Pulang Ke Rumah Ibu

Di tengah perjalanan, nada dering dari ponselku terus saja berdering menandakan ada panggilan masuk.

Aku tidak berniat melihat siapa yang menelfon, apalagi untuk mengangkat panggilan nya itu tidak akan ku lakukan sekarang ini, karna aku yakin, yang menelfon ku pasti kang Entis.

Sesampainya di area pabrik lantas aku memarkirkan motorku di parkiran samping HRD, aku lalu masuk ke kantor dan langsung begegas ke meja tugasku, suasana kantor masih sepi, karna aku berangkat terlalu pagi, belum ada siapapun di ruangan ini, aku lantas merogoh tasku mengambil handphone.

Laporan panggilan tidak terjawab sebanyak dua puluh kali, semua dari nomor yang ku beri nama suami alias kang Entis.

Pesan di aplikasi hijauku juga ada tiga pesan dari suamiku yang belum ku buka, aku pun memasukan lagi handphoneku ke dalam tas tidak berniat membaca pesan nya.

***

Sore ini setelah jam pulang kerja, aku tidak bersemangat pulang ke rumah, aku mampir ke rumah ibuku untuk menjenguknya, sudah hampir satu bulan ini aku tidak bertemu beliau.

"Setelah sampai rumah ibu, aku langsung masuk rumah sambil mengucap salam.

"Assalamualaikum." Tapi tidak ada jawaban, pintu tidak di kunci jadi aku langsung masuk kedalam rumah mencari ibu.

"Buk... Buk..." Aku memanggilnya, tapi tidak ada jawaban.

Pintu depan pun terbuka, dan raut wajah yang ku rindukan pun menyembul di balik pintu.

Buk, dari mana buk?" Ucapku sambil meraih tangan nya dan mencium nya.

"Teteh,sudah dari tadi pulang ? Ibu dari warung abis beli kacang mau bikin gado-gado, bapak minta di bikinkan gado-gado." Ucap ibu sambil tersenyum.

"Gak kok bu teteh baru datang, kebetulan dong buk teteh juga lagi pengen makan gado-gado." Ucapku sambil membawa barang bawaan ibu ke dapur.

Aku segera menyangrai kacang setelah membersihkan nya, ibu sedang menyiapkan sayuran nya.

"Teh, gimana sekarang Entis masih suka minum-minum gak?" Tanya ibu membuka obrolan.

"Ya gitu aja buk, ga bisa di larang" jawabku malu, ya aku malu sama orang tuaku tentang kelakuan kang Entis.

Tapi aku cuma bisa pasrah dan berharap kang Entis berubah, bapak sebenarnya tidak suka sama kang Entis, setelah tau kang Entis pecandu alkohol, dan pengangguran akut, tapi aku terus meyakinkan jika kang Entis pasti bisa berubah, dan bapak pun tidak bisa lagi berkata apa-apa.

"Bapak mana buk?" Ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Bapak tadi ke rumah kang Aep, mau minta tolong panjat pohon kelapa untuk di panen."

"Oh, kalo umar mana buk?" Tanyaku menanyakan adik semata wayang ku.

"Tadi katanya mau benerin motor, mungkin servis motor ke bengkel " jawab ibu sambil mencuci sayuran

"Udah pulang kok buk." Tiba-tiba Umar muncul di Dapur kami.

"Eh datang-datang ngagetin aja ga ngucapin salam."ucap ibu sambil menjewer kuping anak lelakinya.

"Aduh ampun buk, assalamualaikum." Ucap Umar sambil meluk ibu.

"Wa'alaikum salam, telat ah" kelakar ku sambil menyambut tangan Umar untuk mencium tangan ku.

"Teteh udah lama di sini teh?" Tanya Umar.

"Gak kok, baru setengah jam," jawabku.

"Teteh pulang kerja langsung kesini ?" 

"Iya mar, teteh lagi kangen kalian." Ucapku sambil tersenyum.

"Kangen aku tidak teh?" Ucap Umar

"Ya pasti dong, kamu adik teteh yang paling ganteng dan baik,jadi teteh selalu kangen minta di traktir." Canda ku kepada adik saya wayang ku, sementara Umar hanya senyum menanggapi kelakar ku.

Akhirnya menu yang kami masak pun sudah siap lalu kami menghidangkan makanan di meja makan, aku berencana makan malam di sini bersama keluargaku, aku gak perduli kang Entis malam ini makan atau tidak! Masalahnya tadi pagi aku masak cuma buat sarapan

 aja.

Kang Entis tidak suka makan makanan sisa pagi, sudah pengangguran tapi banyak gayanya kan, jika makan malam harus masak masakan baru atau beli di luar, dan biasanya untuk makan siang aku memberinya uang saku sebanyak lima puluh ribu satu hari, tapi tadi pagi aku tidak memberinya.

