Terjadi keheningan di dalam ruangan aula persidangan. Sebagian orang masih merasa heran dengan perubahan sikap Flo selaku permaisuri Ling. Tak ada yang berani bersuara sedikit pun karena merasa terintimidasi oleh sang Kaisar.
Kaisar Feng tentunya yang merasa paling curiga dengan perubahan permaisuri Ling sekarang. 'Apakah ini cara dia untuk menarik perhatianku? Cih! Sangat menjijikkan.' Batinnya.
Sedangkan Flo hanya mampu berdecak kesal. Ia sudah letih berdiri dibantu para dayang setianya dan kaisar selaku suaminya itu tak berujar satu patah katapun?
Sudah cukup! Tubuhnya sudah terasa sakit terlalu lama berdiri.
“Jika anda hanya memintaku untuk datang berdiri kemari, maka itu membuang waktu istirahatku.” Ucap Flo dengan berani. Oh ayolah!! Punggungnya terasa sakit juga kebas di waktu bersamaan dan pria bedebah itu tak berujar apapun?
“Kaisar ini merasa kau semakin berani saja setelah bangkit dari kematian. Dan mungkin kau juga berani untuk mengakui semua perbuatanmu.” Desak kaisar Feng dengan raut wajah tak karuan.
Suasana ruangan itu terasa mencekam dan membuat semua orang merasa tertekan. Aura seorang kaisar tidak main-main.
Mengakui perbuatan? Astaga cobaan apalagi ini Tuhan? Kau sudah mengirimku ke dimensi ini dan menggantikan permaisuri Ling, dan sekarang kaisar ini malah menuduhku melakukan kesalahan yang aku sendiri pun tak tau ujung benangnya?
Flo melirik ke arah dayang Wan seakan meminta penjelasan mengenai tuduhan sang kaisar. Karena memang para dayang tak menjelaskan penyebab ia dipanggil untuk melakukan sidang lanjutan.
Lagi pula bagaimana para dayang bisa menjelaskan jika sang permaisuri baru bangkit dari kematian kemarin? Lalu mengalami cidera ingatan? Bukankah akan sangat sulit bagi permaisuri Ling untuk mencerna semuanya.
“Kau tak perlu menatap pelayanmu untuk mengelabuhi kaisar ini. Karena apapun itu kau adalah tersangka utama dalam peristiwa itu.” Tegas kaisar Feng.
Para dayang berusaha menguatkan Flo dengan cara mengusap pelan punggung atas agar merasa tenang. Sedangkan dayang kecil Wen berada tepat di belakang dayang Wan lantaran takut dengan kaisar Feng yang menurutnya sangat kejam.
“Peristiwa apa yang anda maksud? Aku tak mengerti apa yang anda bicarakan.” Balas Flo yang memang tak tahu apa-apa.
Mendengar jawaban Flo membuat amarah Kaisar Feng memuncak seketika. Tanpa aba-aba, Kaisar Feng melangkah mendekat ke arah Flo dan menarik kasar lengannya hingga terjerembab ke lantai.
BUGGHH...
“Sshh... Sa-sakit!!” Desis Flo menahan rasa sakit yang menderanya. Bahkan matanya sudah memerah menahan perih luar biasa.
“PERMAISURI!!!”
Para dayang permaisuri Ling begitu terkejut dengan aksi yang dilakukan kaisar Feng. Baru saja mereka ingin berlari membantu Flo tetapi dihentikan oleh bentakan kaisar Feng.
“Kalian para dayang rendahan jangan membantu junjungan kalian yang hina ini atau aku akan memberikan hukuman kepada kalian semua!”
Raut wajah Flo begitu menahan sakit dan amarah begitu membara dalam hatinya. Tangannya mengepal kuat seakan siap memberi pukulan mentah di wajah tampan kaisar Feng.
Dengan tatapan mata tajam, Flo pun menatap tepat ke netra kaisar Feng. Terlihat jelas di mata kedua insan ini memiliki tatapan benci yang sama dalam konteks berbeda.
“Kenapa? Apakah kau juga berniat menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi kaisar ini? Sama seperti yang kau lakukan kepada DIA?” Ujar kaisar Feng dengan penuh tekanan di akhir kalimat.
Urat di lengan dan pelipisnya menandakan jika ia tengah menahan emosi yang siap meledak kapan saja. Citranya sebagai seorang kaisar menahannya untuk bertindak gegabah.
Para pejabat dan tamu yang berada di aula istana kekaisaran tak berani bersuara sedikitpun, termasuk para dayang setia permaisuri Ling.
“Membunuh? Aku? Apa yang anda maksud kaisar?” Tanya Flo berusaha untuk tetap tenang.
Melihat ketidak tahuan Flo membuat emosi kaisar Feng tak terkontrol.
BUGHH...
BUGGH...
“Shh...”
Tendangan maut dari sang kaisar mendarat dengan cepat di tubuh ringkih Flo. Bahkan posisi Flo saat itu terjerembab di atas lantai ubin.
“Beraninya kau berkilah di hadapan kaisar ini? Apakah kematianmu kemarin masih belum cukup?” Ujar kaisar Feng dengan nada bengis.
Para pejabat dan tamu yang hadir hanya bisa menunduk takut melihat kemurkaan sang kaisar. Jangankan kepada istrinya, dengan mereka yang rendahan saja bisa-bisa dikirim ke sisi sang dewa.
