Pukulan

Usai shalat subuh aku langsung ke dapur untuk masak sarapan dan juga bekal ke tempat kerja,

Kang Entis pulang dengan baju masih sedikit basah, matanya merah badan dan mulutnya bau, sungguh pemandangan yang tidak sedap di pandang, dia langsung masuk kamar mandi tanpa mengucapkan sepatah kata pun padaku.

Rasanya aku pengen melempar dia pakai centong nasi melihat kelakuan nya, tapi bagaimana pun dia tetap suamiku, aku harus melayani kebutuhannya.

Aku siapkan kopi panas dan juga sarapan di meja makan, kang Entis keluar dari kamar mandi dan langsung ke kamar untuk mengganti pakaian.

Sementara aku bersiap hendak pergi kerja, tapi aku menunggu kang Entis keluar kamar untuk pamitan.

Tidak lama kemudian kang Entis keluar dengan pakaian yang rapi, dan wangi, seperti hendak bepergian.

"Mau kemana kang? Tumben sudah rapih?" 

"Hari ini aku ada janji sama teman, mau pergi keluar kota, dia minta antar sama akang, mungkin akang nginap di sana sekitar dua hari." Enteng sekali dia bicara tanpa ijin dulu sebelum memutuskan untuk pergi, dia pikir tidak perlu minta pendapat dari ku apa?!, menyebalkan!

"Oh." Jawabku malas.

"Kok oh doang,?!" Tanyanya heran.

"Terus aku harus bilang apa?" 

"Ya tidak perlu bilang apa-apa, tapi kamu harusnya kasih aku uang dong buat ongkos sama uang makan!" Ketusnya sambil cemberut.

"Kok minta uang ongkos sama aku mas, kamu pergi nganterin teman , itu kan bukan kepentingan kamu! jadi ngapain pake ongkos sendiri? Harusnya teman kamu dong yang menanggung semua kebutuhan kamu selama di perjalanan!" Ocehku kesal.

"Malu lah As, aku memang cuma ngantarin dia pulang kampung, karena dia kangen pengen ketemu keluarganya, tapi aku kemarin sudah janji sama dia kalo aku yang akan menanggung semua kebutuhan dia untuk pulang kampung!" Ucapnya tanpa merasa bersalah.

"Ya sudah kalo akang janji sama teman maunya kayak gitu ya silahkan saja!" Aku benar-benar kesal mendengar omongan nya.

"Mana duitnya?!" Ucapnya sambil menengadahkan tangan.

"Pake duit sendiri lah, ngapain minta sama aku?!" Bentak ku.

"Aku duit dari mana As? Aku kan gak kerja! Otomatis kamu lah yang harus ngeluarin uang untuk aku sekarang!" Bener-bener otak kang Entis sepertinya sudah penuh alkohol makanya jadi tidak waras!

"Akang tuh kan masih waras kan? Belum gila!"

"Apa maksud kamu!" Bentaknya sambil melotot.

"Kalo akang waras, harusnya akang mikir dong, punya ot@k tuh di pake bukan di simpan!, Orang lain yang yang mau pulang kampung tapi akang yang sibuk nyari ongkos!" Omel ku sambil berdiri hendak pergi, rasanya muak aku bicara sama dia.

"Kamu tuh tidak menghargai aku sama sekali as! Kamu yang harusnya mikir! Aku ini suami kamu jadi kamu harusnya menuruti apa kataku, tapi kamu malah mau mempermalukan aku di hadapan teman ku!" Kang Entis marah, mata merahnya hampir loncat memelototi aku, dia kira aku akan takut! Heh jangan harap!

"Kapan aku mempermalukan kamu?!" Teriakku sambil menantang matanya dengan tatapan tajam ku.

"Sekarang!. kamu mempermalukan aku! Jika kamu gak kasih aku uang tentu aku gak bisa berangkat! Tentunya aku akan malu sama temanku karna sudah ingkar janji!" Ucapnya lagi sambil mengepalkan tangan dengan rahang yang mengeras.

"Kamu mikirin teman kamu! Kamu masih mikirin rasa malu?! Apa kamu gak malu kalo selama ini kebutuhan kamu aku yang nanggung! Seharusnya kamu yang memenuhi kebutuhan aku bukan sebaliknya!" Teriakku menahan emosi.

Plaak!

Perih dan panas rasanya pipi ini di tampar, aku benar-benar marah di buatnya, aku ambil gelas kopi yang masih panas lalu aku siram wajahnya dengan kopi itu, tentu saja dia melolong kepanasan, dan dia menutup mukanya dengan kedua tangan nya sambil mulutnya terus memaki aku.

Dia mengeluarkan sumpah serapahnya, segala penghuni kebun binatang pun di sebut-sebutnya, aku ambil sapu yang berada di dinding dekat pintu, lalu aku pukul kepalanya pake sapu, biar mulut dia tidak ngomel terus, lalu aku pun melangkah pergi sambil melemparkan sapu ke tubuh kang Entis, aku sambar tas ku dan gegas keluar hendak berangkat kerja.

Aku naik ke atas motorku lalu tancap gas dari sana, sebenarnya hatiku sakit dengan kejadian ini, aku selalu mengharapkan rumah tangga yang sakinah, mawadah , warohmah, tapi pernikahan yang ku jalani seperti bagai dalam neraka dunia, aku lelah, ingin sekali aku bercerai dengan nya, tapi rasa kasihan dan cintaku sama kang Entis lebih dominan hingga aku bertahan dan berharap siapa tau kang Entis bisa berubah suatu hari nanti.

