Sektetaris Penggoda

Lelaki yang memiliki tatapan tajam dan wajah melankolis ini segera melepaskan dekapan erat di tubuh sekretarisnya.

“Hmm, maafkan saya,” ucap Dimas, ketika menyadari dirinya tak sengaja menyentuh bagian kenyal di tubuh Nadia.

Dimas terlihat canggung memikirkan insiden yang barusan terjadi dengan sekretarisnya.

Demi menyembunyikan wajah merahnya itu, ia pun memutuskan untuk mengecek sendiri suara aneh di luar sana.

Dimas melangkahkan kaki dengan cepat dan membuka pintu.

Cklek!

Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi sama sekali tidak melihat siapa pun di sana.

Padahal sebelumnya dia jelas-jelas mendengar suara benda terjatuh.

“Hmm, siapa ya? Di sini tidak ada orang,” gumam Dimas terheran-heran.

Ia kembali masuk, dan tidak memedulikan lagi apa yang terjadi di luar.

Di sisi lain, Karina sedang bersembunyi di balik dinding sambil menutup mulutnya. Dia menahan napas agar Dimas tidak mengetahui keberadaannya.

Haaahh!

“Kenapa aku harus bersembunyi? Kenapa aku menghindari suamiku?” gumam Karina dalam hati.

Karina tidak mengerti, ia secara repleks bersembunyi saat mendengar suara langkah Dimas mendekat.

“Apa yang aku lihat tadi tidak benar, kan? Kenapa Mas Dimas memeluk wanita muda itu? Sayangnya aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan." Karina kembali bermonolog.

Ada banyak pertanyaan yang berkutat di dalam pikiran Karina.

Namun, Wanita ini mencoba menggunakan akal sehat, mungkin saja sang suami tidak sengaja memeluk Nadia, pikirnya.

“Aah sudahlah,” lirih Karina.

Dia menghempaskan semua kecurigaan yang tentu belum benar.

Karina menunduk, melihat rantang makanan di tangannya.

Sisi bawah rantang itu telah retak, karena ia menjatuhkan barang tersebut pada saat melihat Dimas tiba-tiba memeluk Nadia. Wanita muda yang Karina yakini adalah sekretaris baru sang suami.

Tapi mengapa Dimas tidak pernah cerita jika ia kini memiliki sekretaris baru?

Tidak hanya lebih muda dibanding sekretaris sebelumnya, tapi juga lebih cantik.

Masih dengan perasaan tak menentu, Karina memutuskan keluar dari gedung perusahaan sang suami.

6 jam kemudian ....

Karina tidak segera pulang ke rumah, ia menunggu suaminya sampai menjelang senja.

Ia menoleh ke arah pergelangan tangannya, melihat jarum jam yang terus berputar.

“Ini sudah pukul 17:55, apakah Mas Dimas lembur? Biasanya jika lembur, dia akan menelponku, tapi ini tidak ada kabar sama sekali. Atau mungkin aku samperin saja ya ....”

Kegelisahan Karina tidak bisa dikontrol, bagaikan air mengalir yang terus melanda batinnya.

Hal tersebut membuat kepala wanita berparas cantik ini begitu pusing.

Apa yang membuat suaminya tak kunjung kelihatan keluar dari kantor?

Terlebih sekarang adalah hari ulang tahun pernikahan mereka.

Apa suaminya itu lupa? Apa hari anniversary pernikahan tidak lagi penting?

Padahal mereka selalu merayakan anniversary pernikahan pada dua tahun sebelumnya.

Sebelum membangun bahtera rumah tangga dengan Dimas, Karina sudah mengenal suaminya itu sejak zaman sekolah.

Dimas Wijaya Soebono merupakan kakak kelas sekaligus cinta pertama Karina.

Dimas tampan, kaya, dan berkepribadian hangat. Sedangkan Karina adalah gadis dingin yang tidak percaya cinta.

Pada saat itu, Dimas berjuang begitu keras untuk meluluhkan Karina. Sayangnya Dimas yang dulu hangat kini perlahan-lahan berubah, dan puncaknya adalah beberapa waktu belakangan ini.

Tidak ingin terus dirundung gelisah, Karina pun kembali memasuki gedung kantor untuk menemui suaminya.

Raut wajah Karina begitu sedih, karena baru pertama kali Dimas melupakan hari ulang tahun pernikahan mereka.

Biasanya Karina lah yang pelupa, sebab itu dia membuat alarm untuk anniversary kali ini.

Sedangkan Dimas biasanya selalu mengingat hari-hari penting, tanggal jadian, ulang tahun Karina, dan tentu saja anniversary pernikahan seperti sekarang ini.

Tapi sekarang? Entahlah!

Jawabnya hanya Dimas yang tahu.

Untuk sampai ke ruang kerja suaminya, Karina menyusuri koridor kantor sambil melihat-lihat setiap sudut ruangan yang sudah tampak sepi.

“Sepertinya semua karyawan sudah pulang,” pikir Karina.