Episodes
1 Suamiku Jatuh Ke Kolam
2 Pukulan
3 Pulang Ke Rumah Ibu
4 Keributan
5 Tamparan
6 Diskusi
7 Kang Entis Mendapat Telpon
8 emosi
9 Di tagih hutang
10 Capek menghadapi mereka
11 Euis datang
12 ada emak
13 Perdebatan
14 capek
15 kang Entis merayu
16 Menghindar
17 wa dari perempuan itu
18 obrolan di kedai nasi uduk
19 Tuti datang
20 emak melabrak
21 kang Entis terus menelpon
22 kamu tidak bisa lepas dari aku
23 maksa
24 di antar ayu
25 tidak mau berhenti
26 Ayu sedih
27 pov entis
28 di tinggal di kuburan
29 drama pagi
30 cekcok
31 tamu yang tak di undang
32 fitnah
33 robek
34 mulai ada harapan lolos
35 Entis datang
36 Umar tidak bersalah
37 tragedi
38 Asti dan keluarga kembali
39 hampir saja kecelakaan
40 Umar sakit
41 bercerita
42 menjemput ayu
43 telpon mantan istri
44 malak tuti
45 minta duit
46 angkat barang
47 sampah masyarkat
48 rusuh
49 rencana jahat
50 keributan lagi dan lagi
51 di usir
52 akhirnya resmi bercerai
53 Umar masuk rumah sakit
54 sedikit membaik
55 nekad
56 rencana
57 bagi hasil
58 tragedi
59 merasa bersalah
60 cekcok di ruang ICU
61 berita duka
62 peluk
63 teman bapak
64 jebakan
65 bapak selamat
66 pulang
67 pertemuan
68 bujuk rayu
69 terlena
70 Asti merasa tertekan
71 emak oh emak
72 grebek
73 menikah
74 kembalinya masa lalu
75 pak toni
76 kabar sedih
77 cemburu
78 menjual kata sayang
79 Emak vs Ibu
80 adu mulut
81 yoga dan Umar datang
82 perjanjian
83 tangan berdarah.
84 takut
85 kecewa
86 buka kado
87 datang lagi
88 tidak terima
89 jatuh
90 nangis
91 di lepaskan
92 minta bulan madu
93 Euis shock
94 berharap
95 Euis bingung
96 prustasi
97 kaget
98 jawaban
99 di usir
100 di rampas
101 merenung
102 teror
103 the end
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Suamiku Jatuh Ke Kolam
2
Pukulan
3
Pulang Ke Rumah Ibu
4
Keributan
5
Tamparan
6
Diskusi
7
Kang Entis Mendapat Telpon
8
emosi
9
Di tagih hutang
10
Capek menghadapi mereka
11
Euis datang
12
ada emak
13
Perdebatan
14
capek
15
kang Entis merayu
16
Menghindar
17
wa dari perempuan itu
18
obrolan di kedai nasi uduk
19
Tuti datang
20
emak melabrak
21
kang Entis terus menelpon
22
kamu tidak bisa lepas dari aku
23
maksa
24
di antar ayu
25
tidak mau berhenti
26
Ayu sedih
27
pov entis
28
di tinggal di kuburan
29
drama pagi
30
cekcok
31
tamu yang tak di undang
32
fitnah
33
robek
34
mulai ada harapan lolos
35
Entis datang
36
Umar tidak bersalah
37
tragedi
38
Asti dan keluarga kembali
39
hampir saja kecelakaan
40
Umar sakit
41
bercerita
42
menjemput ayu
43
telpon mantan istri
44
malak tuti
45
minta duit
46
angkat barang
47
sampah masyarkat
48
rusuh
49
rencana jahat
50
keributan lagi dan lagi
51
di usir
52
akhirnya resmi bercerai
53
Umar masuk rumah sakit
54
sedikit membaik
55
nekad
56
rencana
57
bagi hasil
58
tragedi
59
merasa bersalah
60
cekcok di ruang ICU
61
berita duka
62
peluk
63
teman bapak
64
jebakan
65
bapak selamat
66
pulang
67
pertemuan
68
bujuk rayu
69
terlena
70
Asti merasa tertekan
71
emak oh emak
72
grebek
73
menikah
74
kembalinya masa lalu
75
pak toni
76
kabar sedih
77
cemburu
78
menjual kata sayang
79
Emak vs Ibu
80
adu mulut
81
yoga dan Umar datang
82
perjanjian
83
tangan berdarah.
84
takut
85
kecewa
86
buka kado
87
datang lagi
88
tidak terima
89
jatuh
90
nangis
91
di lepaskan
92
minta bulan madu
93
Euis shock
94
berharap
95
Euis bingung
96
prustasi
97
kaget
98
jawaban
99
di usir
100
di rampas
101
merenung
102
teror
103
the end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!