dokumen? Apakah harus diantar ke dalam? " batinnya kebingungan.

Karena penasaran, Ayuna memegang dokumen itu sambil membolak-balikkannya. Di belakang dokumen ternyata ada tulisan yang bertuliskan,

Tanaka ayuna-san no tame ni, sonobade.

Sontak Ayuna kaget, karena dokumen itu ternyata ditujukan untuknya. Dengan terburu-buru, dia pun langsung membuka dokumen tersebut. Setelah dibuka, berisi satu surat yang bertuliskan,

Ayuna-san, kore wa watashi ga kōteidesu. Kaminari to no keisatsu no namae o tsukatte tegami o okutta no ga bureidattara gomen'nasai, soshite yoru wa kore ni tsuite shirimasendeshita.

Watashi ga anata to issho ni tegami o okuru ka dō ka yoru ga shiranai koto o negatte imasu. Kono tegami ga anata ni todoitara, sore wa anata ga keisatsu no yoru to issho ni migigawa ni iru node watashi ga ochitsuku koto ga dekiru koto o imi shimasu.

Watashi wa anata-tachi ni mi kaiketsu no jiken o makasemasu, watashi wa ushirokara shika sapōto dekimasen, soredemo mondai ga areba anata wa tegami o okuru koto ga dekimasu, soshite watashi wa anata-tachi o tasukeyou to shimasu.

Ko yūgaku ten'nō

Setelah membaca isi dokumen itu, Ayuna langsung menyimpannya ke dalam laci yang ada di bawah kanan meja nya. Ya, surat itu ternyata dikirim oleh kaisar untuk Ayuna. Tetapi, Yuoru atau pun orang lain tidak boleh mengetahui kalau Ayuna berkomunikasi dengan Kaisar memakai nama kepolisian Raito.

Sementara itu, Yuoru dan Eiji sedang membicarakan tentang Ayuna. Terutama Yuoru, dia masih belum sepenuhnya mempercayai Ayuna yang datang tiba-tiba dan memiliki koneksi dengan Kaisar.

" Menurut saya, kehadiran Tanaka-San saat ini memang sangat tiba-tiba. Namun, dia sangat membantu. Bukankah Anda sendiri yang menerima sarannya tentang kasus pembunuhan Kokoro o korosu waktu itu? " pikir Eiji.

" Dia di sini seperti biang masalah. Aku tidak bisa tenang memikirkan itu. " ketus Yuoru.

" Kenapa Yuoru-Sama mengatakan begitu? Menurut saya, ada baiknya kita mendengarkan Tanaka-San untuk saat ini. Anda sendiri juga bilang bahwa kita sudah tidak punya waktu untuk banyak berpikir. " pungkas Eiji kebingungan.

" Wakaranai. Ada sesuatu yang mengganjal, tapi aku tidak tahu apa itu. " ucap Yuoru.

Eiji menggelengkan kepala. " Hufh, Yuoru-Sama. Sepertinya Anda sedang kelelahan, beberapa hari terakhir Anda sibuk dengan bahan untuk pertemuan mingguan, jadi tidak beristirahat dengan baik. Ada baiknya kita kembali ke kediaman supaya Anda bisa istirahat lebih awal. " sarannya.

Yuoru menatap sinis pada Eiji, " Watashi o karakatteru no? "

Eiji langsung membungkuk dengan wajah gugup. " Tidak, Yuoru-Sama, saya tidak mungkin berani begitu. Sumimasen, Yuoru-Sama. Saya hanya berpendapat Anda sedang butuh istirahat, maaf kalau Anda mengira saya sedang bercanda. "

Di saat Yuoru dan Eiji sedang berbincang, Ayuna mengetuk pintu lalu masuk ke dalam ruangan sambil memegang sebuah dokumen yang ditujukan untuk Yuoru. Ya, secara tidak sengaja dia mendengar percakapan tentang Eiji yang berasumsi kalau Yuoru sedang kelelahan dan harus segera beristirahat.

Sontak Yuoru dan Eiji terdiam sambil menatap Ayuna. Ayuna membungkuk, " Sumimasen, Komisshonā-Sama, Saito-Sama. Saya hanya ingin mengantarkan dokumen ini. " ungkap Ayuna sambil meletakkan dokumen tersebut di atas meja lalu berjalan mundur secara perlahan.