Kini Karina telah tiba di depan ruangan Dimas, ia melihat tas wanita berwarna nude keluaran brand ternama masih berada di meja sekretaris.

"Berarti sekretaris Mas Dimas juga belum pulang," gumam Karina lagi.

Berbagai keanehan yang ditunjukkan Dimas akhir-akhir ini, membuat Karina semakin berpikir yang tidak-tidak.

Memikirkan segala kemungkinan buruk, membuat Karina menggelengkan kepalanya dengan cukup keras. Dia ingin menepis segala kecurigaan yang ada, serta sekuat hati berusaha menanamkan hal-hal positif di pikirannya.

"Tidak, Mas Dimas tidak mungkin berbuat macam-macam, dia itu adalah yang lelaki setia dan penyayang."

Di dalam ruangan.

“Sekretaris Nadia, seharusnya saya tidak bisa membiarkanmu lembur, karena kau merupakan karyawan baru. Namun, project ini sangat penting bagi perusahaan saya, jadi terima kasih atas bantuanmu."

Nadia yang sejak pertama masuk kerja sudah terpesona akan ketampanan Dimas, tentu saja sangat senang setelah berhasil menarik perhatian atasannya tersebut.

Pada saat Dimas melihatnya dengan wajah datar, Nadia malah menampilkan senyuman termanisnya.

Dimas menghela napas lega. “Proposalnya sudah jadi, kau boleh pulang.”

Nadia sadar sekarang Dimas sedang berada dalam tekanan, dan pasti butuh hiburan untuk sekedar melepas lelah setelah berkutat dengan banyaknya pekerjaan.

Hal ini tidak sia-siakan oleh Nadia, gadis ini mendekati Dimas lalu duduk tepat di samping atasannya tersebut.

“Pak, jika Anda butuh hiburan untuk merefresh pikiran, saya bisa menemani," tawar Nadia.

Posisi duduknya yang seperti sekarang, membuat rok minim yang ia kenakan semakin terangkat.

Hal ini membuat Dimas dapat melihat lebih banyak kulit mulus di paha sekretarisnya tersebut.

“Ke mana?” Dimas melontarkan pertanyaan.

Terlebih wanita mulai berhasil membuatnya tergoda.

Lagi-lagi Nadia tersenyum dengan raut wajah penuh kegembiraan. Gadis pemilik bibir sensual ini mendekat ke telinga Dimas dan berbisik.

Setelah berbisik, Nadia kembali bertanya dengan alunan suara pelan dan menggoda, “Bagaimana, Pak? Apa Anda mau ke sana?”

Dimas terdiam untuk sejenak.

Jiwanya benar-benar lelah, akibat tumpukan pekerjaan yang seakan tiada habisnya. Dia juga merasa butuh hiburan untuk merefresh pikiran, dan berniat mengiyakan tawaran dari Nadia.

“Hmm, bagaimana Pak?” desak Nadia sambil dengan sengaja memegangi tangan Dimas.

Hal ini membuat Dimas menoleh dan menatap mata indah milik Nadia.

'Wajahnya begitu cantik, wanita yang menarik,' sanjung Dimas dalam hati.

Semakin ke sini, Dimas semakin terpesona oleh wajah cantik yang dimiliki sekretaris barunya itu.

“Baiklah," sahut Dimas setuju.

Sementara di luar, Karina mengurungkan niatnya ketika ingin masuk ke dalam ruangan Dimas.

“Sepertinya Mas Dimas benar-benar sibuk, aku akan menunggu di luar saja. Aku tidak boleh terus berprasangka buruk, Mas Dimas Tidak mungkin melupakan hari sepenting ini.” Karina tidak berhenti bermonolog

10 menit kemudian, Karina tersenyum bahagia.

Akhirnya lelaki yang ia tunggu berjam-jam memperlihatkan batang hidungnya.

Karina tidak sabaran lagi, ia pun beranjak untuk mendekati sang suami. Ingin memeluk sekencang mungkin lalu mengucapkan, “Happy Anniversary yang ke 3, Sayang.”

Namun, tiba-tiba langkah kaki Karina terhenti. Senyum bahagia yang tadinya ia tampilkan berubah menjadi ekspresi kebingungan. Serta ucapan anniversary yang hendak terucap kembali ditelan oleh kerongkongannya.

Karina tercekat melihat sang suami keluar dari ruangan dengan tangan melingkar di pinggang ramping sekretarisnya.

“Siapa wanita ini sebenarnya? Apakah dia dan Mas Dimas benar-benar ....”

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rusiani Ijaq

Rusiani Ijaq

wah Karina Karina jangan cuma diam dong itu sdh sangat bagus momen nya tuk menunjukkan siapa kamu

2024-03-11

0

Musniwati Elikibasmahulette

Musniwati Elikibasmahulette

Karina kenapa cuma diam aja

2023-03-05

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

kesetiaan seorang suami di uji oleh tahta dan wanita , seperti nya Dimas mulai tergoda sampai lupa dngn keberadaan Karina sang istri 😡😡😡

2022-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!