THE SECOND OF LIFE EMPRESS

THE SECOND OF LIFE EMPRESS

TSOLE 01

Memiliki ukuran tubuh yang cukup gemuk terkadang membuat seseorang merasa tak percaya diri dan malu, terkhusus wanita. Bagi wanita bentuk tubuh merupakan hal kedua yang paling penting setelah kecantikan.

Ayolah!! Pria manapun pastinya hanya tertarik dengan bentuk tubuh yang ideal, padat, juga berisi pada bagian tertentu. 

Flo Huang seorang gadis muda bertubuh tambun dengan gumpalan lemak di sekujur tubuh membuatnya mendapat julukan "babi gemuk" dari teman sekolahnya.

Terdengar cukup berlebihan tetapi bagi Flo sendiri tak ada masalah. Ia mencintai bentuk tubuhnya mau bagaimanapun.

Seorang gadis yang memiliki tubuh setengah dari ukuran badan Flo tiba-tiba mengambil posisi duduk disebelahnya. Rambut sebahu dengan tulang selangka di atas dada begitu tercetak jelas membuatnya terlihat sempurna.

“Sendiri lagi?” Tanya gadis itu berbasa-basi.

Flo hanya menoleh sekilas sambil berdecak melihat sahabat satu-satunya disekolahan itu. Flo pun heran mengapa gadis seperti Lylia mau berteman dengannya.

“Selalunya seperti itu bukan? Oh ya, apakah kau mau roti lapis? Nenek ku membuat lebih tadi.” Flo menawarkan roti lapisnya kapada Lylia.

Lylia hanya menatap ragu kotak bersisi roti lapis Flo. Perutnya terasa lapar melihat roti milik Flo yang begitu nikmat. Masalahnya ia sudah makan di rumah dan jam makan siang masih ada beberapa jam lagi.

“Ya ya.. Tidak mungkin seorang Lylia makan dengan jadwal yang tidak teratur.” Lanjut Flo tanpa melihat raut wajah Lylia.

“Kau tidak ingin diet Flo? Aku rasa berat tubuhmu sudah jauh dari kata normal kau tau?” Kata Lylia memberi saran dan hanya dianggap angin lalu oleh Flo.

“Hei!! Bersyukurlah aku dapat merasakan berbagai jenis makanan tanpa pantangan. Huh, badan kering seperti mereka perlu asupan.” Ujar Flo tak peduli.

Inilah yang membuat Flo merasa bahagia dalam menjalani hidup, tak seperti kebanyakan gadis lain yang rela menahan lapar demi menjaga bentuk tubuh. Hal yang cukup bodoh menurut Flo.

“Sekali terkena angin mungkin tubuh mereka juga ikut terbawa hoho..”

Raut wajah Lylia menjadi masam mendengar ucapan Flo.

“Hei!! Kau menyindirku ya? Aku kan hanya mengikuti standar kecantikan dunia, berharap suatu saat nanti aku bisa menjadi seorang model dunia, mempunyai jam terbang tinggi, dan tentunya fo-”

“-fotomu terpajang di seluruh majalah fashion. Kau selalu saja mengatakan kalimat yang sama jika membahas standar kecantikan.” Jelas Flo memotong keantusiasan Lylia.

Sedangkan Lylia hanya tertawa malu mendengarnya. Sahabatnya satu ini walau bertubuh tambun tapi Lylia tak merasa malu sama sekali. Justru Lylia merasa jika Flo itu spesial dan tidak tebal muka. 

***

Terkadang Flo merasa lelah dengan ukuran badannya yang sangat besar. Tak ayal membuatnya merasa tidak percaya diri saat bertemu tatap dengan seorang pria yang ia sukai.

“Itu bukannya Ken? Hoaa, Ken semakin tampan saja.” Teriak Flo tertahan saat melihat pria pujaannya tengah bermain basket di lapangan.

Oh ayolah! Flo juga seorang gadis yang bisa menyukai pria. Hanya saja ia sadar diri dengan tubuhnya yang jauh dari idaman pria manapun.

Sorakan semangat dari para gadis yang ditujukan untuk Ken membuat Flo lagi dan lagi menghela nafas.

“Sudahlah Flo, cukup mengaguminya saja dan jangan berharap lebih. Pria hampir sempurna seperti dia mana mau dengan kau yang begitu gendut.” Gumamnya dan segera pergi menjauh dari lapangan yang begitu bising.

Setibanya di rumah, ia bertemu dengan sang nenek yang tengah asik membuat jaket dari benang wol. Keahlian sang nenek perlu Flo beri penghargaan ditambah ketajaman matanya saat merajut.

“Cucu manisku telah pulang rupanya. Bagaimana sekolahmu hari ini? Masih di ejek temanmu?” Tanya nenek sambil tetap fokus merajut.

Glukk.. 

Glukk.. 

Flo meminum air putih dengan kesetanan. Cuaca yang begitu panas ditambah letih berjalan membuatnya kehausan.

“Tidak ada yang menarik nek, semuanya sama seperti biasanya. Ditambah Lylia dengan diet ekstrimnya.” Jelas Flo sambil mengambil toples makanan di atas meja.

“Keripik buah kesukaan Flo!!” Teriak Flo bahagia.

Sedangkan sang nenek hanya tertawa kecil melihat raut bahagia terpancar di wajah sang cucu karena hal kecil.