Terpopuler

Comments

Nami

Nami

kok cuma pake sapu Asti udah gak tanggung jawab sama istri main tangan sekalian aja pakai pacul asti 🤣🤣🤣

2023-03-23

0

Ednafa

Ednafa

Hallo kak, jangn lupa mampir di A Sweet Night, dan meninggalkan like +
rate 5 bintang. Terus semangat kak!!. Jangan lupa feedback ya kak, ditunggu kehadirannya.

2023-03-03

0

Chandra Dollores

Chandra Dollores

hahaahha dia yg temani dia yg bayari..ongkos minta bini pula.. hahaha
ini seh namanya bogor.. biar tekor asal tersohor
hahahaha

2023-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Suamiku Jatuh Ke Kolam
2 Pukulan
3 Pulang Ke Rumah Ibu
4 Keributan
5 Tamparan
6 Diskusi
7 Kang Entis Mendapat Telpon
8 emosi
9 Di tagih hutang
10 Capek menghadapi mereka
11 Euis datang
12 ada emak
13 Perdebatan
14 capek
15 kang Entis merayu
16 Menghindar
17 wa dari perempuan itu
18 obrolan di kedai nasi uduk
19 Tuti datang
20 emak melabrak
21 kang Entis terus menelpon
22 kamu tidak bisa lepas dari aku
23 maksa
24 di antar ayu
25 tidak mau berhenti
26 Ayu sedih
27 pov entis
28 di tinggal di kuburan
29 drama pagi
30 cekcok
31 tamu yang tak di undang
32 fitnah
33 robek
34 mulai ada harapan lolos
35 Entis datang
36 Umar tidak bersalah
37 tragedi
38 Asti dan keluarga kembali
39 hampir saja kecelakaan
40 Umar sakit
41 bercerita
42 menjemput ayu
43 telpon mantan istri
44 malak tuti
45 minta duit
46 angkat barang
47 sampah masyarkat
48 rusuh
49 rencana jahat
50 keributan lagi dan lagi
51 di usir
52 akhirnya resmi bercerai
53 Umar masuk rumah sakit
54 sedikit membaik
55 nekad
56 rencana
57 bagi hasil
58 tragedi
59 merasa bersalah
60 cekcok di ruang ICU
61 berita duka
62 peluk
63 teman bapak
64 jebakan
65 bapak selamat
66 pulang
67 pertemuan
68 bujuk rayu
69 terlena
70 Asti merasa tertekan
71 emak oh emak
72 grebek
73 menikah
74 kembalinya masa lalu
75 pak toni
76 kabar sedih
77 cemburu
78 menjual kata sayang
79 Emak vs Ibu
80 adu mulut
81 yoga dan Umar datang
82 perjanjian
83 tangan berdarah.
84 takut
85 kecewa
86 buka kado
87 datang lagi
88 tidak terima
89 jatuh
90 nangis
91 di lepaskan
92 minta bulan madu
93 Euis shock
94 berharap
95 Euis bingung
96 prustasi
97 kaget
98 jawaban
99 di usir
100 di rampas
101 merenung
102 teror
103 the end
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Suamiku Jatuh Ke Kolam
2
Pukulan
3
Pulang Ke Rumah Ibu
4
Keributan
5
Tamparan
6
Diskusi
7
Kang Entis Mendapat Telpon
8
emosi
9
Di tagih hutang
10
Capek menghadapi mereka
11
Euis datang
12
ada emak
13
Perdebatan
14
capek
15
kang Entis merayu
16
Menghindar
17
wa dari perempuan itu
18
obrolan di kedai nasi uduk
19
Tuti datang
20
emak melabrak
21
kang Entis terus menelpon
22
kamu tidak bisa lepas dari aku
23
maksa
24
di antar ayu
25
tidak mau berhenti
26
Ayu sedih
27
pov entis
28
di tinggal di kuburan
29
drama pagi
30
cekcok
31
tamu yang tak di undang
32
fitnah
33
robek
34
mulai ada harapan lolos
35
Entis datang
36
Umar tidak bersalah
37
tragedi
38
Asti dan keluarga kembali
39
hampir saja kecelakaan
40
Umar sakit
41
bercerita
42
menjemput ayu
43
telpon mantan istri
44
malak tuti
45
minta duit
46
angkat barang
47
sampah masyarkat
48
rusuh
49
rencana jahat
50
keributan lagi dan lagi
51
di usir
52
akhirnya resmi bercerai
53
Umar masuk rumah sakit
54
sedikit membaik
55
nekad
56
rencana
57
bagi hasil
58
tragedi
59
merasa bersalah
60
cekcok di ruang ICU
61
berita duka
62
peluk
63
teman bapak
64
jebakan
65
bapak selamat
66
pulang
67
pertemuan
68
bujuk rayu
69
terlena
70
Asti merasa tertekan
71
emak oh emak
72
grebek
73
menikah
74
kembalinya masa lalu
75
pak toni
76
kabar sedih
77
cemburu
78
menjual kata sayang
79
Emak vs Ibu
80
adu mulut
81
yoga dan Umar datang
82
perjanjian
83
tangan berdarah.
84
takut
85
kecewa
86
buka kado
87
datang lagi
88
tidak terima
89
jatuh
90
nangis
91
di lepaskan
92
minta bulan madu
93
Euis shock
94
berharap
95
Euis bingung
96
prustasi
97
kaget
98
jawaban
99
di usir
100
di rampas
101
merenung
102
teror
103
the end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!