Para dayang setia permaisuri Ling yang sudah merasa tak tega dengan sang junjungan berniat ingin membantu. Terlebih lagi dayang kecil Wen yang sedari tadi menarik hanfu sang kakak agar ikut membantu permaisuri. Masa bodoh dengan hukuman yang akan mereka terima. Toh bukan hal yang baru buat mereka jika mendapatkan siksaan darinya .
“Hikss... Permaisuri, mari biar hamba bantu.” Ujar dayang kecil Wen dengan linangan air mata.
Dayang Wan beserta dayang Fuo juga ikut membantu permaisuri Ling untuk berdiri. Dengan penuh kehati-hatian bagaikan mengangkat kaca rapuh, akhirnya permaisuri Ling dapat berdiri walau terkadang limbung.
“Apakah permaisuri baik-baik saja?” Lanjut dayang Wen.
“Jangan terlalu mencemaskan ku, seharusnya kalian semua tidak perlu ikut menolongku.” Ucap Flo.
Harusnya dalam situasi ini Flo memikirkan keselamatan dirinya di hadapan kaisar Feng. Tetapi malah memikirkan keberadaan sang dayang? Bukankah hal yang bodoh untuk di tiru?
Merasa muak dengan drama yang di tampilkan permaisuri Ling membuat kaisar Feng geram tak tertahan.
“Rupanya kalian semua cukup bersahabat dengan yang namanya kematian heh?” Gumam kaisar Feng tetapi masih bisa di dengar oleh orang di dekatnya termasuk sang pengawal setia, Zen.
Raut wajah Zen begitu pucat namun tenang untuk situasi ini. Jika sampai sang kaisar lepas kendali, bukan tak mungkin jika ada pemberontakan lagi dari dalam kekaisaran.
Kematian sesaat sang permaisuri kemarin sudah cukup menghadirkan sekelompok pemberontak pro-permaisuri. Dan jika hal yang sama terulang, ini akan menjadi boomerang untuk kaisar sendiri.
Sebagai pengawal serta penasihat pribadi kaisar, sudah menjadi tugasnya untuk memprediksi hal-hal yang merugikan atas junjungannya.
Dilihatnya kaisar Feng ingin melangkah mendekati permaisuri beserta dayangnya, ia pun dengan langkah perlahan maju mendekati sang kaisar, tak lupa menunduk sejenak tanda penghormatannya.
“Harap tenangkan diri anda Yang mulia kaisar. Jangan sampai tindakan gegabah anda malah memantik pemberontak pihak permaisuri.” Bisik Zen yang hanya mampu di dengar oleh kaisar Feng seorang.
Tetap dengan tatapan menghunusnya, kaisar Feng menolehkan kepalanya sedikit ke arah Zen. Menurutnya masa bodoh dengan pemberontak kecil itu. Setelah memastikan kematian kedua menghampiri permaisuri Ling, barulah ia membereskan hama kecil.
“Jangan menggurui kaisar ini, Zen. Kau lupa tugasmu hanya sebagai pengawal ku.” Desis kaisar Feng tertahan.
“Saya juga bertindak sebagai penasihat pribadi yang mulia jika lupa. Jika anda tetap gegabah berniat menyingkirkan permaisuri saat ini, bisa saja saat fajar nanti pihak dari marga Huang sudah bersedia berperang dengan kekaisaran ini. Apalagi ditambah kekuasaan istri Tuan Huang bukan tak mungkin menjadi kiamat untuk kekaisaran yang mulia. Hamba tidak meragukan kekuatan pasukan anda Yang mulia. Tetapi anda jangan melupakan kekuatan perang marga Huang yang terkenal tirani oleh kekaisaran seberang.” Jelas Zen panjang.
Zen berharap junjungannya itu bisa mempertimbangkan pernyataannya tadi, tentunya untuk kelangsungan kekaisaran sendiri.
Nampak kaisar Feng terdiam sejenak memikirkan perkataan Zen. Hampir saja ia lepas kendali hanya karena wanita dihadapannya kini yang tengah berdiri dengan nafas terengah-engah.
Jika bukan karena putusan surat kaisar terdahulu, sudah pasti ia akan menolak dengan tegas pernikahan konyol ini. Tunggu saja jika ia sudah betul-betul mendapatkan pasukan keluarga Huang, maka akan ia bantai semuanya tanpa sisa.
“Perbuatanmu mungkin tidak akan pernah ku maafkan. Tapi ingatlah satu hal ini, AKU KAISAR FENG, KEPALA KEKAISARAN INI BERSUMPAH AKAN MEMBUAT HIDUPMU MENDERITA BAHKAN KAU SENDIRI PUN AKAN MENGEMIS KEMATIAN KEPADAKU!! Ingat ucapan ku itu, PERMAISURI.” Ucap kaisar Feng dengan beberapa tekanan di kalimatnya.
Setelah mengucapkan sumpahnya itu, ia pun berlalu pergi meninggalkan ruangan aula diikuti sang pengawal setia Zen.
Para pejabat yang memang tak suka dengan permaisuri begitu kecewa lantaran aksi ganas sang kaisar terhenti oleh karena Zen.
Entah apa yang diucapkan pengawal Zen kepada sang kaisar hingga membuatnya mengurungkan niat melenyapkan permaisuri Ling.
‘Apakah perlu membuat konspirasi antara permaisuri dengan pengawal pribadi kaisar? Cih!! Sangat menjengkelkan.’ Batin pejabat Hong dengan kepalan tangan pertanda geram.
......SEE YOU NEXT TIME......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Wanda Wanda i
dasar bodoh juga permaisuri nya iiih ngeselin
2023-05-21
1