“Ya! Tadi ada yang menjual keripik buah dan tiba-tiba teringat makanan ringanmu telah menipis.”

“Hikss... Nenek memang yang terbaik.” Ujar Flo penuh drama haru.

“Ya sudah, Flo mau ke kamar dulu.” Pamit Flo kepada sang nenek tetapi diurungkan kembali.

“Apa ibu dan ayah masih belum mau menemui Flo, nek?”

Aktivitas tangan nenek pun terhenti mendengar pertanyaan sang cucu. Ekspresi wajah sang nenek membuat Flo mengerti.

“Hehe... Mungkin ibu dan ayah masih sibuk dengan pekerjaan mereka. Setidaknya beliau masih mengingatku dengan mengirimkan uang tiap bulan.” Lanjut Flo kembali ceria lagi. Sedangkan sang nenek hanya mampu menghela nafas.

“Cucuku yang malang! Bersabarlah sedikit! ”

Di dalam kamar, Flo tengah menatap dirinya melalui bayangan cermin. Kebiasaan yang selalu ia lakukan tiap pulang sekolah.

Walaupun Flo nampak tak peduli dengan cibirian teman sekolahnya, namun saat dirumah Flo memikirkan semua ucapan mereka.

“Lemak di bawah dagu, paha besar, lipatan lemak di perut, pantas saja mereka mengataiku "babi gemuk". Gumam Flo yang mulutnya tetap aktif mengunyah.

Saat berkaca di cermin pun ia selalu berdecak kasihan pada dirinya sendiri.

“Ckk! Oh Tuhan, lemak ini kapan menghilang dari tubuhku? Rasanya aku ingin berpindah dimensi saja.” Sedih Flo pada bayangan dirinya sendiri dan tak lupa tangannya memasukkan keripik buah yang menjadi favoritnya.

“Hari yang cukup melelahkan. Menonton sambil tiduran tidak buruk juga.” Ujar Flo dan segera mengambil posisi nyaman diatas kasur tanpa mengganti pakaiannya.

***

Di dalam sebuah ruangan kuno, sekumpulan orang tengah menunduk sedih meratapi seorang wanita yang sudah dinyatakan meninggal beberapa jam yang lalu.

Luka panjang bekas cambukan begitu mengerikan bagi siapa saja yang melihatnya.

“Permaisuri hamba mohon bangunlah hikss...” Seru mereka semua kepada wanita yang mereka sebut sebagai permaisuri itu.

“Permaisuri!! Apakah Permaisuri akan melanggar janji terhadap kami para dayang setiamu??”

Suara tangis memilukan terdengar menggema di ruangan itu. Bahkan tak ada satupun yang berani untuk bergerak meninggalkan sosok wanita yang mereka panggil sebagai permaisuri .

Suara tangisan begitu menusuk di indra pendengaran Flo. Apakah suara televisi di kamarnya begitu kencang hingga membuatnya merasa terganggu?

“Suara tangisannya begitu jelek. Aishh! Kemana remotnya? Huh, mengganggu waktu tidurku saja.” Gumam Flo yang mana membuat beberapa orang yang melihatnya merasa terkejut.

Para dayang begitu terkejut melihat suatu keajaiban yang terjadi di hadapan mereka. Orang mati hidup kembali!!!

“Permaisuri hidup kembali!!! Cepat panggil tabib Yong kemari!” Seru salah seorang dayang setelah sadar dari keterkejutannya.

***

“Tabib, bagaimana keadaan permaisuri? Apakah permaisuri baik-baik saja?” Tanya seorang dayang beruntun.

“Kau tau dayang wan, seumur hidupku mengabdi sebagai seorang tabib belum pernah aku menemukan kejaiaban seperti ini. Sang dewa begitu bermurah hati memberikan kesempatan hidup kepada sang permaisuri. Dan kau tau, entah bagaimana bisa seluruh racun dalam tubuh permaisuri hilang begitu saja. Aku tak dapat merasakan lagi jika permaisuri masih terkena racun.” Jelas Tabib Yong.

Para dayang pengikut setia permaisuri begitu bahagia mendengar jika junjungan mereka masih diselamatkan sang Dewa.

Perbincangan para dayang dengan sang Tabib terhenti begitu saja setelah mendengar teriakan dari sang pelaku.

“Ya Tuhan, mengapa kau mengirimku ke tempat entah berantah seperti ini?? Cepat bawa aku kembali ke dimensiku!!” Teriak Flo sesaat mendengar perbincangan mereka, ditambah pikirannya tak dapat mencerna hal yang tidak masuk akal seperti ini.

Terkejut! Permintaannya kepada Tuhan saat bercermin mengapa malah terkabul? Lelucon macam apa lagi ini? Sepertinya ia tengah bermimpi tetapi.... Tunggu!!!

“Huaaa.. Lemak tubuhku kemana??” Teriaknya semakin histeris saat memegang perut dan tangannya yang terlihat berbeda dibanding dulu meski ada bekas luka.

“Permaisuri ada apa? Harap tenanglah!!” Ujar Dayang Wan.

Rasanya Flo ingin pingsan saja berharap ini semua hanyalah mimpi belaka.

1..

2..

3..

Bruk... 

“PERMAISURI!!”

Terpopuler

Comments

Nhi E

Nhi E

hy aku mampir Thor . Salam dari JANGAN REMEHKAN WANITA GENDUT

2023-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!