" Oh, ada dokumen untuk Yuoru-Sama ya. Saya kira siapa, saya sampai kaget. " gurau Eiji sambil cekikikan.

" Hai, hanya itu saja. Saya minta maaf kalau memang membuat kaget Komisshonā-Sama dan Saito-Sama. " jawab Ayuna pelan.

Yuoru langsung membuka dokumen yang diberikan oleh Ayuna tadi, di dalamnya terdapat sebuah surat yang tulisannya tidak asing bagi Yuoru. Ya, dia sudah tahu siapa yang mengirim surat itu padanya. Dia pun membaca isi surat tersebut tanpa menghiraukan sekitarnya.

Ore ga dareda ka mō shitteru hazudaro yoru? Koi ni kono tegami o okutte anata no jikan o chūdan shite mōshiwake arimasen. Bugai-sha ni kidzuka reru koto naku, anata ni totte jūyōna koto o iitaikaradesu. Hai, watashitachi futaridake ga shitte imasu.

Watashi wa yokenbanashi o shimasendeshita, watashi wa Tanaka ayuna ga watashitachi no soba ni iru hitodearu koto o anata ni tsutaeru tame ni kono tegami o okurimashita. Hai, tabun kono jiten demo anata wa sono josei o shinrai suru koto wa dekimasen yo ne? Shikashi, anata wa kashikoidesu, anata wa ayuna ga watashitachi ni totte yūyōdearu ka dō ka o shiru koto ga dekimasu.

Sore demo utagau baai wa, watashi no tokoro ni iku ka, chishiki o tesuto suru koto ga dekimasu. Ayuna mo anata to onajiyōni kashikoi koto o omoidasa sete kudasai. Mura kara kanojo o minaide kudasai, sorede kanojo ga eta kyōiku wa takaku arimasen, kanojo wa totemo kashikoidesu. Anata wa machigainaku sore o shitte irudeshou.

Watashi wa anata no jiken no kanryō o matsu koto ga dekimasen, subete ga umaku itta nochi, watashi wa anata o issho ni yūshoku ni tsurete ikimasu.

Ya, surat itu dari Kaisar. Siapa yang tidak mengetahui hubungan baik antara Yuoru dan Kaisar beberapa tahun terakhir, makanya banyak yang beranggapan bahwa kinerja Yuoru di kepolisian akan buruk karena mengandalkan dukungan dari Kaisar. Mereka tidak tahu saja seperti apa Yuoru pada saat sedang menjalankan tugas lapangan pada saat di akademi. Mungkin jika mereka melihat langsung, bahkan mata pun tak sempat untuk berkedip saking cepatnya setiap tindakan Yuoru.

Setelah membaca surat itu dia langsung memasukkannya ke dalam laci yang ada di bawah meja. " Jangan ada yang membuka dokumen itu di laci! " perintahnya dingin.

" Hai, Yuoru-Sama. "

" Hai, Komisshonā-Sama. "

Jawab Ayuna dan Eiji serentak dengan nama panggilan untuk Yuoru yang berbeda.

Beberapa detik kembali hening. Eiji dan Ayuna menatap Yuoru yang menatap mereka dengan wajah pucat. Kedua bawahannya itu sedang mengkhawatirkan dirinya, tetapi Yuoru tetap teguh kalau dia baik-baik saja.

" Hoka ni nanika? " tanya Yuoru.

Ayuna dan Eiji saling menatap. " Sorehanandesuka? " tanya Yuoru lagi, tetapi kedua bawahannya itu masih tutup mulut.

Akhirnya Ayuna memberanikan diri untuk mengutarakan apa yang ingin dia katakan pada Yuoru. " Komisshonā-Sama. Anda terlihat tidak sehat, sebaiknya Anda segera kembali ke kediaman untuk istirahat. Urusan di sini, mulai sekarang sudah menjadi tugas saya, jadi Anda bisa tenang. "

" Tenang? .... Tidak ada ketenangan sebelum semua kasus itu selesai. " ucap Yuoru sambil menatap tajam Ayuna.

" Saya paham dengan kondisi sekarang, kita memang tidak boleh lengah. Namun, kesehatan jauh lebih penting, Komisaris-Sama. "

" Benar apa yang dikatakan Tanaka-San. Yuoru-Sama, Anda harus mendengarkan kami. Anda tidak boleh sakit, kalau Anda sakit, kita akan jadi lebih lambat menyelesaikan tugas-tugas ini. " sambung Eiji khawatir.

Sementara di dalam ruangan itu, Yuoru, Ayuna, dan Eiji sedang memperdebatkan masalah kesehatan Yuoru, di depan pintu ruangan sudah banyak wanita yang menempelkan telinga mereka ke pintu untuk mendengarkan apa yang dibicarakan di dalam ruang kerja Yuoru.

" Eh, eh. Kamu tahu wanita yang memakai kimono itu siapa? "

" Tidak tahu. Aku juga baru lihat tadi. "

" Ssstt, jangan keras-keras ngomongnya nanti kita ketahuan. "

" Bisa jadi dia asisten baru Komisshonā-Sama? Lihat, ruang di sebelahnya sudah dibereskan. "

" Emm, 90% mungkin saja benar. Tapi yang aku herannya, kenapa dia memakai kimono? "

" Iya, aku juga bingung. Kita sudah tidak di zaman kolosal lagi, semua sudah berubah. "

" Jangan-jangan, wanita itu adalah calon istrinya Komisshonā-Sama, tapi identitasnya disembunyikan. "

" Wah, kemungkinan besar. Aku juga yakin begitu. "

" Kalau begitu, mereka tidak akan bisa bersembunyi lebih lama. Kan tidak ada yang bertahan lama dalam kebohongan. "

"Iya, kamu benar. "

" Sstt, begini aja aku ada ide bagus. "

" Apa? "

" Emm, kita awasi saja pergerakan mereka. Dengan sikap Komisshonā-Sama yang dingin, aku ingin lihat bagaimana caranya mereka berinteraksi saat berdua saja. "

" Boleh juga idemu. Aku ikut! "

" Tentu saja .... Aku juga ikut! "

" Komisshonā-Sama, sebagai asisten Anda, saya berhak untuk menyuruh Anda beristirahat dan melarang Anda kembali bekerja sampai keadaan baik. " tegas Ayuna.

Melihat ekspresi dan ucapan Ayuna yang besungguh-sungguh, Yuoru berdiri dari kursi dan sudah punya niat untuk kembali ke kediaman.

" Sebelum keluar, usir dulu lalat-lalat yang sejak tadi berkeliaran di sini. " ucap Yuoru yang mengisyaratkan bahwa di luar beberapa pegawai wanita menguping pembicaraan mereka sejak tadi.

Ayuna dan Eiji paham dengan yang diisyaratkan Yuoru. Eiji melangkah ke depan pintu dengan langkah tanpa suara, dia mencoba untuk mengkagetkan semua orang yang ada di luar. Akan tetapi, secara tiba-tiba Yuoru melemparkan vas bunga yang ada di atas meja nya ke arah pintu.

Bunyi itu sangat keras, serpihan vas bertebaran di lantai. Semua staf yang tadi ada di depan pintu langsung bergegas kembali duduk ke kursi masing-masing dan berpura-pura serius bekerja.

Karena tindakan Yuoru yang tiba-tiba, Ayuna terdiam kaku. Eiji yang sudah tahu akan hal itu, sengaja menghindar dari arah pintu terlebih dahulu tadi.

Melihat Ayuna shock, Eiji berusaha menenangkan nya. " Tanaka-San, Anda baik-baik saja? Tidak perlu takut, nanti serpihannya saya yang bereskan. "

Yuoru sama sekali tidak peduli ketika orang di sampingnya merasa takut dengan dirinya. Tanpa memedulikan keadaan mental Ayuna, dia berjalan keluar dari ruangannya.

Ketika Yuoru membuka pintu dan keluar dari ruang kerjanya, dia melihat orang-orang tengah sibuk dengan pekerjaannya. Ya, tentu dia yang paling mengetahui bahwa semua bawahannya itu sedang bersandiwara, terutama yang perempuan. Dengan amarah di hatinya, Yuoru memberikan tugas yang berat untuk para staf.

" Hasil laporan tentang kasus Kokoro o korosu, semua harus ada. Saya beri waktu sampai hari ini usai, kumpulkan semua laporan yang berkaitan dengan kasus itu, langsung ke kediaman. Kalian sudah terlalu santai akhir-akhir ini! " perintah Yuoru dengan tatapan tajam.

Dengan berat hati semua mendengarkan apa yang diperintahkan Yuoru pada mereka. " Hai, Komisshonā-Sama. "

Sementara itu, Eiji masih berusaha untuk menenangkan Ayuna. " Apakah Anda kaget? Tidak apa-apa, Yuoru-Sama tidak melukai siapa pun, kok. Dia hanya menggeretak orang yang menguping saja tadi. " hiburnya.

Tangan Ayuna masih bergetar, " Hai, Saito-Sama. Saya minta maaf karena saya terlihat ketakutan. "

" Tidak masalah. Ayo, kita juga harus kembali ke kediaman. Kita tidak boleh membiarkan Yuoru-Sama sendiri, dia butuh orang di sampingnya.

Ayuna mengangguk. Mereka pun segera pergi untuk menyusul Yuoru yang sudah menunggu di depan pintu utama untuk kembali ke kediamannya.

Selama menunggu Ayuna dan Eiji turun dari lantai atas, Yuoru sudah menghabiskan dua batang rokok. Di saat itu, Eiji yang melihatnya langsung menghampiri dan berusaha menegurnya.

" Yuoru-Sama! Anda benar-benar tidak boleh merokok lagi. Anda sedang tidak sehat, kenapa tetap memaksa seperti ini?! "

Suasana hatinya jadi buruk, Yuoru langsung membuang rokoknya ke dalam tempat sampah. " Kamu berisik sekali hari ini, Eiji. "

" Tentu saja. Anda sedang sakit saat ini, apakah Anda tidak menyadari tubuh Anda sendiri sedang tidak sehat? " tanya Eiji dengan wajah khawatir.

Yuoru melirik ke Ayuna yang masih menunduk. " Kepala ku semakin pusing mendengarkan suara berisik. "

Setelah Yuoru mengatakan itu, saat dia baru akan menuruni anak tangga yang ada di depannya, Yuoru akan tumbang. Untung saja ada Ayuna yang berdiri tepat di sebelahnya ketika itu, jadi Yuoru tidak terjatuh. Kondisinya memburuk. Dia harus segera mendapat pengobatan, walau hanya demam, itu akan menjadi masalah besar jika tidak diobati dengan benar.

Ayuna memegang erat lengan kiri Youru, dia memastikan Yuoru tidak akan terjatuh lagi. Walau tangannya masih bergetar karena takut dengan Yuoru, Ayuna tetap melakukan tugasnya sebagai asisten.

" Komisshonā-Sama, biar saja bantu! Anda melangkah lah perlahan-lahan, saya akan memegang tangan Anda sampai di mobil. " ucap Ayuna pelan.

Yuoru sudah tidak bisa berkata-kata, semua tubuhnya menjadi lemas bagai tidak memiliki tenaga, padahal tadi pagi dia masih baik-baik saja.

Eiji segera membukakan pintu mobil untuk Yuoru dan Ayuna, setelah itu dia masuk ke mobil dan bergegas menyuruh supir untuk menyetir menuju ke rumah sakit.

" Pak, kita ke rumah sakit biasa. " perintah Eiji pada supir.

" Hai, Saito-Sama. "

Di saat baru jalan menuju ke rumah sakit, Yuoru ternyata masih sadar dan menolak untuk dibawa ke rumah sakit.

" Kenapa harus ke sana? Aku ingin ke rumah, di rumah saja. " ucap Yuoru dengan nada suara pelan.

" Menurut saya juga tidak perlu ke rumah sakit, Saito-Sama. " sambung Ayuna.

" Kenapa? Kami memiliki kenalan dokter, dia sudah lama menangani kalau Yuoru-Sama sedang tidak sehat. "

" Saya bisa menyembuhkan Komisshonā-Sama. Dia saat ini hanya demam karena kelelahan, beri dia waktu istirahat di rumah itu sudah cukup. " jawab Ayuna.

" Tapi ..."

" Saito-Sama, percaya lah kepada saya. " bujuk Ayuna dengan wajah datarnya.

Karena Ayuna kekeh ingin merawat Yuoru sampai sehat di rumah saja, Eiji pun setuju karena Yuoru sendiri pun tidak mau di bawa ke rumah sakit. Mereka pun kembali ke kediaman.

BERSAMBUNG .....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!